Jangan Keliru, Inilah Mitos dan Fakta Seputar Obesitas

Halodoc, Jakarta - Mungkin kamu pernah mendengar mitos bahwa berhubungan seks dapat membakar kalori. Mitos bahwa obesitas terjadi karena seseorang malas melakukan aktivitas fisik, kebiasaan ngemil, dan pola makan yang buruk.
Perlu kamu ketahui bahwa tingkat obesitas dapat meningkat seiring berkembangnya mitos dan kesalahpahaman mengenai kondisi tubuh ini. Mungkin banyak yang belum mengetahui tentang penyebab atau cara terbaik untuk menangani obesitas. Sebelum mengambil tindakan untuk menangani, sebaiknya ketahui lebih dulu mengenai kebenaran sebuah mitos mengenai obesitas.
Baca Juga: Pahami Tips Turunkan Berat Badan untuk Anak Obesitas
- Mitos 1: Obesitas Disebabkan oleh Pilihan Gaya Hidup yang Buruk
Obesitas sering kali dianggap sebagai pilihan gaya hidup yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik. Mungkin kamu sering mendengar bahwa orang yang obesitas adalah orang yang malas dan kurang motivasi.
Faktanya, seseorang bisa mengalami obesitas karena banyak sekali faktor. Meskipun pola makan dan kurang olahraga mungkin berperan, ada beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan obesitas.
Bagi kebanyakan orang, obesitas bukan hanya akibat dari membuat pilihan yang buruk dalam hidup. Stres, kesehatan tidur, hormon, kondisi medis, faktor genetik, dan berbagai faktor lingkungan dan ekonomi lainnya juga menunjukkan bukti kontribusi terhadap peningkatan obesitas.
- Mitos 2: Penurunan Berat Badan Akan Memperbaiki Semua Masalah Kesehatan
Faktanya, penurunan berat badan bisa menyebabkan masalah kesehatan. Penurunan berat badan dapat meningkatan kesehatan secara keseluruhan, tapi juga berkaitan dengan stres psikologis, gangguan hormon, dan komplikasi metabolik. Menurunkan berat badan terlalu cepat juga bisa menyebabkan kekurangan nutrisi, masalah tidur, batu empedu, dan komplikasi lainnya.
- Mitos 3: Penurunan Berat Badan Hanya Tentang Kalori masuk dan Kalori Keluar
Faktanya, meskipun pentingnya kalori untuk menurunkan berat badan tidak dapat disangkal, namun jenis pemikiran ini terlalu sederhana. Makronutrien seperti protein, lemak, dan karbohidrat dapat memiliki efek beragam pada tubuh.
Kalori yang dikonsumsi memengaruhi jumlah energi yang digunakan. Makanan yang kamu makan juga dapat memengaruhi hormon yang mengatur kapan dan seberapa banyak kamu makan. Beberapa makanan dapat menyebabkan perubahan hormon yang mendorong penambahan berat badan.
Baca juga: 5 Penyebab Depresi yang Sering Diabaikan
- Mitos 4: Berkurangan Berat Badan Adalah Ukuran Penting Kesuksesan Diet
Faktanya, kesuksesan diet harus diukur dari kesehatan, bukan penurunan berat badan. Kunci sukses jangka panjang adalah berfokus pada membuat pilihan yang sehat mengenai diet dan olahraga, bukan tentang jumlah berat badan yang kamu kurangi.
- Mitos 5: Banyak Makan Buah dan Sayuran dapat Mengatasi Obesitas
Faktanya, preferensi makanan dan kurangnya pendidikan tentang makanan sehat mungkin berperan lebih besar pada obesitas. Preferensi mengenai makanan berperan lebih kuat dalam membuat pilihan makanan sehat. Diperlukan pengetahuan mengenai diet dan kesehatan.
- Mitos 6: Menyusu ASI Membantu Mencegah Obesitas pada Bayi
Faktanya, meskipun menyusui memiliki keuntungan bagi ibu dan anak, namun belum dapat dipastikan apakah menyusu ASI dapat mencegah obesitas.
- Mitos 7: Sekali Berhubungan Seks Bisa Membakar Hingga 300 Kkal.
Faktanya, perbandingannya sangat sedikit dan kebanyakan kegiatan berhubungan intim akan berakhir beristirahat di kasur.
Baca juga: Obesitas Lebih Berisiko Terkena Asam Urat?
Perlu kamu ketahui bahwa obesitas adalah kondisi tubuh yang kompleks. Masih banyak yang belum diketahui secara pasti. Itulah sebabnya orang cenderung mengasosiasikannya dengan mitos-mitos yang tidak tepat.
Memisahkan fakta dari mitos mengenai obesitas akan membantu kamu lebih memahami kondisi tubuh ini. Jika kamu hidup dengan obesitas, dengan mengetahui kebenaran dapat membantu kamu mendapatkan penanganan yang tepat.
Pastikan pula untuk selalu berdiskusi pada dokter melalui aplikasi Halodoc jika terjadi gangguan kesehatan akibat obesitas. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!
Referensi: