Inilah Faktor yang Tingkatkan Risiko Lichen Sclerosus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Agustus 2019
Inilah Faktor yang Tingkatkan Risiko Lichen SclerosusInilah Faktor yang Tingkatkan Risiko Lichen Sclerosus

Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan organ intim adalah hal yang wajib dilakukan baik oleh pria maupun wanita. Pasalnya, ada berbagai macam masalah kesehatan yang bisa menyerang organ kelamin. Salah satunya adalah Lichen Sclerosus (LS). Lichen Sclerosus adalah masalah kulit kronis yang sering menyerang organ intim dan anus, tetapi bisa juga terjadi di kulit bagian tubuh mana saja. Masalah kulit ini sebenarnya bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Namun, yang berisiko paling besar adalah wanita yang sudah memasuki masa menopause. Yuk, ketahui beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena Lichen Sclerosus di sini.

Baca juga: Waspada, Wanita Sudah Menopause Berisiko Terkena Osteoporosis

Mengenal Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus adalah masalah kulit yang biasanya terjadi pada daerah genital, seperti vulva (bibir vagina bagian luar) pada wanita, sedangkan pada pria, penyakit ini bisa menyerang kulup atau ujung penis. Namun, kadang-kadang LS juga bisa muncul di tubuh bagian atas, seperti dada dan lengan. Lichen Sclerosus ditandai dengan munculnya bercak putih pada area kulit yang terkena penyakit ini yang bisa bikin pengidapnya merasa tidak nyaman. Meski demikian, LS bukan penyakit menular dan tidak bisa menyebar melalui hubungan seksual.

Ketahui Penyebab dan Faktor Risikonya

Penyebab lichen sclerosus masih belum diketahui secara pasti, tetapi ketidakseimbangan hormon diduga berperan dalam menyebabkan terjadinya penyakit ini.

Berikut ini faktor-faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko Lichen Sclerosus:

1. Jenis Kelamin. Wanita berisiko 6 kali lebih besar terkena LS dibanding pria, terutama wanita yang sudah memasuki masa menopause. Hal ini diduga akibat kekurangan hormon estrogen. Sedangkan pada pria, risiko lichen sclerosus lebih besar terjadi pada pria yang belum disunat. Hal ini karena sisa urine bisa terkumpul pada kulit kulup dan menimbulkan kerusakan kecil pada kulit kulup yang bila terjadi terus-menerus bisa meningkatkan risiko LS.
Baca juga: Ini Perbedaan Pria Disunat dan Tidak dari Segi Kesehatan

2. Usia. Risiko Lichen Sclerosus lebih besar pada wanita usia paruh baya yang sudah menopause dibanding pada anak-anak yang belum memasuki masa pubertas.

3. Faktor Genetik. Orang yang memiliki riwayat keluarga mengidap LS berisiko lebih tinggi terkena gangguan kulit yang sama.

4. Faktor autoimun. Orang-orang yang mengidap penyakit autoimun, seperti penyakit autoimun thyroid, arthritis rheumatoid, dan vitiligo juga berisiko tinggi terserang lichen sclerosus.

5. Faktor hormonal. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, wanita pasca menopause lebih berisiko terkena Lichen Sclerosus karena pada saat itu, hormon estrogen dan hormon androgenik, seperti testosterone bebas dan androstenedion akan menurun. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa perubahan hormon sangat berpengaruh terhadap timbulnya LS.

6. Faktor Lainnya. Kerusakan kulit yang sudah pernah terjadi sebelumnya diduga juga bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kulit ini. 

Bagi kamu yang memiliki faktor risiko di atas, sebaiknya lebih waspada terhadap lichen sclerosus. Penting juga bagi kamu untuk mengetahui gejala lichen sclerosus agar bisa segera melakukan penanganan lebih dini.

Gejala Lichen Sclerosus

Pada kasus lichen sclerosus yang masih dalam tahap ringan, gejalanya biasanya tidak terlalu terasa atau terlihat jelas. Berdasarkan lokasinya, gejala LS bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • LS Vulva. Jenis lichen sclerosus ini tidak hanya terjadi pada area vulva, tetapi juga bisa menyebar hingga ke kulit di sekitar anus. Gejala lain yang biasanya menyertai LS vulva adalah rasa gatal yang akan bertambah parah pada malam hari. Selain itu, kulit pengidap yang terkena penyakit ini bisa semakin menipis, berkeriput, muncul memar, luka lepuh, dan borok, terutama setelah digaruk. 

  • LS Ekstra Genital. Jenis lichen sclerosus ini ditandai dengan munculnya satu atau beberapa bercak pada paha dalam, bokong, punggung bawah, perut, dan di bawah payudara. Gejala lainnya adalah folikel rambut yang terlihat jelas, kulit kering, memar, luka lepuh, dan borok.

  • LS Penis. Daerah genital yang terkena LS akan berwarna putih, mengeras dan terdapat jaringan parut.

Bila mengalami gejala lichen sclerosus di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan. 

Baca juga: Pengobatan untuk Mengatasi Lichen Sclerosus

Kamu juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membicarakan masalah kesehatan di daerah genital yang kamu alami dan minta saran kesehatan. Enggak perlu malu, kamu bisa menghubungi dokter melalui fitur Talk to A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:

Mayo Clinic (2019). Lichen Sclerosus - Symptoms and Causes.
WebMD (2019). Lichen Sclerosus: Causes, Symptoms, Diagnosis, Treatment.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan