Kenali Penyebab Anovulasi, Kondisi Tidak Terlepasnya Sel Telur Wanita

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Desember 2019
Kenali Penyebab Anovulasi, Kondisi Tidak Terlepasnya Sel Telur WanitaKenali Penyebab Anovulasi, Kondisi Tidak Terlepasnya Sel Telur Wanita

Halodoc, Jakarta – Setiap wanita yang sistem reproduksinya subur akan memproduksi satu sel telur secara rutin tiap bulannya setiap masa subur. Biasanya, masa subur tersebut terjadi pada hari ke-12 hingga ke-16 setelah siklus haid hari pertama. Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur sebagai persiapan untuk kehamilan.

Namun, ketika sel telur wanita atau ovum gagal matang dan tidak dapat dibuahi oleh sperma, maka kondisinya disebut dengan anovulasi. Anovulasi terjadi karena sel telur tersebut tidak dilepaskan oleh indung telur (ovarium) dan masuk ke tuba fallopi. Beberapa obat, kondisi, dan faktor eksternal yang memengaruhi kadar hormon dapat menyebabkan anovulasi.

Baca Juga: Faktor Ini Memengaruhi Kesuburan Wanita

Penyebab Anovulasi yang Wajib Diketahui Wanita

Sebaiknya ketahui penyebab anovulasi yang wajib diketahui oleh wanita, yaitu:

1. Penggunaan Kontrasepsi Hormonal

Beberapa metode kontrasepsi umumnya mengandung hormon yang dirancang untuk menghentikan ovulasi dan mencegah kehamilan. Kontrasepsi termasuk bentuk sintetis dari hormon progesteron dan estrogen dan beberapa hanya mengandung progesteron sintetis. Jenis-jenis metode kontrasepsi ini, contohnya pil KB, patch kontrol kelahiran, ring vagina, implan KB, alat kontrasepsi, dan suntik KB.

Obat-obatan ini mengganggu kemampuan ovarium untuk tumbuh dan melepaskan sel telur. Akibatnya, wanita yang menggunakannya akan memiliki siklus anovulasi. Setiap metode kontrasepsi menghentikan ovulasi dengan cara berbeda-beda. Jika kamu berencana untuk menggunakan salah satu di antaranya, tanyakan pada dokter untuk menentukan pilihan terbaik. Kini kamu bisa langsung berdiskusi dengan dokter melalui Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

2. Efek Samping dari Obat

Obat-obatan tertentu yang dirancang untuk mengobati kondisi lain dapat mencegah terjadinya ovulasi, sehingga wanita yang mengonsumsinya akan mengalami anovulasi. Beberapa obat-obatan tersebut, yaitu:

  • NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid). NSAID atau obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen dan naproxen menyebabkan anovulasi jika diminum oleh wanita selama 10 hari berturut-turut.

  • Herbal dan obat alami. Herbal tidak selalu aman dan menyehatkan. Pasalnya, beberapa tumbuhan mengandung zat seperti hormon yang dapat mengganggu ovulasi.

  • Krim kulit dan produk topikal. Beberapa produk mengandung estrogen atau progesteron yang dirancang untuk melawan penuaan atau membantu mengatasi masalah seperti sindrom pramenstruasi (PMS). Produk-produk ini dapat diserap ke dalam tubuh, sehingga menyebabkan anovulasi.

  • Steroid. Steroid adalah jenis hormon yang dapat mengurangi peradangan. Penggunaan steroid juga bisa mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk ovulasi.

  • Obat epilepsi atau kejang. Studi yang diungkapkan dalam Journal of Human Reproductive Sciences menyebutkan bahwa obat untuk epilepsi dan kejang dapat mengganggu ovulasi dan siklus menstruasi.

  • Perawatan kanker. Kemoterapi, radiasi, dan obat kanker dapat menyebabkan kerusakan permanen pada indung telur.

Baca Juga: Inilah 10 Faktor Kesuburan pada Wanita

Kalau kamu sedang menjalani hamil tetapi diharuskan untuk mengonsumsi salah satu obat-obatan di atas, sebaiknya diskusikan dengan dokter tentang alternatif obat-obatan atau perawatan lain yang lebih tepat dan aman untuk indung telur.

3. Kondisi Kesehatan

Wanita yang terlalu banyak berolahraga, stres, kurang berat badan atau kelebihan berat badan lebih berisiko mengalami anovulasi. Masalah kesehatan tertentu  dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh yang dibutuhkan untuk ovulasi. Kondisi ini dapat memengaruhi kelenjar tiroid, adrenal, hipotalamus, dan kelenjar hipofisis. Semua kelenjar ini berperan dalam keseimbangan hormon halus yang mengarah ke ovulasi.

Wanita yang mengidap sindrom ovarium polikistik (PCOS) biasanya memiliki terlalu banyak insulin dan testosteron yang mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan anovulasi. Untungnya, kondisi terkait hormon ini dapat diobati, sehingga pengidapnya masih punya peluang untuk mengalami ovulasi.

Wanita yang berolahraga berlebihan atau memiliki stres tinggi dapat mengalami anovulasi karena mengganggu kadar hormon. Anovulasi juga dapat terjadi dengan menopause dini. Penyebab menopause dini seringkali tidak diketahui, meskipun beberapa di antaranya disebabkan oleh obat atau kondisi medis tertentu.

Baca Juga: Ini Tanda Wanita Sedang Dalam Masa Subur

4. Berat Badan yang Tidak Normal

Pertambahan atau penurunan berat badan juga terkait erat dengan ovulasi karena hormon estrogen bergantung pada berat badan yang sehat untuk mencapai kadar normal. Obesitas atau kelebihan berat badan bisa mengakibatkan sel telur gagal matang selain karena tidak seimbangnya hormon. Banyak hasil penelitian yang mengambil kesimpulan apabila obesitas berkaitan dengan erat dengan anovulasi pada wanita. Sebab, obesitas dapat menyebabkan disfungsi ovarium maupun infertilitas.

Itulah sebabnya wanita perlu mengetahui masa ovulasi terbaiknya dengan memerhatikan gaya hidup, pola makan sehari-hari, serta melakukan pemeriksaan secara rutin.

Referensi :

Medical News Today. Diakses pada 2019. Anovulation: All you need to know.

Verywell Family. Diakses pada 2019. Anovulation and Ovulatory Dysfunction.

Healthline. Diakses pada 2019. Anovulatory Cycle: When You Don’t Release an Oocyte.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan