Ketahui 4 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Diabetes Tipe 2

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Juni 2021
Ketahui 4 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Diabetes Tipe 2Ketahui 4 Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Diabetes Tipe 2

Halodoc, Jakarta - Sudah tahu kan kalau obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2? Hati-hati, risiko ini semakin meningkat bila seseorang tidak aktif secara fisik dan punya riwayat diabetes dalam keluarga.

Bagi kamu yang masih memandang remeh penyakit diabetes (baik tipe satu atau diabetes tipe 2) rasanya perlu harap-harap cemas. Penyakit diabetes dapat menimbulkan komplikasi mematikan, jika dibiarkan tanpa penanganan.

Komplikasinya mulai dari penyakit kulit, penyakit ginjal, penyakit jantung, kematian jaringan tubuh, hingga kematian. Diabetes yang terdeteksi dan ditangani sejak dini bisa meminimalkan timbulnya komplikasi tersebut. Bagi kamu yang mengalami gejala-gejala diabetes, segera temui dokter untuk menegakkan diagnosisnya. 

Pertanyaannya, seperti apa sih cara mendiagnosis diabetes tipe 2? 

Baca juga: Kebiasaan Sehari-Hari yang Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Cara Mendiagnosis Diabetes Tipe 2

Cara mendiagnosis diabetes tipe 2 biasanya diawali dengan wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Selain itu, cara untuk membantu menegakkan diagnosisnya dokter juga melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Contohnya, pemeriksaan gula darah.

Mau tahu seperti apa mendiagnosis diabetes tipe 2? Melansir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI - Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, cara menentukan atau mendiagnosis penyakit diabetes bisa melalui:

1. Tes Gula Darah Sewaktu

Tes gula darah bertujuan untuk melihat kadar gula darah dalam tubuh. Ada istilah GDS (Gula Darah Sewaktu) yaitu tes gula darah yang dilakukan pada saat kapanpun walaupun sesudah makan. 

Hasilnya menggambarkan kadar gula darah. Jika hasil GDS menunjukkan >200 mg/dl (11,1 mmol/L), maka sudah pasti orang tersebut menderita gula darah. 

2. Tes Gula Darah Puasa

Ada juga istilah GDP (Gula Darah Puasa), biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan untuk mengetahui kadar gula dalam darah setelah 8 sampai 10 jam tidak makan.

Tes gula darah puasa dianjurkan untuk dilakukan di pagi hari. Nilai GDP tidak boleh lebih dari 126 mg/dl (> 7.0 mmol/L), karena akan terindikasi diabetes. 

3. Tes Hemoglobin

Hemoglobin glikat atau dikenal dengan nama (HbA1C) bisa menguji produksi selama 3 bulan terakhir. Jika menunjukkan lebih dari 6,5 persen, maka bisa diIdentikkan dengan diabetes. 

Baca juga: In-depth: Orangtua, Pahami Efek Berbahaya Kelebihan Gula bagi Anak

4. Tes Toleransi Glukosa Oral

Masih melansir dari Kemenkes RI, cara mendiagnosis diabetes bisa dengan metode penelitian TTGO ( Tes Toleransi Glukosa Oral). Walaupun berbeda tes, namun akurasinya sama.

Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum, baru glukosa bisa diketahui. Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L), maka seseorang diindikasikan mengidap diabetes.

Nah, itulah cara mendiagnosis diabetes tipe 2 yang mungkin dilakukan dokter. Kamu juga bisa bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 

Akibat Gaya Hidup Tak Sehat

Mau tahu apa biang keladi dari diabetes tipe 2? Berbeda dengan diabetes tipe satu yang disebabkan oleh faktor genetik, menurut Kemenkes RI, diabetes tipe 2 dipicu oleh gaya hidup tidak sehat seperti:

  • Diet tidak sehat atau tidak seimbang.
  • Merokok.
  • Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
  • Obesitas.
  • Konsumsi makanan atau minuman manis secara berlebihan.

Baca juga: Diabetes Tipe 1 dan 2, Lebih Bahaya Mana?

Hal yang perlu orangtua pahami, berbeda halnya dengan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2 pada anak-anak biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih tua. Oleh sebab itu, andaikan anak menunjukkan adanya gejala-gejala diabetes, segera periksakan dirinya ke rumah sakit pilihan

Diabetes tipe 2 pada anak-anak sering disertai kulit menjadi lebih gelap. Resistensi insulin atau gangguan pada kerja insulin bisa menyebabkan beberapa area kulit anak berubah menjadi lebih gelap, seperti ketiak dan leher.



Referensi:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia - Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P. Diakses pada 2021. Penyakit Diabetes Melitus
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2021. Anak Juga Bisa Diabetes
WHO. Diakses pada 2021. Diabetes - Key facts