Jangan Percaya Mitos Tentang Kulit Sensitif Ini

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   08 Februari 2021
Jangan Percaya Mitos Tentang Kulit Sensitif IniJangan Percaya Mitos Tentang Kulit Sensitif Ini

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu tipe orang yang sangat berhati-hati saat membeli pembersih wajah, produk skincare lain atau make up? Tampaknya, hanya mereka yang memiliki masalah kulit sensitif yang memiliki keluhan seperti ini. Namun, ternyata kamu tidak sendirian, ternyata sekitar setengah dari populasi akan mengalami gejala kulit sensitif, tetapi bisa sangat bervariasi dari orang ke orang. 

Hingga kini juga masih banyak kebingungan tentang apa yang menyebabkannya, bagaimana mendiagnosisnya, dan bagaimana mengobatinya. Daripada kondisi kulit semakin memburuk, sebaiknya ketahui fakta dan mitos kulit sensitif berikut, sehingga kamu paham bagaimana cara tepat menanganinya. 

Baca juga: Punya Kulit Sensitif, Ini Perawatan Wajah yang Tepat 

Berbagai Mitos Kulit Sensitif

Berikut ini adalah beberapa mitos kulit sensitif yang tak perlu kamu percayai lagi beserta fakta sebenarnya:

Mitos # 1: Produk hipoalergenik aman digunakan pada kulit sensitif.

Dalam hal perawatan kulit sensitif, kamu mungkin tertarik pada produk dengan label "hipoalergenik" atau "alami". Namun perlu diketahui, label ini tidak menjamin kulit tidak akan mengalami reaksi yang merugikan. U.S. Food and Drugs Administration tidak mengatur susunan kata atau klaim yang dibuat oleh produsen produk pada label mereka. Sebaliknya, kamu harus membaca daftar bahan dengan hati-hati untuk memeriksa potensi iritasi. Kamu juga perlu mempertimbangkan untuk melakukan uji tempel, di mana kamu menerapkan sedikit produk ke area seperti lengan dan perhatikan reaksinya.

Mitos # 2: Kulit sensitif adalah hasil dari reaksi alergi.

Beberapa kasus kulit sensitif terjadi karena alergi, tetapi lebih sering terjadi karena kulit terlalu aktif, bukan alergi. Reaksi dapat terjadi sebagai respons terhadap sesuatu yang bersifat kimiawi, seperti bahan dalam produk wajah, atau dapat dihasilkan dari sesuatu yang bersifat fisik, seperti matahari, angin, atau suhu ekstrem. Kulit sensitif bahkan dapat memiliki pemicu psikologis, seperti stres, atau terjadi akibat kondisi kulit lainnya, seperti eksim dan rosacea.

Mitos # 3: Kulit sensitif selalu kering.

Kulit kering seringkali sensitif dan ini terjadi karena kurangnya kelembapan mengganggu pelindung kulit, sehingga membuatnya lebih mudah teriritasi oleh benda luar. Namun, ada hal lain yang dapat mengganggu pelindung kulit, meskipun kamu memiliki kulit berminyak atau kombinasi. Sayangnya, memang sangat sulit untuk menemukan produk perawatan kulit yang mengatasi hal-hal seperti jerawat dan komedo, tetapi tidak menyebabkan iritasi lebih lanjut. Oleh karena itu, kamu mungkin perlu saran dari dokter. 

Baca juga: Bayi Punya Kulit Sensitif, Perhatikan 3 Hal Ini 

Mitos # 4: Kulit sensitif hanya terjadi di wajah.

Area paling umum untuk menemukan kulit sensitif adalah di wajah, terutama di sekitar bibir atas, dagu, dan dahi, tetapi kebanyakan orang dengan kulit sensitif juga memilikinya di bagian tubuh lain. Kulit kepala sering terkena gejala seperti gatal dan ketombe. Tangan, kaki, leher, batang tubuh, dan area genital juga rentan terhadap kepekaan. Jika kamu memiliki kulit sensitif, perhatikan deterjen, losion tubuh, dan kain pakaian, karena beberapa di antaranya juga bisa sangat mengganggu. 

Mitos # 5: Kulit sensitif akan selalu mengalami masalah

Kulit sensitif sebetulnya bisa datang dan pergi. Jika kamu dapat mengidentifikasi apa yang memicunya, kamu mungkin dapat mengurangi gejala. Mulailah dengan evaluasi oleh dokter. Dokter mungkin dapat mendiagnosis dan merawat kondisi kulit yang mendasarinya atau melakukan pengujian untuk menunjukkan kepekaan terhadap zat tertentu. Penting juga untuk diperhatikan jika kamu tiba-tiba mengembangkan kulit sensitif, itu tidak selalu karena produk baru. Tubuh bisa menjadi sensitif terhadap sesuatu yang telah kamu gunakan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Faktor-faktor seperti penuaan dan perubahan lingkungan juga dapat berkontribusi pada perkembangan kulit sensitif.

Mitos # 6: Kamu tidak boleh memakai makeup jika memiliki kulit sensitif

Kosmetik sering kali memicu kulit sensitif, tetapi itu tidak berarti kamu harus tetap terbebas dari makeup. Dokter mungkin merekomendasikan untuk tidak menggunakan riasan untuk waktu yang singkat dan perlahan-lahan memperkenalkan kembali produk satu per satu sambil menilai reaksinya. Hindari riasan dengan bahan yang tidak perlu, gunakan bedak sebagai pengganti krim atau losion, dan gunakan riasan yang mudah dibersihkan dengan air. Hidrasi yang tepat dan penggunaan tabir surya fisik, seperti titanium dioksida, juga membantu dalam mempertahankan pelindung kulit yang baik.

Baca juga: Pemilik Kulit Sensitif, Hati-Hati Memakai Masker Bahan Alami

Jika kamu merasa memiliki kulit sensitif, sebaiknya kunjungi dokter di klinik kecantikan atau rumah sakit untuk mendapatkan saran kesehatan bahkan mendapatkan produk perawatan kulit yang mereka rancang khusus untukmu. Kamu bisa buat janji di rumah sakit atau klinik kecantikan dengan mudah di Halodoc, dengan begitu, kamu jadi tak perlu membuang waktu lebih lama hanya untuk menunggu giliran. Praktis bukan? Yuk, gunakan Halodoc untuk buat janji temu dengan dokter kulit sekarang juga!

Referensi:
Healthgrades. Diakses pada 2021. 6 Myths About Sensitive Skin.
Web MD. Diakses pada 2021. Is Sensitive Skin a Myth?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan