Kata Dokter: Fungsi Paru-Paru Kembali Normal Usai Infeksi COVID-19

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   19 Oktober 2021

“Coronavirus jelas akan membuat kerusakan paru-paru, tetapi tingkat keparahan yang dialami pasien bisa berbeda-beda. Jika seseorang berhasil sembuh dari infeksi ini, maka mereka tetap perlu melakukan perawatan untuk mengembalikan fungsi paru-parunya dalam beberapa bulan bahkan satu tahun.”

Kata Dokter: Fungsi Paru-Paru Kembali Normal Usai Infeksi COVID-19Kata Dokter: Fungsi Paru-Paru Kembali Normal Usai Infeksi COVID-19

Halodoc, Jakarta – Seperti halnya penyakit pernapasan lain, COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang berkepanjangan. Sejauh ini para ahli terus mempelajari efek infeksi SARS-CoV-2 ini untuk semakin memahami bagaimana mereka memengaruhi paru-paru usai kesembuhan. 

COVID-19 jelas dapat menyebabkan komplikasi paru-paru, seperti pneumonia dan, dalam kasus yang paling parah adalah sindrom gangguan pernapasan akut. Sepsis juga bisa menjadi kemungkinan komplikasi lain dari COVID-19, yang menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru dan organ lainnya.

Baca juga: 3 Latihan untuk Memulihkan Fungsi Paru-Paru setelah Terinfeksi COVID-19

Tiga Faktor Menentukan Besar Kecilnya Kerusakan Paru-Paru Akibat Virus Corona

Mengutip Johns Hopkins Medicine, ada tiga faktor yang memengaruhi risiko kerusakan paru-paru pada infeksi COVID-19 dan seberapa besar kemungkinan orang tersebut pulih dan mendapatkan kembali fungsi paru-parunya:

  1. Tingkat Keparahan Penyakit

Pertama adalah tingkat keparahan infeksi virus corona itu sendiri, apakah orang tersebut memiliki kasus ringan, atau parah.  Kasus yang lebih ringan cenderung menyebabkan bekas luka yang bertahan lama di jaringan paru-paru.

  1. Kondisi Kesehatan

Kedua adalah apakah ada masalah kesehatan yang ada, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau penyakit jantung yang dapat meningkatkan risiko penyakit parah. Orang yang lebih tua juga lebih rentan untuk kasus COVID-19 yang parah. Jaringan paru-paru mereka mungkin kurang elastis dan kekebalan mungkin melemah karena usia lanjut.

  1. Tindakan Pengobatan 

Pengobatan adalah faktor ketiga. Pemulihan pasien dan kesehatan paru-paru jangka panjang akan tergantung pada jenis perawatan apa yang mereka dapatkan, dan seberapa cepat pengobatan dilakukan. Dukungan tepat waktu di rumah sakit untuk pasien yang sakit parah dapat meminimalkan kerusakan paru-paru.

Baca juga:  Ini 4 Cara Meningkatkan Saturasi Oksigen saat Terinfeksi COVID-19

Adakah Cara Mengurangi Kerusakan Paru-Paru? 

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi kemungkinan kerusakan paru-paru. Jika kamu memiliki masalah kesehatan yang menempatkan diri pada risiko yang lebih tinggi, pastikan kamu melakukan semua yang bisa untuk meminimalkan kemungkinan tertular virus. 

Selain itu, pastikan bahwa kondisi kesehatan kronis yang kini dialami telah dikelola sebaik mungkin. Misalnya, orang yang hidup dengan diabetes, COPD, atau penyakit jantung harus sangat berhati-hati untuk mengelola kondisi tersebut, dengan memantau dan meminum obat sesuai petunjuk.

Nutrisi dan hidrasi yang tepat juga dapat membantu pasien menghindari komplikasi COVID-19. Tetap konsumsi makanan bergizi untuk kesehatan secara keseluruhan. Hidrasi yang tepat mempertahankan volume darah dan selaput lendir yang sehat dalam sistem pernapasan, yang dapat membantu mereka melawan infeksi dan kerusakan jaringan dengan lebih baik.

Selain itu, hindari merokok, rokok elektrik, atau paparan terhadap asap rokok dan polusi udara. Semua hal ini bisa meningkatkan keparahan COVID-19. 

Baca juga: 5 Makanan yang Bisa Meningkatkan Fungsi Paru-Paru

Bisakah Kerusakan Akibat COVID-19 Dipulihkan?

Setelah kasus COVID-19 yang serius, paru-paru pasien dapat pulih, tetapi tidak dalam waktu singkat. Pemulihan dari kerusakan paru-paru membutuhkan waktu. Ada cedera awal pada paru-paru, diikuti dengan jaringan parut. Seiring waktu, jaringan akan sembuh, tetapi perlu waktu tiga bulan hingga satu tahun atau lebih agar fungsi paru-paru seseorang kembali ke tingkat sebelum COVID-19.

Penyembuhan paru-paru itu sendiri dapat menghasilkan gejala. Seperti halnya patah tulang kaki, pasien akan membutuhkan gips selama berbulan-bulan dan gipsnya dilepas. Tidak ada yang akan bisa segera berlari dengan tulang kaki yang baru sembuh. Saat kaki menguat dan otot tumbuh kembali, pasien akan mengalami ketidaknyamanan dari penyembuhan ini. Ini juga yang dialami paru-paru usai sembuh dari COVID-19. Dokter dan pasien sama-sama harus siap untuk melanjutkan pengobatan dan terapi. 

Jika kamu atau orang terdekat ada yang baru saja sembuh dari COVID-19, ada baiknya tetap memeriksakan kondisi kesehatan di rumah sakit setelahnya. Kamu pun bisa buat janji dengan dokter paru di rumah sakit terdekat menggunakan Halodoc. Pantau terus kondisi paru-paru dan lakukan perawatan yang disarankan dokter spesialis paru.

This image has an empty alt attribute; its file name is Banner_Web_Artikel-01.jpeg
Referensi:
Johns Hopkins Medicine. Diakses pada 2021. COVID-19 Lung Damage.
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. COVID-19 (coronavirus): Long-Term Effects.
WebMD. Diakses pada 2021. What Does COVID-19 Do to Your Lungs?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan