Halodoc, Jakarta – Terapi ikan merupakan salah satu jenis perawatan kulit kaki yang bertujuan untuk melembutkan kulit. Perawatan ini dilakukan dengan merendam kaki ke dalam baskom atau kolam dengan ikan kecil bernama Garra rufa berenang. Ikan-ikan tersebut akan memakan kulit mati dari kaki. 

Prosedur terapi ini ini menjadi populer karena ikan Garra rufa mampu mengelupas dan melembutkan kaki dengan cara yang tidak menyakitkan dan hanya terasa menggelitik. Namun di balik manfaatnya, terapi ikan ini memiliki dampak negatif untuk kesehatan dan lingkungan. 

Dampak Negatif Terapi Ikan

Meskipun tampaknya alami dan bermanfaat, ada sejumlah bahaya dari melakukan terapi ikan. Berikut beberapa dampak negatif dari melakukan terapi ikan:

1. Berisiko pada infeksi

Kendala biaya berpotensi membuat pemilik terapi ikan menggunakan ikan yang sama beberapa kali pada pelanggan yang berbeda. Perlu diwaspadai, hal tersebut meningkatkan risiko penyebaran infeksi.

Melansir Cleveland Clinic ikan Garra rufa diimpor, sengaja dibuat kelaparan, dan kemudian diberikan ke pelanggan yang berbeda untuk melakukan terapi. Sementara itu, hingga saat ini belum ada cara yang efektif untuk mendisinfeksi bak atau ikan itu sendiri. Sehingga untuk alasan “keuntungan bisnis”, pemilik terapi akan menggunakan ikan yang sama pada pelanggan yang berbeda. 

Bayangkan jika ikan yang digunakan untuk terapi dihinggapi bakteri Streptococcus Agalctale. Bakteri tersebut dapat menyebabkan pneumonia, infeksi tulang dan sendi, serta infeksi aliran darah. Maka, bukan tidak mungkin pelanggan terapi ikan akan tertular infeksi yang berbahaya. 

2. Trauma kuku

Umumnya, ikan ini menggigit kulit kering dan mati, tapi membiarkan kulit dan kuku yang sehat tetap utuh. Melansir sebuah jurnal JAMAN Network, seorang wanita berusia 20-an melaporkan mengalami cedera kuku yang parah setelah terapi ikan.

Dia tidak merasakan sakit selama terapi, kerusakan pada kuku pun tidak terlihat. Namun setelah tiga sampai enam bulan kemudian kukunya tidak kunjung tumbuh. Dalam kasus ini, ikan yang menggigit menyebabkan trauma yang menghentikan produksi lempeng kuku di beberapa kuku kaki. 

Wanita tersebut didiagnosis dengan onikomadesis, suatu kondisi yang menyebabkan kuku rontok. Meskipun ikan tidak menargetkan dasar kuku, mereka mengunyah kutikula, yang dapat mempengaruhi sel induk di lempeng kuku. 

3. Ikan mengambil darah dari kaki

Ini adalah dampak negatif lain dari terapi kuku. Meskipun kamu tidak berbagi bak ikan dengan pelanggan lain, perlu diketahui bahwa varietas ikan yang digunakan mungkin saja lebih agresif. Sebab, ada tempat terapi yang menggunakan ikan Chin-Chin. Ikan asal Cina ini terlihat mirip dengan Garra rufa, tapi mereka memiliki gigi. Akibatnya, ikan-ikan bisa menggigit dan mengambil darah. Hal ini tentu dapat semakin meningkatkan risiko infeksi.

4. Praktik yang tidak manusiawi

Selain semua risiko pada manusia, praktik ini dapat dianggap tidak manusiawi bagi ikan. Sebab, proses terapi membutuhkan ikan Garra rufa yang kelaparan untuk membuat mereka mau memakan kulit mati orang.

Itulah yang perlu diketahui tentang dampak negatif dari terapi ikan. Jika kamu ingin menghaluskan kaki, sebaiknya pilihlah perawatan tubuh yang aman. Kamu bisa menggunakan sabun, losion, atau krim pelembab khusus kulit kaki, yang terbukti aman. 

Jika membutuhkan produk perawatan, kamu bisa cek kebutuhan perawatan tubuh di toko kesehatan aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Fish Pedicures: This Trend Is More Than a Little ‘Fishy’

Healthline. Diakses pada 2022. Are Fish Pedicures Safe and Are There Benefits?

Medical News Today. Diakses pada 2022. Fish pedicures: What to know