Advertisement

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Mythomania dengan Kebohongan Biasa

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Januari 2023

“Mythomania adalah kebohongan yang diutarakan secara terus-menerus untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan. Sementara kebohongan biasa biasanya dilakukan untuk kesenangan atau menutupi kesalahan.”

Jangan Keliru, Ini Perbedaan Mythomania dengan Kebohongan BiasaJangan Keliru, Ini Perbedaan Mythomania dengan Kebohongan Biasa

Halodoc, Jakarta – Meski mythomania dan kebohongan biasa merupakan jenis kebohongan, keduanya memiliki karakteristik yang khas. Perbedaan keduanya sangat jelas terlihat dari gejala yang dialami oleh pelaku.

Mythomania, misalnya, mereka memiliki ciri manipulatif, egois, dan licik. Gangguan ini juga merupakan tanda peringatan adanya gangguan kepribadian antisosial. Ini umum dikenal dengan istilah ‘psikopat’.

Sementara kebohongan biasa, seseorang biasa melakukan ini untuk menutupi kebenaran dari peristiwa. Selain itu, pelaku juga cenderung berbohong untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain.

Perbedaan Mythomania dan Kebohongan Biasa

Perbedaaan dapat terlihat dari sisi gejala yang dialami oleh pelaku, antara lain:

Mythomania

  • Pelaku tidak akan pernah berhenti berbohong dan melakukannya dengan sedikit kesadaran.
  • Pelaku mengembangkan mekanisme koping yang dimulai sejak kanak-kanak dan semakin parah ketika dewasa.
  • Pelaku terkait dengan beberapa jenis gangguan mental, seperti psikopat, gangguan kepribadian antisosial (APD) dan gangguan kepribadian narsistik (NPD).
  • Pelaku berbohong untuk menghindari peristiwa traumatis yang terjadi dalam hidupnya, seperti pelecehan.
  • Pelaku berorientasi pada tujuan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
  • Pelaku tidak bisa menghargai hak dan perasaan orang lain.
  • Pelaku cenderung manipulatif dan licik.
  • Pelaku mengarang cerita yang luar biasa dan mengatakannya pada semua orang.
  • Pelaku mempercayai kebohongan yang mereka ungkapkan adalah kenyataan.
  • Pelaku adalah pembohong yang hebat karena kebohongan mereka sangat terstruktur. Karena ini, lawan bicara sulit membedakan antara kebenaran dari kebohongan.
  • Pelaku sangat percaya diri saat berbohong, seperti menatap mata lawan bicara. Mereka menggunakan cara ini sebagai mekanisme pertahanan. 
  • Pelaku cenderung defensif ketika ada yang mengkonfrontasinya.

Pembohong biasa

  • Pelaku berbohong karena kebiasaan.
  • Pelaku cenderung membengkokkan kebenaran tentang segala hal. 
  • Pelaku akan merasa canggung dan tidak nyaman ketika jujur atau mengatakan hal yang sebenarnya.
  • Pelaku mengembangkan kebohongan sejak kanak-kanak, karena sering melihat orang tua atau lingkungannya berbohong.
  • Pelaku cenderung menghindari konfrontasi dengan kebenaran, sehingga mereka tetap bebas berbohong.
  • Pelaku biasanya terkait dengan gangguan mental, seperti gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD), gangguan bipolar, dan gangguan kepribadian ambang.
  • Pelaku tidak terlalu manipulatif dan licik, melainkan hanya berbohong karena kebiasaan. Ini merupakan respons otomatis yang sulit untuk dihentikan.
  • Pelaku cenderung berbohong karena beberapa alasan, tapi tidak terstruktur. Karena itu, lawan bicara biasanya mudah menebak kebohongannya.
  • Pelaku menampilkan perilaku berbohong, seperti menghindari kontak mata, berkeringat, dan terbata-bata saat berbicara.
  • Pelaku sering berbohong tanpa alasan yang jelas, dilakukan secara spontan, dan tidak berpikir terlebih dulu.
  • Pelaku tahu perbedaan antara kenyataan dan kebohongan yang mereka utarakan.
  • Pelaku cenderung mengaku berbohong ketika dihadapkan dengan situasi yang kepepet.

Sebaiknya jauhi atau hindari seseorang dengan karakteristik mythomania maupun kebohongan biasa. Sebab, berteman atau menjalin hubungan dengan mereka akan menimbulkan trust issues yang bisa merugikan diri sendiri.

Jika sedang terjebak dalam situasi tersebut, sebaiknya tanya psikolog atau psikiater terkait langkah tepat untuk menghadapinya. Kamu juga bisa mendapatkan informasi seputar kesehatan mental lainnya dengan mendownload Halodoc sekarang juga.

Referensi:
MedicineNet. Diakses pada 2023. What Is the Difference Between a Pathological Liar and a Compulsive Liar?
Healthline. Diakses pada 2023. How Do I Cope with Someone Being a Pathological Liar?