Kacamata Bisa Cegah Virus Corona, Mitos atau Fakta?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 September 2020
Kacamata Bisa Cegah Virus Corona, Mitos atau Fakta?Kacamata Bisa Cegah Virus Corona, Mitos atau Fakta?

Halodoc, Jakarta - Bagi pengguna kacamata, penggunaan masker sebagai bagian dari protokol kesehatan selama pandemi virus corona memang memiliki tantangan sendiri. Hanya pengguna kacamata yang paham repotnya menyeka kacamata saat masker wajah membuat alat bantu penglihatan ini mulai berembun karena udara yang seharusnya mengarah lurus, malah naik ke atas wajah. Namun, tahukah kamu bahwa pengguna kacamata juga memiliki keuntungan sendiri dalam melindungi diri dari paparan virus SARS-CoV-2? Pasalnya, para peneliti di China telah menemukan bahwa orang-orang yang memakai kacamata tampaknya berisiko lebih rendah tertular COVID-19. 

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Ophthalmology, di Wuhan tercatat bahwa hanya sedikit pasien berkacamata yang dirawat di rumah sakit akibat mengidap COVID-19. Untuk menyelidiki lebih lanjut, mereka pun mengumpulkan data tentang pemakaian kacamata dari semua pasien dengan COVID-19 sebagai bagian dari riwayat kesehatan mereka. Lantas, bagaimana hasil penelitiannya? Simak ulasannya berikut!

Baca juga: Waspada, Virus Corona Disebut Bisa Menyebar Lewat Mata

Kacamata Bantu Cegah Virus Corona?

Masih dalam penelitian yang sama, sebuah studi kecil menemukan bahwa hanya 16 (5,8 persen) dari 276 pasien yang dirawat dengan COVID-19 memakai kacamata selama lebih dari delapan jam sehari. Ketika mereka menentukan bahwa semua pasien ini rabun dekat, mereka selanjutnya mencari proporsi orang dengan miopia (rabun jauh) di Provinsi Hubei, di mana rumah sakit itu berada. Mereka pun menemukan bahwa proporsi penerimaan rumah sakit COVID-19 terhadap pasien dengan miopia lima kali lebih rendah daripada yang diharapkan dari populasi itu.

Pengamatan ini memang cukup menarik. Namun karena ini masih penelitian tunggal, maka tampaknya penelitian lebih luas perlu dilakukan untuk membuktikan kebenarannya. Seperti yang sudah diketahui, pelindung mata selalu menjadi komponen penting dari alat pelindung diri (APD), tetapi besarnya perbedaan yang dilaporkan oleh penelitian ini menimbulkan kecurigaan. Jadi, bukan berarti penelitian tersebut tidak nyata, melainkan para peneliti berharap agar tidak terjadi perubahan perilaku skala besar (seperti memakai kacamata bersama dengan masker wajah) sampai penelitian yang lebih luas sudah dikonfirmasi. 

Baca juga: Gejala Tak Umum Corona yang Harus Diwaspadai

Mata adalah Jendela Virus 

Faktanya, mata adalah salah satu jalur untuk virus bisa masuk ke dalam tubuh kita. Pasalnya, sebagian besar tubuh kita ditutupi dengan kulit pelindung, yang sangat efektif untuk mencegah virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh kita. Sayangnya “selaput” yang jauh lebih tipis menutupi saluran udara, sistem pencernaan, dan mata. Peran dari selaput tipis ini adalah untuk memungkinkan benda-benda eksternal seperti oksigen, makanan, dan dalam kasus mata, cahaya, masuk ke dalam tubuh kita. Sayangnya, virus juga telah belajar memanfaatkan titik masuk ini.

Mengutip Huffpost, Dr Khan menyebutkan bahwa sangat mungkin mata menjadi jalur penting virus corona masuk ke tubuh. Apalagi banyak tercatat bahwa pasien yang mengalami gejala mata seperti konjungtivitis, yang menandakan infeksi. Ini alasan APD dirancang untuk melindungi tiga titik tersebut,yakni dengan menggunakan masker wajah, kacamata, dan pakaian pelindung. Namun sebagian besar orang mengira bahwa serangan virus ini ditularkan melalui udara, padahal cara utama partikel virus mencapai titik lemah ini sebenarnya melalui tangan. Tanpa sengaja kamu akan menyentuh mata sehingga virus bisa masuk ke mata, hidung, atau mulut. Jadi, anjuran cukup masuk akal jika WHO meminta semua orang untuk sering mencuci tangan, selama 20 detik atau lebih, dan menghindari menyentuh wajah.

Secara teoritis, memakai kacamata merupakan penghalang ekstra di depan mata kita. Meski begitu, kacamata hanya akan cocok untuk mengurangi risiko tertular COVID-19 dalam pengaturan medis jika ia memiliki penutup yang rapat di sekitar mata. Pasalnya kacamata biasa hanya menawarkan perlindungan di bagian depan dan samping. 

Jadi, meskipun studi baru ini sangat menarik, ada banyak alasan untuk berhati-hati dengan hasil ini. Para ahli tentu membutuhkan lebih banyak data sebelum saran apapun dapat diberikan tentang memakai kacamata selain masker.

Baca juga: Awas, Ini 8 Mitos Virus Corona yang Menyesatkan 

Kamu juga bisa tanyakan pada dokter di Halodoc mengenai tips mencegah penularan virus corona, apa lagi jika kamu tergolong orang yang aktif dan tetap harus bepergian ke luar rumah untuk mengurus pekerjaan. Dokter di Halodoc akan memberikan semua saran kesehatan yang kamu butuhkan hanya melalui smartphone. Mudah bukan? Tunggu apa lagi, download aplikasi Halodoc sekarang!

Referensi:
Huff Post. Diakses pada 2020. Are Glasses Wearer Less Likely to Catch Coronavirus?
The Conversation. Diakses pada 2020. Does Wearing Glasses Protect You from Coronavirus?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan