Kata Dokter: Dampak Konsumsi Makanan Ultra Proses bagi Kesehatan

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 September 2022

“Sudah bukan rahasia lagi bahwa konsumsi makanan ultra proses bisa menimbulkan banyak dampak untuk kesehatan. Seperti misalnya obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskular, depresi, dan masih banyak lagi.”

Kata Dokter: Dampak Konsumsi Makanan Ultra Proses bagi KesehatanKata Dokter: Dampak Konsumsi Makanan Ultra Proses bagi Kesehatan

Halodoc, Jakarta – Makanan olahan dan makanan ultra proses adalah formulasi industri yang dibuat dengan mendekonstruksi makanan utuh menjadi konstituen kimia. Ini kemudian mengubah susunan zat dan menggabungkannya kembali dengan bahan tambahan sehingga didapatkan produk alternatif dari makanan segar, makanan olahan minimal, dan makanan yang cepat saji. 

Sebagian besar makanan ultra proses dibuat, dijual, dan dipromosikan oleh suatu pabrikan besar. Mereka dibentuk agar siap dikonsumsi, terjangkau, dan memiliki rasa yang lezat, sehingga dapat menggantikan makanan lain. Sayangnya, tujuan produsen untuk meraup keuntungan dari makanan ini tampaknya berhasil. Ini bisa dilihat dari kegemaran masyarakat untuk mengonsumsinya. 

Dampak Makanan Ultra Proses untuk Kesehatan

Tinjauan sistematis dan meta-analisis dari sebuah penelitian kohort besar yang dilakukan di seluruh dunia menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra proses dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit. Seperti misalnya obesitas, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, serta depresi. 

Beberapa kondisi lain yang dilaporkan mungkin terjadi akibat konsumsi makanan ultra proses antara lain gangguan metabolisme lemak, asam urat, penurunan fungsi ginjal, penyakit hati non-alkohol, penyakit Crohn hingga kanker payudara.

Sebuah survei diet di 13 negara menunjukkan bahwa asupan makanan olahan yang tinggi seringkali dikaitkan dengan beberapa ketidakseimbangan nutrisi. Sumber masalah dari makanan ultra proses adalah profil nutrisi yang tidak seimbang dan tidak sesuai dengan kebutuhan umum tubuh manusia.

Namun, penelitian dari studi lain mengungkapkan terdapat hubungan antara konsumsi makanan ultra proses dengan kejadian penyakit kronik, bahkan setelah subyek penelitian melakukan kontrol terhadap nutrisi makanannya. 

Pada penelitian tersebut, subyek yang mengonsumsi makanan ultra proses dengan menghitung kandungan makronutrien, gula, natrium, dan serat sesuai dengan kebutuhannya dibandingkan dengan subyek yang tidak mengonsumsi makanan ultra proses sama sekali. 

Mereka yang mengonsumsi makanan  ultra proses ini pun dilaporkan adanya peningkatan kalori hingga 500 kkal per hari. Hal tersebut pun menyebabkan penumpukan akumulasi lemak pada tubuh.  

Temuan ini sejalan dengan satu penelitian prospektif skala besar di Italia. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan ultra proses berhubungan dengan tingkat kejadian penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi . Ini juga menjadi penyebab kematian yang berhubungan dengan kardiovaskular.

Bahkan, studi skala besar lain di Amerika Serikat menunjukkan bahwa peningkatan makanan ultra proses juga berhubungan dengan kematian akibat kanker usus besar yang lebih tinggi pada pria.

Mengapa Makanan Jenis Ini Berbahaya untuk Kesehatan?

Sebagian besar makanan ultra proses adalah makanan padat energi, tinggi lemak, gula, dan garam serta rendah serat dan mikronutrien. Jenis makanan ini meliputi minuman ringan, makanan ringan kemasan, roti, kue, biskuit, sereal, minuman buah, dan margarin. Produk siap saji yang telah diproses sebelumnya juga termasuk, seperti burger, pasta, dan pizza siap saji.

Efek buruk dari makanan ultra proses dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme yang dipicu oleh komponen non-gizi, seperti bahan aditif makanan, bahan kontak makanan, senyawa neo-formed, dan degradasi matriks makanan akibat pengolahan bertingkat. 

Para peneliti di Amerika Serikat menyatakan bahwa selain profil gizi yang buruk, makanan ultra proses umumnya mengandung bahan aditif seperti pengemulsi makanan dan pemanis buatan. Beberapa jenis di antaranya telah diketahui mampu meningkatkan potensi peradangan pada usus dan mengganggu keseimbangan mikrobioma usus. Oleh karena itu, mereka mampu meningkatkan risiko kanker pada usus besar. 

Oleh karena itu, memformulasi ulang makanan ultra proses bukanlah solusi. Ini biasanya dilakukan dengan metode seperti mengganti gula dengan pemanis buatan, atau lemak dengan pati termodifikasi, serta menambahkan serat, vitamin, dan mineral. Makanan ultra proses yang diformulasikan ulang akan tetap meningkatkan risiko kejadian penyakit kronis melalui peningkatan kalori secara umum dan interaksi bahan kimia pembentuknya.

Apa yang Harus Dilakukan?

Akibat aktivitas individu yang semakin padat, waktu untuk mengolah makanan segar sendiri di rumah semakin berkurang.  Oleh karena itu, masyarakat cenderung mencari solusi makanan yang praktis dan cepat.

Nah, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi asupan makanan ultra proses antara lain:

  • Mengganti makanan ringan kemasan dengan buah-buahan segar.
  • Membatasi asupan makanan ultra proses dengan makanan olahan sederhana seperti daging yang dibekukan, susu UHT, atau buah dan sayur siap makan.
  • Mengurangi asupan makanan atau minuman ringan tinggi gula dengan membaca kandungan yan tercetak pada label makanan.
  • Mengurangi asupan minuman ringan dengan konsumsi air mineral atau minuman lainnya yang diproses langsung seperti jus buah dan kopi atau teh yang baru diseduh. 

Ingat, asupan makanan dan minuman ultra proses dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di masyarakat. Artinya beban biaya kesehatan yang ditimbulkan akibat penyakit tersebut akan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dari konsumsi makanan itu sendiri.

Selain itu, peran aktif masyarakat dalam mengurangi konsumsi makanan ultra proses perlu dukungan pemerintah. Caranya dengan menjaga peredaran makanan dan peningkatan edukasi terkait hubungan konsumsi makanan ultra proses dan kejadian penyakit kronis di masa mendatang. 

Itulah pembahasan mengenai dampak makanan ultra proses pada kesehatan secara keseluruhan. Jika kamu atau orang terdekat mengalami masalah kesehatan, kamu kini bisa tanya pada dokter di Halodoc dan meminta saran kesehatan darinya. Praktis bukan? Tungg apa lagi, yuk  download Halodoc sekarang juga! 

Ditulis oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim 

Referensi:
Harvard Medical School. Diakses pada 2022. What Are Ultra-Processed Foods and Are They Bad for Our Health?
The Hospitals Contribution Fund of Australia. Diakses pada 2022. Ultra-Processed Foods: What Are the Health Risks?
Nutrients. Diakses pada 2022. The Effects of Ultra-Processed Food Consumption—Is There Any Action Needed?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan