Advertisement

Kapan Induksi Persalinan Dilakukan pada Ibu Hamil? Ini Faktanya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Enrico Hervianto SpOG   13 Oktober 2025

Induksi persalinan menjadi pilihan ketika ada risiko bagi kesehatan ibu atau janin jika kehamilan dibiarkan berlanjut.

Kapan Induksi Persalinan Dilakukan pada Ibu Hamil? Ini FaktanyaKapan Induksi Persalinan Dilakukan pada Ibu Hamil? Ini Faktanya

DAFTAR ISI

  1. Kapan Induksi Persalinan Dilakukan?
  2. Kondisi yang Membutuhkan Induksi Persalinan
  3. Prosedur Induksi Persalinan
  4. Persiapan Sebelum Induksi Persalinan
  5. Risiko Induksi Persalinan yang Perlu Diketahui
  6. Tips Agar Persalinan Lancar Setelah Induksi

Induksi persalinan adalah prosedur medis untuk merangsang kontraksi rahim agar proses persalinan dimulai.

Tindakan ini dilakukan saat kehamilan telah mencapai usia cukup bulan, tetapi persalinan tidak terjadi secara alami.

Induksi persalinan menjadi pilihan ketika ada risiko bagi kesehatan ibu atau janin jika kehamilan dibiarkan berlanjut.

Menurut WHO, induksi persalinan harus dilakukan berdasarkan indikasi medis yang jelas dan dengan pemantauan ketat.

Tujuan utama dari induksi persalinan adalah untuk memulai proses persalinan yang aman dan efektif. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode medis yang terbukti, seperti pemberian obat-obatan atau pemecahan ketuban.

Induksi persalinan dilakukan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan lengkap dan tenaga medis terlatih.

Kapan Induksi Persalinan Dilakukan?

Induksi persalinan umumnya dilakukan ketika terdapat indikasi medis yang mengharuskan bayi dilahirkan lebih cepat.

Beberapa kondisi yang memerlukan induksi persalinan antara lain:

  • Kehamilan Postterm: Melewati tanggal perkiraan lahir (lebih dari 40 minggu) meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan bayi.
  • Ketuban Pecah Dini (KPD): Ketuban pecah sebelum kontraksi dimulai meningkatkan risiko infeksi.
  • Preeklampsia: Tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ pada ibu hamil.
  • Diabetes Gestasional: Diabetes yang berkembang selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi jika kehamilan berlanjut.
  • Pertumbuhan Janin Terhambat (IUGR): Janin tidak tumbuh sesuai dengan usia kehamilan.
  • Oligohidramnion: Kondisi air ketuban yang terlalu sedikit.

Keputusan untuk melakukan induksi persalinan harus didiskusikan secara matang dengan dokter kandungan.

Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu dan janin, serta usia kehamilan, sebelum merekomendasikan induksi.

Ketahui lebih dalam mengenai Apa Itu Keguguran? Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya di sini.

Kondisi yang Membutuhkan Induksi Persalinan

Selain kondisi yang telah disebutkan, ada beberapa indikasi medis lain yang memerlukan induksi persalinan:

  • Riwayat Persalinan Cepat: Jika ibu memiliki riwayat persalinan yang sangat cepat, induksi dapat membantu mengendalikan proses persalinan.
  • Masalah dengan Plasenta: Seperti solusio plasenta atau plasenta previa.
  • Kondisi Medis Ibu: Seperti penyakit jantung atau ginjal yang memburuk.

Induksi persalinan tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk semua ibu hamil.

Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mempertimbangkan semua faktor risiko sebelum membuat keputusan.

Prosedur Induksi Persalinan

Ada beberapa metode induksi persalinan yang umum dilakukan, antara lain:

  • Pemberian Prostaglandin: Obat ini membantu melunakkan serviks dan merangsang kontraksi. Prostaglandin dapat diberikan dalam bentuk pil atau supositoria vagina.
  • Pemasangan Kateter Foley: Kateter dengan balon di ujungnya dimasukkan ke dalam serviks dan diisi dengan cairan untuk membantu membuka serviks.
  • Pecah Ketuban (Amniotomi): Dokter akan membuat lubang kecil pada selaput ketuban untuk memecah ketuban.
  • Pemberian Oksitosin: Oksitosin adalah hormon yang merangsang kontraksi rahim. Obat ini diberikan melalui infus.

