Advertisement

Inner Child: Pengertian, Dampak Luka, dan Cara Penyembuhannya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Caisar Dewi Maulina   10 April 2025

Inner child adalah representasi psikologis dari diri kita di masa kanak-kanak. Pengalaman traumatis atau pola asuh yang kurang suportif dapat menyebabkan luka pada inner child.

Inner Child: Pengertian, Dampak Luka, dan Cara PenyembuhannyaInner Child: Pengertian, Dampak Luka, dan Cara Penyembuhannya

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Inner Child?
  2. Dampak Luka Inner Child yang Perlu Diwaspadai
  3. Penyebab Terbentuknya Luka Inner Child
  4. Kenali Gejala Luka Inner Child pada Diri Sendiri
  5. Cara Menyembuhkan Luka Inner Child
  6. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
  7. Kesimpulan

Apa Itu Inner Child?

Inner child adalah konsep dalam psikologi yang menggambarkan bagian dari kepribadian seseorang yang menyimpan ingatan, emosi, dan keyakinan dari masa kecil. 

Bagian ini terus memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak dalam kehidupan dewasanya. Menurut psikolog klinis, luka pada inner child dapat memicu berbagai masalah emosional dan perilaku di kemudian hari.

Dampak Luka Inner Child yang Perlu Diwaspadai

Luka pada inner child dapat termanifestasi dalam berbagai cara, seperti:

  • Kesulitan dalam hubungan: Kesulitan mempercayai orang lain, takut akan penolakan, atau pola hubungan yang tidak sehat.
  • Masalah emosional: Kecemasan berlebihan, depresi, mudah marah, atau kesulitan mengelola emosi.
  • Perilaku destruktif: Kecanduan, makan berlebihan, atau perilaku impulsif lainnya.
  • Harga diri rendah: Merasa tidak berharga, tidak mampu, atau tidak dicintai.
  • Perfeksionisme: Tuntutan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Penyebab Terbentuknya Luka Inner Child

Luka inner child sering kali disebabkan oleh pengalaman-pengalaman negatif di masa kanak-kanak, termasuk:

  • Trauma: Kekerasan fisik, emosional, atau seksual.
  • Penelantaran: Kurangnya perhatian, kasih sayang, atau kebutuhan dasar.
  • Pola asuh yang tidak sehat: Kritik yang berlebihan, kontrol yang ketat, atau kurangnya dukungan emosional.
  • Kehilangan:Kematian orang tua atau orang terdekat.
  • Perceraian orang tua: Konflik dan ketidakstabilan keluarga.

Mau tahu cara berdamai dengan masa lalu? Baca di artikel ini: “Lakukan 5 Tips Ini untuk Atasi Trauma Masa Lalu”.

Kenali Gejala Luka Inner Child pada Diri Sendiri

Beberapa gejala umum yang menunjukkan adanya luka pada inner child meliputi:

  • Reaksi emosional yang berlebihan: Merespons situasi kecil dengan kemarahan, kesedihan, atau ketakutan yang tidak proporsional.
  • Pola perilaku yang berulang: Melakukan kesalahan yang sama berulang kali dalam hubungan atau pekerjaan.
  • Kritik diri: Selalu menyalahkan diri sendiri atas segala sesuatu.
  • Kesulitan menerima pujian: Merasa tidak pantas menerima pujian atau merasa tidak nyaman saat dipuji.
  • Merasa tidak aman: Selalu merasa cemas atau takut akan hal-hal yang tidak pasti.
  • Mencari validasi dari orang lain: Ketergantungan pada pendapat orang lain untuk merasa berharga.

Kamu bisa membaca artikel ini untuk memahami lebih lanjut ciri-ciri inner child yang terluka: “Kenali Tanda-Tanda Inner Child yang sedang Terluka”.

Cara Menyembuhkan Luka Inner Child

Proses penyembuhan inner child membutuhkan waktu dan kesabaran. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Kenali dan Akui Emosi

Izinkan diri kamu untuk merasakan dan mengakui emosi yang muncul, tanpa menghakimi. Cobalah menulis jurnal untuk membantu memproses perasaan.

2. Berbicara dengan Inner Child

 Bayangkan diri kamu sebagai anak kecil yang terluka, dan berikan kata-kata yang penuh kasih sayang, pengertian, dan dukungan.

3. Menulis Surat

Tulis surat kepada orang yang menyakiti kamu di masa lalu, ungkapkan perasaan kamu, dan lepaskan amarah serta kekecewaan.

4. Terapi

Berkonsultasi dengan terapis dapat membantu kamu memproses trauma masa lalu dan mengembangkan strategi koping yang sehat. Terapi seperti terapi seni atau terapi bermain juga bisa efektif.

5. Self-Care 

Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan menenangkan, seperti membaca buku, mendengarkan musik, atau menghabiskan waktu di alam.

6. Visualisasi

Bayangkan diri kamu sebagai anak kecil yang aman, bahagia, dan dicintai.

Menurut WHO, kesehatan mental adalah bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Menyembuhkan luka inner child dapat berkontribusi signifikan pada peningkatan kesejahteraan mental dan emosional.

Kamu juga bisa mencoba membaca ulasan berikut ini: “Self Healing: Cara Diri Mengatasi Trauma dan Luka Masa Lalu”.

Apa Kata Studi tentang Dampak  Inner Child?

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-being pada tahun 2016, meneliti bagaimana pengalaman masa kecil memengaruhi kehidupan seseorang hingga usia lanjut.

Studi ini mewawancarai 13 lansia berusia 70–91 tahun dan menemukan bahwa kenangan masa kecil, baik yang menyenangkan maupun sulit, tetap berpengaruh sepanjang hidup.

Menurut para peneliti, memahami pengalaman masa kecil dapat membantu meningkatkan kesejahteraan lansia, dan memberikan dukungan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan emosional mereka.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika kamu mengalami kesulitan dalam menyembuhkan luka inner child sendiri, atau jika luka tersebut sangat mengganggu kehidupan sehari-hari kamu, segera berkonsultasi dengan psikolog di Halodoc 

Psikolog dapat memberikan dukungan, panduan, dan strategi yang tepat untuk membantu kamu dalam proses penyembuhan.

Kesimpulan

inner child adalah bagian penting dari diri kita yang perlu diperhatikan dan dirawat. Luka pada inner child dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional. 

Dengan mengenali luka tersebut dan mengambil langkah-langkah untuk menyembuhkannya, kamu dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. 8 Ways to Start Healing Your Inner Child.
Healthline. Diakses pada 2025. Finding and Getting to Know Your Inner Child.
Psychology Today. Diakses pada 2025. Carrying a Wounded Inner Child Into Your Relationships?
Van der Kolk, B. A. (2014). The body keeps the score: Brain, mind, and body in the healing of trauma. Viking.
 Young, J. E., Klosko, J. S., & Weishaar, M. E. (2003). Schema therapy: A practitioner’s guide. Guilford Press.