Kenapa Perut Bagian Bawah Sakit Padahal Tidak Haid? Ini Penyebabnya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   03 Februari 2025

Sakit perut bagian bawah saat tidak haid bisa menjadi pertanda gangguan kesehatan.

Kenapa Perut Bagian Bawah Sakit Padahal Tidak Haid? Ini PenyebabnyaKenapa Perut Bagian Bawah Sakit Padahal Tidak Haid? Ini Penyebabnya

DAFTAR ISI

  1. Kenali Penyebab Sakit Perut Bagian Bawah padahal Tidak Haid
  2. Apa Kata Riset?

Perut bagian bawah yang terasa sakit sering kali dikaitkan dengan menstruasi. Namun, bagaimana jika rasa nyeri itu muncul saat kamu tidak sedang haid? 

Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah pencernaan, infeksi, hingga gangguan pada organ reproduksi.

Penting untuk mengenali penyebabnya agar kamu bisa mengambil langkah yang tepat. Beberapa kasus mungkin tidak berbahaya dan bisa mereda dengan sendirinya, tetapi ada juga kondisi yang memerlukan perhatian medis. 

Nah, kamu bisa mengetahui lebih lanjut kemungkinan penyebab sakit perut bagian bawah berikut ini!

Kenali Penyebab Sakit Perut Bagian Bawah padahal Tidak Haid

Nyeri pada perut bagian bawah tidak selalu berkaitan dengan haid. 

Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pencernaan, infeksi, atau masalah pada organ reproduksi.

Berikut beberapa penyebab sakit perut bagian bawah yang perlu kamu ketahui:

1. Gangguan pencernaan

Gangguan pencernaan seperti gas berlebih, sembelit, atau gangguan pencernaan lainnya bisa menyebabkan rasa sakit di perut bagian bawah. 

Gas atau tinja yang terperangkap dalam usus dapat menyebabkan perut terasa kembung, tidak nyaman, atau bahkan nyeri. 

Pola makan yang buruk atau makanan yang sulit dicerna dapat memperburuk kondisi ini.

2. Radang usus buntu

Apendisitis atau radang usus buntu adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada usus buntu. 

Awalnya, rasa sakitnya bisa terasa di sekitar pusar, tetapi akan berpindah ke sisi kanan bawah perut seiring berkembangnya peradangan. 

Rasa sakit ini bisa menjadi sangat tajam, bahkan bisa menyebabkan demam, mual, dan muntah. Kondisi ini memerlukan penanganan medis segera.

3. Radang usus besar

Penyakit radang usus besar seperti kolitis atau penyakit Crohn menyebabkan peradangan pada usus besar.

Gejalanya bisa berupa nyeri perut bagian bawah, diare yang bisa disertai darah, serta demam. 

Penyakit ini dapat mempengaruhi pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan yang berulang. Apabila tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang lebih parah.

4. Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, saluran tuba, atau ovarium. 

Infeksi ini bisa menyebabkan rasa sakit pada perut bagian bawah, disertai dengan keputihan tidak normal, demam, atau rasa sakit saat berhubungan seksual. 

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, PID bisa menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti infertilitas.

5. Batu ginjal

Batu ginjal terbentuk ketika mineral dan garam dalam urin mengkristal dan membentuk batu. 

Ketika batu ginjal bergerak melalui saluran kemih, dapat menyebabkan nyeri tajam di perut bagian bawah, terutama jika batu tersebut tersangkut atau bergerak. 

Bukan hanya nyeri perut, batu ginjal dapat menyebabkan darah dalam urin, mual, dan rasa ingin buang air kecil yang sering.

6. Infeksi ginjal

Infeksi ginjal, atau pielonefritis, biasanya dimulai dari infeksi saluran kemih yang tidak diobati. 

Meskipun nyeri ginjal lebih sering terasa di punggung bagian bawah, infeksi ini juga bisa menyebabkan rasa sakit di perut bagian bawah. 

Gejala lainnya meliputi demam, menggigil, mual, serta sakit atau perih saat buang air kecil. 

Infeksi ginjal memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Selain itu, kamu harus Waspadai 6 Gejala Infeksi Ginjal yang Sering Diabaikan.

7. Infeksi Saluran Kemih

Kondisi yang menyerang kandung kemih atau uretra dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada jaringan di sekitarnya. 

ISK sering menyerang kandung kemih (sistitis), yang terletak di bagian bawah perut. Peradangan di area ini dapat menyebabkan rasa nyeri atau tekanan di perut bagian bawah.

Selain itu, infeksi dapat menyebabkan kandung kemih berkontraksi lebih sering atau lebih kuat untuk mencoba mengeluarkan bakteri, yang bisa menyebabkan kram atau rasa sakit di perut bawah.

Jika infeksi menyebar ke uretra (saluran yang membawa urine keluar dari tubuh), bisa timbul sensasi terbakar dan nyeri yang dapat menjalar ke perut bawah.

Jika ISK tidak segera ditangani, infeksi bisa menyebar ke ginjal, menyebabkan infeksi yang lebih serius (pielonefritis) dengan gejala tambahan seperti nyeri pinggang, demam, dan mual.

8. Nyeri ovulasi

Nyeri ovulasi, yang dikenal juga dengan istilah mittelschmerz, adalah rasa sakit ringan yang terjadi saat ovarium melepaskan sel telur. 

Rasa sakit ini biasanya terlokalisasi pada satu sisi perut bagian bawah dan berlangsung beberapa jam hingga satu atau dua hari. 

Nyeri ovulasi tidak berbahaya, meskipun dapat mengganggu, dan biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi. 

Pada beberapa wanita, nyeri ini bisa cukup intens dan terasa seperti kram ringan.

Apa Kata Riset?

Sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal PLOS One memaparkan prevalensi sindrom kongesti panggul, yaitu rasa nyeri kronis di area panggul hingga perut yang disebabkan oleh pelebaran dan aliran balik pembuluh darah panggul. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 12 persen wanita yang diperiksa memiliki pembuluh darah panggul yang melebar, dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita premenopause dibandingkan postmenopause. 

Sekitar 18 persen dari mereka yang memiliki pembuluh darah melebar mengalami nyeri panggul kronis yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, disertai gejala urologi seperti hematuria dan disuria. 

Studi ini menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara pembuluh darah ovarium yang melebar dan nyeri panggul kronis pada wanita premenopause, terutama yang sudah melahirkan, sehingga memperlihatkan pentingnya diagnosis dan pengobatan yang lebih cepat untuk kondisi ini.

Apabila kamu mengalami sakit perut bagian bawah yang berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai demam, mual, atau gejala lainnya, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter

Kamu juga bisa berdiskusi dengan dokter spesialis melalui aplikasi Halodoc.

Mereka telah berpengalaman dan mendapat ulasan yang baik, sehingga mampu memberikan diagnosis yang tepat untuk menentukan penyebab nyeri perut tersebut.

Dengan Halodoc, kamu bisa berkonsultasi di mana saja dan kapan saja, tanpa harus ke luar rumah.

Tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Ovulation Pain; Lower Abdominal Pain.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Pelvic Inflammatory Disease (PID).
Verywell Health. Diakses pada 2025. Causes of Lower Abdominal Pain and How to Treat It.
Jurga-Karwacka A, et al. Diakses pada 2025. A forgotten disease: Pelvic congestion syndrome as a cause of chronic lower abdominal pain.