Ketahui Faktor Risiko Hidrokel pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   21 Mei 2019
Ketahui Faktor Risiko Hidrokel pada BayiKetahui Faktor Risiko Hidrokel pada Bayi

Halodoc, Jakarta – Sebaiknya perhatikan kesehatan bayi yang baru dilahirkan. Ada beberapa penyakit yang nyatanya dapat dialami oleh bayi yang baru lahir khususnya pada bayi laki-laki. Salah satunya adalah kondisi hidrokel. Hidrokel adalah salah satu penumpukan cairan diantara salah satu atau kedua testis yang menyebabkan pembengkakan pada skrotum. Antara 1 hingga 2 persen bayi laki-laki lahir dengan kondisi hidrokel.

Baca juga: Bayi Mengidap Hidrokel, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Kelahiran prematur menjadi faktor yang menyebabkan seorang bayi laki-laki mengalami kondisi hidrokel. Kondisi hidrokel menjadi tanda adanya celah terbuka antara perut dan skrotum.

Dalam kandungan, testis bayi yang berada dalam bagian perut turun ke dalam skrotum melalui celah antara rongga perut. Testis bayi terbungkus dalam kantong yang berisi cairan. Umumnya, celah tersebut kembali menutup dengan sempurna ketika bayi akan dilahirkan.

Sedangkan cairan yang berada dalam kantong diserap oleh tubuh dengan sendirinya. Namun ada kemungkinan lain yang menyebabkan celah tidak menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan cairan tetap mengalir dari rongga perut.

Sebaiknya orangtua wajib memerhatikan kesehatan anak bila mengalami kondisi ini. Pada bayi, umumnya kondisi hidrokel dapat hilang sampai usia bayi menginjak dua tahun. Tidak ada salahnya untuk melakukan beberapa perawatan pada bayi yang mengalami hidrokel:

  1. Lakukan perawatan yang tepat pada bayi yang mengalami kondisi hidrokel.

  2. Perhatikan kondisi hidrokel yang dialami pada bayi. Sebaiknya segera berdiskusi dengan dokter jika terdapat perubahan pada kondisi hidrokel bayi.

  3. Jika hidrokel bayi tidak mengecil ketika usianya menginjak 12 hingga 18 bulan, sebaiknya kunjungi dokter untuk mengetahui pengobatan yang tepat.

Diagnosis Penyakit Hidrokel pada Bayi

Ada beberapa pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk memastikan kondisi hidrokel pada bayi, jika hidrokel tidak mengecil seiring perkembangan usia, yaitu:

  1. Biasanya dokter memeriksa kondisi skrotum anak. Dokter memeriksakan kondisi kelunakan pada skrotum yang membengkak.

  2. Selain itu, dokter menekan perut dan skrotum untuk memastikan ada atau tidaknya hernia inguinal.

  3. Dokter juga melakukan pemeriksaan menggunakan sinar melalui skrotum. Jika bayi mengalami hidrokel, tentu kondisi cairan yang mengelilingi testis terlihat.

Baca juga: Timbulkan Rasa Tidak Nyaman, Kenali Gejala-Gejala Hidrokel

Pencegahan Hidrokel pada Bayi

Pencegahan hidrokel pada bayi dapat dilakukan. Di antaranya dengan mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan agar perkembangan bayi berjalan dengan baik dan hindari kelahiran prematur. Ada beberapa cara untuk mencegah kelahiran bayi secara prematur seperti:

  1. Rutin melakukan pemeriksaan ketika masa kehamilan.

  2. Menjalani diet sehat selama kehamilan.

  3. Konsumsi suplemen kalsium.

  4. Mengonsumsi air putih yang cukup selama masa kehamilan.

Tidak Hanya Bayi, Pria Dewasa Berisiko Mengalami Hidrokel

Tidak hanya bayi, pria dewasa juga rentan mengalami kondisi hidrokel. Seorang pria berisiko mengalami hidrokel setelah memasuki usia 40 tahun. Pria yang mengidap infeksi atau memiliki riwayat cedera skrotum juga rentan mengalami risiko penyakit hidrokel.

Penyakit filariasis atau kaki gajah adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit yang disebabkan cacing wuchereria bancrofti. Penyakit ini menjadi penyebab terbanyak pria dewasa mengalami kondisi hidrokel.

Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai kondisi hidrokel. Kamu bisa gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

Baca juga: Perlu Diwaspadai, Ini 2 Penyebab Munculnya Hidrokel

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan