Jajan Sembarangan Picu Sindrom Iritasi Usus?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   10 Maret 2020
Jajan Sembarangan Picu Sindrom Iritasi Usus?Jajan Sembarangan Picu Sindrom Iritasi Usus?

Halodoc, Jakarta - Sindrom iritasi usus, atau yang dikenal dengan irritable bowel syndrome (IBS) merupakan penyakit pada usus besar, yang ditandai dengan nyeri perut, perut kembung, diare, atau konstipasi. Perlu diketahui bahwa sindrom iritasi usus merupakan penyakit yang dapat kambuh secara berulang dan dapat muncul karena berbagai macam faktor. Apakah jajan sembarangan menjadi salah satu pemicunya?

Baca juga: Suka Jajan Sembarangan? Hati-hati Disentri

Jajan Sembarangan Picu Sindrom Iritasi Usus, Mengapa?

Perlu diketahui bahwa sindrom iritasi usus dapat disebabkan oleh pola jajan sembarangan yang sering kamu lakukan. Makanan yang dijajakan di pinggir jalan, sebagian besar menjadi pemicu dari penyakit ini, karena mengandung bahan-bahan yang dapat menimbulkan gejala. Beberapa makanan yang dapat menimbulkan gejala sindrom iritasi usus, yaitu makanan dengan pemanis buatan, makanan dengan lemak tiruan, makanan bersantan, gorengan, serta minuman berkarbonasi.

Bukan hanya jajan sembarangan saja yang menjadi pemicu dari sindrom iritasi usus. Sejumlah faktor risiko berikut ini juga menjadi pemicu:

  • Masalah Psikologis Seseorang

Masalah psikologis seperti stres atau emosi berlebihan dapat menjadi pemicu dari sindrom iritasi usus. Pasalnya, ketika seseorang stres, stres akan mengganggu kondisi otak, sehingga sistem pencernaan pun ikut terganggu. 

  • Mengidap Infeksi Saluran Pencernaan

Pengidap sindrom iritasi usus akan memiliki gerakan usus yang berbeda dari orang sehat lainnya. Bukan hanya itu, pengidap juga memiliki hipersensitivitas visceral, peradangan, dan bakteri usus yang berbeda. Dengan kondisi yang berbeda dari orang sehat pada umumnya, kondisi tersebut yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan.

  • Adanya Riwayat Genetik 

Sindrom iritasi usus dapat dipengaruhi oleh faktor genetika seseorang. Jadi jika orangtua atau keluarga terdekat mengidap penyakit yang sama, kemungkinan kamu untuk mengidap sindrom iritasi usus menjadi lebih tinggi.

Selain beberapa hal tersebut, seseorang dengan jenis kelamin perempuan akan memiliki risiko dua kali lipat terserang sindrom iritasi usus. Hal tersebut dipicu oleh hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi seseorang. Ketika kamu memiliki faktor risikonya, tidak ada salahnya untuk diskusikan hal tersebut dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Si Kecil Suka Jajan Sembarangan, Ini Dampaknya

Adakah Langkah Mencegah Sindrom Iritasi Usus?

Langkah tersebut dapat dilakukan guna mencegah atau meringankan gejala sindrom iritasi usus pada pengidapnya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan, di antaranya:

  • Jangan Jajan Sembarangan

Ini menjadi hal yang utama. Selain dapat memicu terjadinya sindrom iritasi usus, jajan sembarangan dapat menyebabkan peradangan organ dalam yang bisa muncul kapan saja. Meskipun kamu menyukainya, kamu perlu menghindarinya untuk menjaga kesehatan ususmu!

  • Konsumsi Makanan Berserat

Jenis serat yang baik untuk mengurangi gejala sindrom iritasi usus adalah serat larut air. Namun, hati-hati dalam mengonsumsinya, karena ketika kadarnya berlebihan, dapat memperburuk sakit perut yang kamu alami. Sebaiknya makan sedikit demi sedikit secara teratur dan bertahap, hingga usus terbiasa dalam mengolah makanan.

  • Rutin Berolahraga

Berolahraga dapat membantu merangsang pergerakan usus dan mengurangi stres. Seseorang yang jarang berolahraga akan lebih rentan mengalami kekambuhan sindrom iritasi usus, dibanding mereka yang rutin berolahraga dan mengelola stres dengan baik.

Baca juga: Sering Jajan di Pinggir Jalan Bisa Kena Tipes?

Sindrom iritasi usus merupakan gangguan pencernaan yang belum diketahui pasti penyebabnya, sehingga pengobatannya akan sulit dilakukan. Dengan tidak jajan sembarangan, selalu menjaga asupan serat, serta mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, sindrom iritasi usus dapat diatasi dengan baik.

Referensi:

NCBI. Diakses pada 2020. Prevalence, Risk Factors, and Outcomes of Irritable Bowel Syndrome After Infectious Enteritis: a Systematic Review and Meta-analysis.
WebMD. Diakses pada 2020. Who Is at Risk for Irritable Bowel Syndrome (IBS)?
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Irritable Bowel Syndrome.

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan