Ketahui Fakta Penurunan Kesadaran

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   22 Oktober 2019
Ketahui Fakta Penurunan KesadaranKetahui Fakta Penurunan Kesadaran

Halodoc, Jakarta - Penurunan kesadaran atau yang lebih dikenal dengan pingsan terjadi karena hilangnya kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba dan singkat. Penurunan kesadaran disebabkan oleh penurunan aliran darah ke otak.  Kondisi ini terjadi dengan kondisi yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan pingsan. Umumnya kondisi ini memang tidak berbahaya, tetapi tetap perlu diwaspadai jika disertai dengan masalah jantung seperti detak jantung tidak teratur, kejang, gula darah rendah (hipoglikemia), anemia (kekurangan sel pembawa oksigen sehat), dan masalah dengan bagaimana sistem saraf tubuh mengatur tekanan darah. 

Sementara itu, penurunan kesadaran bisa juga mengindikasikan kondisi medis tertentu, bahkan terkadang dapat terjadi pada orang yang sehat. Penurunan kesadaran menjadi masalah khusus bagi lansia yang mungkin mengalami cedera serius karena jatuh saat pingsan. Kebanyakan pingsan terjadi dalam waktu singkat. Selain itu, pada beberapa kasus, seseorang yang pingsan kembali sadar sepenuhnya hanya dalam beberapa menit. 

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Penurunan Kesadaran dalam Medis

Fakta Penurunan Kesadaran

Penurunan kesadaran atau pingsan terjadi karena berbagai penyebab. Hal yang sederhana disebut serangan vasovagal atau sinkop yang dimediasi oleh saraf, merupakan jenis pingsan yang paling umum. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Serangan vasovagal terjadi karena tekanan darah menurun, mengurangi sirkulasi ke otak, sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran. Umumnya kondisi ini terjadi saat berdiri, diawali oleh sensasi rasa hangat, mual, sakit kepala ringan, setelah itu penglihatan meredup. Jika kondisi ini terjadi berkepanjangan justru dapat memicu kejang. 

Biasanya, seseorang yang mengalami penurunan kesadaran dikarenakan muncul rasa cemas, ketakutan, rasa sakit, stres emosional yang intens, kelaparan, serta penggunaan alkohol atau obat-obatan. Orang yang mengalami penurunan kesadaran atau pingsan sederhana umumnya tidak memiliki masalah pada jantung atau neurologis.

Sementara itu, orang yang memiliki masalah dengan cara tubuh mereka mengatur tekanan darah mereka, terutama saat mereka bergerak terlalu cepat dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri. Kondisi ini sering disebut postural hypotension dan mungkin cukup parah sebagai penyebab pingsan. Jenis pingsan ini lebih sering terjadi pada orang tua, orang yang mengalami penyakit panjang yang membuat mereka tetap di tempat tidur, dan orang yang memiliki otot lemah. 

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Penurunan Kesadaran dalam Medis

Penyakit pada sistem saraf otonom. Sistem saraf merupakan bagian dari sistem saraf yang mengontrol fungsi vital yang tidak disengaja, seperti detak jantung, sejauh mana pembuluh darah kamu menyempit, dan bernapas. Jika kamu memiliki kelainan sistem saraf otonom, kemungkinan kamu memiliki gejala lain seperti disfungsi ereksi, kehilangan kandung kemih dan kontrol usus, hilangnya refleks normal pupil, atau penurunan keringat. 

Terganggunya sistem saraf yang mengatur tekanan darah dan detak jantung. Kondisi ini termasuk diabetes, alkoholisme, malnutrisi, dan amiloidosis. Apabila kamu mengonsumsi obat tekanan darah tinggi tertentu, kemungkinan besar kamu akan pingsan. Jika kamu mengalami dehidrasi yang dapat memengaruhi jumlah darah dalam tubuh kamu dengan begitu tekanan darah kamu turun, mungkin kamu akan pingsan. 

Baca juga : Ini Alasan Orang Bisa Pingsan Karena Denyut Jantung Menurun

Masalah jantung atau pembuluh darah yang mengganggu aliran darah ke otak. Kondisi ini termasuk penyumbatan jantung, masalah dengan simpul sinus, aritmia jantung, gumpalan darah di paru-paru, dan sebagainya 

Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut mengenai penurunan kesadaran dokter dari Halodoc bisa membantumu. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya sekarang juga! 

Referensi:

WebMD. Diakses pada 2019. Understanding Fainting Basics