Kenali Dampak COVID-19 pada Daya Ingat

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   31 Agustus 2021
Kenali Dampak COVID-19 pada Daya IngatKenali Dampak COVID-19 pada Daya Ingat

“Mungkin sudah banyak diketahui, bahwa infeksi COVID-19 berdampak pada sistem pernapasan. Namun, nyatanya tidak hanya sampai disitu. Pada beberapa orang, infeksi COVID-19 juga memengaruhi otak dan daya ingat. Ada berbagai penelitian, tapi masih dibutuhkan lebih banyak untuk memastikannya.”

Halodoc, Jakarta – Efek fisik langsung dari infeksi COVID-19 mungkin sudah banyak diketahui dan banyak dipelajari peneliti. Namun, masih banyak efek yang masih menjadi misteri mengenai komplikasi COVID-19 jangka panjang, khususnya pada kesehatan neuropsikologis. 

Melansir salah satu media nasional, Spesialis Saraf Konsultan Neurobehavior Dr. dr. Astuti Sp.S(K) menyampaikan bahwa ada beberapa studi yang melaporkan bahwa COVID-19 menyebabkan terjadinya peradangan pada susunan saraf pusat. Bahkan, banyak pasiennya yang mengalami gejala penurunan daya ingat akibat stroke tidak bergejala yang sering terjadi pada pasien COVID-19.

Baca juga: Terapi Plasma Darah untuk Atasi Virus Corona

Penurunan Daya Ingat Akibat Infeksi COVID-19

Tanda-tanda neurologis pascainfeksi COVID-19, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mungkin termasuk gejala seperti hilangnya penciuman, terganggunya fokus, atau brain fog (kabut otak). Brain fog merupakan gejala penurunan fungsi berpikir yang ditandai dengan mudah bingung, lupa, sulit konsentrasi, dan sulit membuat keputusan dalam aktivitas sehari-hari. Hingga saat ini, penelitian masih mempelajari bagaimana COVID-19 mempengaruhi otak dan memori selama pemulihan hingga di kemudian hari. 

Berdasarkan penelitian Norwegia yang diterbitkan di JAMA Network, para ilmuwan mengumpulkan lebih dari 53.000 sukarelawan antara 1 Februari – 15 April. Sukarelawan berusia dewasa, memiliki hasil positif maupun negatif COVID-19, dan sejumlah sukarelawan belum pernah diuji untuk mewakili populasi tertentu. 

Lebih dari 13.000 peserta menanggapi kuesioner yang dikirim tim penelitian dan sekitar 9.000 peserta ditindak lanjuti. Tim penelitian Oslo University Hospital di Norwegia ini menemukan bahwa lebih dari 1 dari 10 pasien melaporkan masalah konsentrasi atau memori, 8 bulan setelah dites positif COVID-19. 

Setidaknya 41 persen dari sukarelawan yang melaporkan mengalami masalah memori beberapa bulan setelah infeksi, mengatakan kesehatan mereka secara keseluruhan juga memburuk selama setahun terakhir. 

Dari sukarelawan yang dites positif 8 bulan setelah infeksi, sekitar 11 persen melaporkan gangguan memori atau ingatan, dan 12 persen mengalami masalah konsentrasi. Sukarelawan juga melaporkan, banyak yang mengalami masalah memori dibandingkan yang memiliki hasil negatif COVID-19 atau yang belum diuji.

Baca juga: Penggumpalan Darah Bisa Jadi Gangguan Kesehatan Serius

Selain itu, lebih dari 50 persen pasien mengalami kelelahan terus-menerus, dan 20 persen lainnya mengatakan membatasi pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Gejala yang dilaporkan relatif sama oleh ketiga kelompok, yaitu perasaan tertekan, kurang energi, atau nyeri. 

Meskipun  masalah memori tidak memberikan gambaran yang akurat 100 persen, tap masalah memori yang dilaporkan merupakan faktor risiko untuk gangguan kognitif ringan atau demensia di kemudian hari.

Gegara Peradangan pada Otak

Tampaknya dampak COVID-19 lebih dari sekedar masalah sistem pernafasan, tapi juga memengaruhi ingatan dan memori selama fase infeksi akut. 

“Hal itu karena respon peradangan besar yang dapat memengaruhi sistem pernapasan, otak, dan bagian tubuh lainnya,” kata  Ronald C. Peterson, MD, PhD, Direktur Mayo Clinic Alzheimer’s Disease Center

Namun, sepertinya masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan pengaruh COVID-19 terhadap memori. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mungkin ada beberapa komponen genetik yang mempengaruhinya.

Baca juga: Long Covid, Efek Jangka Panjang bagi Penyintas Corona

“Mungkin orang yang memiliki gen tertentu yang umum memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Alzheimer, juga dapat dikaitkan dengan risiko mengembangkan disfungsi kognitif pasca COVID-19. Kita pasti perlu melakukan penelitian tambahan untuk memastikannya. Mungkin juga ada faktor lain yang belum kami identifikasi,” jelas direktur klinik dan kedokteran fisik dan dokter rehabilitasi di Harborview Medical Center di Seattle, Janna Friedly, MD.

Itulah yang perlu diketahui mengenai potensi masalah memori atau ingatan setelah seseorang terinfeksi COVID-19. Jika kamu memiliki keluhan yang berlanjut setelah dinyatakan negatif dari infeksi COVID-19, tidak ada salahnya untuk menanyakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:
JAMA Network. Diakses pada 2021. Self-reported Memory Problems 8 Months After COVID-19 Infection
Everyday Health. Diakses pada 2021. Will Memory Problems and Cognitive Issues Post-COVID-19 Infection Increase Risk for Dementia in Later Life?
Healthline. Diakses pada 2021. COVID-19, Alzheimer’s Disease, and Memory Loss: What We Know
Liputan6.com. Diakses pada 2021. Deteksi Demensia Alzheimer Sedini Mungkin, Kenali Dampak COVID-19 pada Daya Ingat