Kenali 4 Fase Penyakit Kawasaki yang Rentan Menyerang Balita
Halodoc, Jakarta - Ibu, jangan pernah menganggap remeh jika sang buah hati mengalami demam yang disertai dengan munculnya ruam merah pada tubuhnya selama berhari-hari. Kondisi tersebut dapat menjadi gejala awal anak mengalami penyakit Kawasaki, salah satu jenis penyakit langka yang menyerang bagian pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya peradangan.
Gangguan kesehatan ini rentan terjadi pada anak usia satu hingga dua tahun. Namun, sering kali ia baru mendapatkan penanganan ketika telah masuk pada fase akut, yang ditandai munculnya gangguan lain pada pembuluh darah dan jantungnya. Padahal, jika tidak ditangani dengan segera, penyakit ini bisa berakibat sangat fatal bagi Si Kecil.
Meski begitu, para ahli belum mengetahui secara pasti yang menyebabkan sang buah hati mengalami penyakit Kawasaki. Beberapa beranggapan bahwa gangguan kesehatan ini terjadi karena virus, tetapi kemudian diragukan karena penyakit ini tidak menular seperti penyakit karena virus lainnya. Pendapat lain menganggap gangguan kesehatan ini adalah jenis penyakit autoimun.
Fase Gejala Penyakit Kawasaki
Munculnya gejala penyakit Kawasaki ini dapat dijelaskan menjadi 3 tahapan, yaitu:
-
Fase Pertama (Fase Akut)
Fase pertama terjadi dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, gejalanya berupa demam hingga lebih dari lima hari, mata memerah tanpa adanya kotoran, munculnya ruam merah pada beberapa bagian tubuh, termasuk kelamin, bibir bengkak disertai dengan pecah-pecah dan kering, lidah membengkak dan berubah warna menjadi merah, pembengkakan pada telapak kaki dan tangan, juga pada selaput lendir yang berada di leher.
Pasalnya, gejala awal ini sering kali diabaikan oleh orang tua, karena tampak sama dengan penyakit lainnya, seperti campak, demam, penyakit gondok, atau alergi. Meski begitu, pemberian antibiotik atau antiperik pada anak yang mengidap penyakit Kawasaki tidak akan menurunkan demam, sehingga sebaiknya segera bawa anak ke dokter.
-
Fase Kedua (Fase Subakut)
Memasuki minggu ke enam, anak menuju fase lanjutan, atau disebut fase subakut. Pada tahapan ini, gejala yang muncul berupa kulit kaki dan tangan mengelupas, terutama pada bagian ujung jari, diare, nyeri pada persendian, muntah, terasa sakit pada bagian abdominal, dan nafsu makan berkurang, bahkan hilang.
Selain itu, jumlah trombosit anak mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan hingga lebih dari 1 juta per mikroliter darah atau terjadinya trombositosis dan aneurisma koroner. Apabila Si Kecil masih tetap demam hingga fase ini, kemungkinan terjadinya komplikasi jantung semakin besar, hingga berisiko terjadinya kematian.
-
Fase Ketiga (Fase Penyembuhan)
Fase ini berarti gejala yang timbul sudah mulai berkurang, anak akan secara perlahan mengalami penyembuhan, kecuali jika terjadi komplikasi. Biasanya, muncul garis horizontal pada kuku tangan dan kaki yang disebut Beau’s line karena munculnya penyakit yang memengaruhi tubuh keseluruhan. Pada fase ini, kemungkinan keabnormalan jantung masih ada.
-
Fase Kronis
Fase ini terjadi pada pengidap yang mengalami komplikasi jantung dan dapat berlanjut hingga anak tumbuh dewasa. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah peradangan perikardium (perikarditis), kardiomegali atau pembesaran jantung, aritmia, dan miokarditis.
Oleh karena itu, jangan sepelekan gejala sekecil apa pun pada tubuh buah hati, terlebih dengan sistem kekebalan tubuhnya yang belum terbentuk dengan sempurna. Ibu bisa download aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai masalah kesehatan yang ibu atau Si Kecil alami. Yuk, pakai aplikasi Halodoc!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan