Ketahui Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi pada Bayi
Halodoc, Jakarta - Sebaiknya jangan abaikan kondisi muntah atau diare yang dialami oleh bayi setelah mengonsumsi susu sapi. Kondisi tersebut bisa saja menjadi salah satu tanda dari alergi susu sapi atau bahkan intoleransi laktosa. Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa merupakan dua kondisi berbeda yang mungkin dialami oleh bayi yang mengonsumsi susu sapi.
Baca juga: Intoleransi Laktosa Sebabkan Perut Kembung, Ini Alasannya
Selain penanganannya yang berbeda, ibu juga perlu mengetahui gejala dari masing-masing kondisi agar hal ini tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih buruk pada bayi. Untuk itu, simak lebih banyak mengenai perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu sapi dalam artikel ini!
Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa merupakan dua hal yang sangat berbeda. Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan bayi bereaksi terhadap protein dalam susu. Tubuh bayi akan bereaksi setiap bayi mengonsumsi susu terutama susu sapi dan menganggap protein dalam susu sapi sebagai suatu hal yang berbahaya bagi tubuh. Dengan begitu, tubuh bayi akan mengeluarkan beberapa reaksi yang terkait dengan gejala alergi susu sapi.
Gejala alergi susu sapi juga dapat muncul secara langsung atau beberapa jam setelah bayi mengonsumsi susu sapi. Gejala yang dialami pun beragam. Mulai dari yang ringan hingga gejala yang cukup berat. Beberapa tanda alergi susu sapi pada bayi meliputi:
- Munculnya beberapa tanda pada kulit yang berupa ruam, kemerahan, bengkak pada beberapa area wajah, hingga area mata.
- Alergi susu sapi juga dapat menyebabkan gangguan pada pencernaan bayi yang menyebabkan diare, konstipasi, atau muntah.
- Demam ringan yang disertai dengan hidung berair juga dialami oleh bayi dengan kondisi alergi susu sapi.
Alergi susu sapi merupakan alergi paling umum yang dialami anak-anak dan bayi. Sebanyak 2 persen anak-anak dan 7 persen bayi rentan mengalami kondisi ini. Namun, bayi dengan riwayat eksim akan lebih berisiko mengalami alergi susu sapi.
Baca juga: Awas, Alergi Susu pada Anak Bisa Sebabkan Anafilaksis
Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan kondisi dimana bayi mengalami kesulitan mencerna laktosa yang merupakan gula alami yang ditemukan dalam susu. Pada bayi, intoleransi laktosa biasanya terjadi setelah infeksi perut (viral gastroenteritis). Ini dapat berlangsung selama sekitar empat minggu sebelum usus pulih dan mulai memecah laktosa lagi.
Intoleransi laktosa dapat terjadi ketika tubuh membuat enzim laktase terlalu sedikit. Padahal, enzim ini memiliki fungsi untuk memecah laktosa menjadi dua gula yang lebih kecil, yaitu glukosa dan galaktosa.
Ketika laktase tidak cukup dalam tubuh, maka laktosa tidak dipecah dalam usus kecil. Laktosa akan masuk ke dalam usus besar dimana bakteri mengubahnya menjadi gas dan asam. Kondisi ini yang bisa menimbulkan gejala intoleransi laktosa pada bayi.
Berbeda dengan alergi susu sapi, intoleransi laktosa nyatanya hanya menyebabkan gangguan pada pencernaan. Berikut ini gejala yang muncul akibat intoleransi laktosa:
- Diare;
- Mual dan muntah;
- Nyeri perut; dan
- Perut kembung.
Biasanya, gejala akan muncul beberapa saat setelah anak atau bayi mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu. Ada beberapa faktor yang memicu anak mengalami intoleransi laktosa, seperti kelahiran prematur, usia, hingga adanya riwayat penyakit tertentu.
Baca juga: 13 Makanan yang Harus Dihindari Anak Alergi Susu
Itulah perbedaan antara alergi susu sapi dan intoleransi laktosa. Jika anak atau bayi mengalami beberapa gejala seperti kedua kondisi ini, sebaiknya segera gunakan Halodoc dan tanyakan langsung pada dokter anak untuk penanganan tepat. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!