Kenalan dengan Carcinoma Ductal In Situ, Fase Awal Penyakit Kanker
“Carcinoma ductal in situ terjadi ketika muncul sel abnormal di saluran sekitar payudara perempuan. Kondisi ini bersifat jinak tapi berisiko untuk bermutasi menjadi kanker payudara invasif.”

Halodoc, Jakarta – Carcinoma ductal in situ atau DCIS adalah fase awal dari kanker payudara yang sifatnya jinak. Kondisi ini terjadi ketika adanya keberadaan sel abnormal di saluran tubuh pada payudara perempuan. Meski sifatnya jinak atau non-invasif, DCIS adalah bentuk paling paling awal kanker payudara karena ada risiko menjadi invasif.
Simak lebih lanjut ulasan tentang carcinoma ductal in situ, mulai dari penyebab, diagnosis, hingga penanganannya berikut ini!
Penyebab dan Diagnosis Carcinoma Ductal In Situ
Penelitian untuk memastikan penyebab carcinoma ductal in situ masih belum memiliki konklusi yang jelas. DCIS bisa terbentuk karena mutasi genetik terjadi pada DNA seseorang, khususnya di bagian saluran susu payudara.
Mutasi ini menyebabkan sel menjadi abnormal dan ada kemungkinan bertumbuh menjadi DCIS. Meski begitu, ada faktor lain seperti pola hidup atau kondisi kesehatan tertentu yang bisa meningkatkan risikonya.
Diagnosis DCIS biasanya dokter lakukan ketika seseorang melakukan skrining kanker payudara atau mengecek keberadaan benjolan abnormal pada payudara. Umumnya, kondisi ini terdiagnosis sendiri tanpa adanya diagnosis penyakit lain. Namun, kadang diagnosis DCIS juga bisa bersamaan dengan diagnosis kanker payudara invasif.
Sejauh ini, ahli kesehatan masih belum bisa memastikan apa yang menyebabkan carcinoma ductal in situ bermutasi menjadi kanker payudara invasif dan berbahaya. Maka dari itu, perlu ada penanganan untuk mengobati DCIS.
Cara Menangani Carcinoma Ductal In Situ
Penanganan DCIS bisa dokter lakukan dengan tiga cara utama. Biasanya pilihan yang akan dokter sarankan adalah operasi atau radiasi. Selain itu, setelah prosedur medis selesai pengidap bisa menjalani terapi hormon. Berikut ini penjelasannya:
1. Operasi
Pembedahan untuk pengidap DCIS terbagi menjadi dua pilihan, yaitu lumpectomy atau mastectomy. Perbedaan antara keduanya adalah cara kerja prosedur mastectomy yakni dengan mengangkat payudara secara keseluruhan, sedangkan lumpectomy berusaha mempertahankan sebanyak mungkin bagian payudara yang masih sehat. Namun, risiko DCIS tetap bermutasi menjadi kanker payudara jika melakukan lumpectomy.
Umumnya prosedur yang paling sering pasien pilih adalah lumpectomy dengan tambahan jenis terapi lain seperti radiasi atau hormon. Namun, mastectomy bisa menjadi pilihan jika DCIS pada seseorang ukurannya cukup besar atau DCIS terdapat pada lebih dari satu area. Pengidap DCIS yang sedang hamil atau sensitif terhadap efek radiasi juga tidak bisa melakukan lumpectomy, jadi dokter akan menyarankan untuk melakukan mastectomy.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah pengobatan lanjutan setelah pengidap menjalani operasi lumpectomy. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa sel-sel kanker benar hilang seluruhnya.
Cara kerja prosedur ini adalah penggunaan sinar-X untuk membunuh sel kanker sehingga kemungkinan terjadinya DCIS lagi atau terjadinya kanker payudara semakin berkurang. Tidak semua pengidap perlu melakukan terapi radiasi jika carcinoma ductal in situ yang mereka miliki tidak berukuran besar.
3. Terapi hormon
Bagi pengidap DCIS tertentu seperti yang sudah lanjut usia, melakukan lumpectomy saja tidak bisa mengatasi kondisinya dan terapi radiasi tidak memungkinkan. Maka dari itu, terapi hormon bisa pasien lakukan.
Hormon yang dokter berikan berupa taximofen atau atau aromatase inhibitor. Fungsinya adalah untuk memblokir hormon estrogen yang bisa memicu pertumbuhan sel-sel kanker payudara.
Namun, perlu kamu ketahui bahwa pengobatan ini hanya efektif untuk melawan kanker yang tumbuh karena pengaruh hormon estrogen. Selain itu, pengobatan ini hanya perlu dokter lakukan jika pengidap memilih lumpectomy dan bukan mastectomy.
Itulah hal-hal yang kamu harus tahu tentang carcinoma ductal in situ. Untuk pencegahan kanker payudara lebih lanjut, kamu juga bisa mencari tahu soal Gejala Kanker Payudara yang Kerap Tidak Disadari.
Kalau kamu masih memiliki pertanyaan tentang kanker payudara, jangan ragu untuk langsung melakukan konsultasi lebih lanjut dengan hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc.
Sekarang kamu bisa berkonsultasi dengan praktis kapan saja dan dari mana saja. Tunggu apa lagi? Ayo download Halodoc sekarang juga!
