Halodoc, Jakarta – Rhinoplasty adalah operasi yang bertujuan untuk mengubah bentuk hidung. Biasanya, orang-orang melakukan tindakan ini dengan tujuan untuk mengubah penampilan hidung, meningkatkan pernapasan atau keduanya.

Hidung merupakan organ pernapasan yang terbagi menjadi dua struktur, yaitu bagian atas dan bawah. Bagian atas struktur hidung adalah tulang, sedangkan bagian bawahnya berupa tulang rawan. Rhinoplasty dapat mengubah tulang, tulang rawan, kulit atau ketiganya. 

Ketika berencana untuk melakukan operasi hidung, dokter bedah tentunya akan mempertimbangkan fitur wajah yang lain, kulit pada hidung, dan bagian mana yang ingin kamu ubah. 

Kenali Efek Samping Melakukan Rhinoplasty

Seperti halnya operasi besar lainnya, operasi hidung juga memiliki beberapa efek samping dan resiko, seperti:

• Perdarahan.
• Infeksi
• Efek samping terhadap anestesi.

Selain itu, sangat mungkin pula terjadi risiko lain yang spesifik pada prosedur rhinoplasty, tetapi tidak terbatas pada:

• Kesulitan menarik napas dari hidung.
• Mati rasa permanen pada area sekitar dan bagian dalam hidung.
• Kemungkinan hidung tampak tidak rata.
• Munculnya rasa nyeri, perubahan warna atau pembengkakan yang mungkin tidak hilang.
• Terdapat bekas luka
• Muncul lubang pada septum (perforasi septum).
• Berpotensi membutuhkan operasi tambahan.

Tindakan Setelah Operasi

Setelah operasi rhinoplasty, kamu perlu istirahat dengan posisi kepala lebih tinggi dari dada guna mengurangi pendarahan dan pembengkakan. Hidung kamu mungkin tersumbat karena pembengkakan atau belat pada bagian dalam hidung selama operasi.

Dalam kebanyakan kasus, pembalut internal tetap terpasang selama satu hingga tujuh hari setelah operasi. Dokter juga menempelkan belat ke hidung dengan tujuan untuk memberikan perlindungan. Biasanya, belat terpasang selama sekitar satu minggu.

Pendarahan ringan dan keluarnya lendir serta darah sering terjadi selama beberapa hari setelah operasi rhinoplasty atau setelah melepas perban. Dokter mungkin meletakkan sepotong kecil kain kasa dengan selotip pada bagian bawah hidung untuk menyerap drainase. 

Ganti kain kasa seperti yang anjuran dokter. Selain itu, hindari meletakkan bantalan tetes terlalu rapat pada hidung. Supaya menurunkan kemungkinan perdarahan dan pembengkakan, dokter mungkin meminta kamu mengikuti tindakan pencegahan selama beberapa minggu setelah operasi, misalnya:

• Hindari aktivitas berat seperti aerobik dan jogging.
• Berendam alih-alih mandi dengan menggunakan shower saat hidung masih menggunakan perban.
• Hindari meniup hidung.
• Mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran untuk menghindari sembelit. Sebab, sembelit dapat menyebabkan tegang, sehingga memberi tekanan lebih pada tempat operasi rhinoplasty.
• Hindari ekspresi wajah yang ekstrim, seperti tersenyum atau tertawa.
• Sikat gigi dengan lembut untuk membatasi gerakan bibir atas.
• Kenakan pakaian yang berkancing pada bagian depan. Hindari menarik pakaian, seperti kemeja atau sweater, melewati kepala.

Selain itu, hindari pula menggunakan kacamata setidaknya selama empat minggu setelah operasi guna mencegah tekanan pada hidung. Kamu bisa memakai sandaran pipi atau menempelkan kacamata ke dahi sampai hidung sembuh.

Tak lupa, gunakan tabir surya SPF 30 saat kamu berada di luar, terutama pada bagian hidung. Terlalu banyak sinar matahari dapat menyebabkan perubahan warna permanen yang tidak teratur pada kulit hidung.

Jika kamu memiliki pertanyaan lain seputar rhinoplasty, segera tanyakan pada dokter di Halodoc. Cek dan download Halodoc melalui App Store atau Play Store. 

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Rhinoplasty.

Healthline. Diakses pada 2023. Rhinoplasty.