Prosedur induksi persalinan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing ibu hamil.

Dokter akan memantau kondisi ibu dan janin selama proses induksi untuk memastikan keamanan dan efektivitas prosedur.

Jika punya keluhan atau informasi lebih lanjut seputar kehamilan, Ini Pilihan Dokter Kandungan di Halodoc yang Bisa Dihubungi.

Persiapan Sebelum Induksi Persalinan

Sebelum menjalani induksi persalinan, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan:

  • Konsultasi dengan Dokter: Diskusikan semua kekhawatiran dan pertanyaan dengan dokter.
  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi ibu dan janin stabil.
  • Puasa: Dokter mungkin akan meminta ibu untuk berpuasa selama beberapa jam sebelum induksi.
  • Persiapan Mental: Memahami prosedur dan apa yang diharapkan dapat membantu mengurangi kecemasan.

Pastikan ibu hamil merasa nyaman dan rileks sebelum menjalani induksi persalinan.

Dukungan dari keluarga dan tenaga medis sangat penting untuk kelancaran proses persalinan.

Risiko Induksi Persalinan yang Perlu Diketahui

Meskipun induksi persalinan umumnya aman, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:

  • Gagal Induksi: Induksi tidak berhasil memulai persalinan, dan mungkin diperlukan operasi caesar.
  • Kontraksi Berlebihan: Kontraksi yang terlalu kuat atau terlalu sering dapat membahayakan janin.
  • Infeksi: Risiko infeksi meningkat setelah ketuban pecah.
  • Prolaps Tali Pusat: Tali pusat keluar dari rahim sebelum bayi lahir.
  • Distres Janin: Janin mengalami kekurangan oksigen selama persalinan.
  • Perdarahan Pascapersalinan: Risiko perdarahan setelah melahirkan meningkat.

Dokter akan memantau kondisi ibu dan janin selama proses induksi untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Komunikasikan dengan dokter jika ada keluhan atau kekhawatiran selama proses induksi.

Tips Agar Persalinan Lancar Setelah Induksi

Setelah induksi persalinan dimulai, ada beberapa tips yang dapat membantu memperlancar proses persalinan:

  • Bergerak Aktif: Berjalan-jalan atau mengubah posisi dapat membantu mempercepat pembukaan serviks.
  • Relaksasi: Teknik pernapasan dan relaksasi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketegangan.
  • Hidrasi: Minum banyak cairan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
  • Dukungan: Minta dukungan dari pasangan, keluarga, atau tenaga medis.

Setiap persalinan berbeda, jadi penting untuk tetap fleksibel dan mengikuti saran dari tenaga medis.

Percayalah pada kemampuan tubuhmu dan tetaplah positif.

Meskipun induksi persalinan umumnya aman, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan.

Konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mendapatkan informasi dan saran yang tepat mengenai induksi persalinan.

Manfaatkan layanan Halodoc untuk mendukung kehamilan dan persalinan yang sehat.

Referensi:
National Health Service – UK. Diakses pada 2025. Inducing labour
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Labor and delivery, postpartum care Print
American Pregnancy Association. Diakses pada 2025. Inducing labor.

FAQ

1. Apakah induksi persalinan selalu berhasil?

Tidak, induksi persalinan tidak selalu berhasil. Jika induksi tidak berhasil memulai persalinan, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi caesar.

2. Apakah induksi persalinan lebih sakit daripada persalinan normal?

Beberapa wanita melaporkan bahwa kontraksi akibat induksi lebih intens daripada kontraksi alami. Namun, rasa sakit adalah pengalaman subjektif dan bervariasi pada setiap individu.

3. Berapa lama proses induksi persalinan berlangsung?

Waktu yang dibutuhkan untuk induksi persalinan bervariasi, tergantung pada kondisi masing-masing ibu hamil dan metode induksi yang digunakan. Proses induksi bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari.

4. Apakah ada cara alami untuk memicu persalinan?

Beberapa metode alami seperti berjalan kaki, berhubungan seks, dan mengonsumsi makanan tertentu diklaim dapat memicu persalinan. Namun, efektivitas metode ini belum terbukti secara ilmiah.