Ketakutan Biasa dan Fobia, Bagaimana Cara Membedakannya?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Januari 2019
Ketakutan Biasa dan Fobia, Bagaimana Cara Membedakannya?Ketakutan Biasa dan Fobia, Bagaimana Cara Membedakannya?

Halodoc, Jakarta - Jangan keburu minder jika kamu dijuluki sebagai penakut bagi orang-orang di sekeliling kamu. Rasa takut justru dapat melindungi kamu dari  keadaan bahaya. Meskipun begitu, kamu harus tahu bagaimana membedakan mana yang termasuk rasa takut biasa dan mana yang fobia. Sebab di Amerika Serikat, hampir 19 juta warganya merasa tidak memiliki rasa takut, tetapi mereka mengalami fobia yang parah.

Rasa takut biasanya tidak akan menimbulkan pemikiran yang irasional ketika seseorang harus menghadapi situasi tertentu. Sementara fobia sebaliknya, ketika menghadapi situasi tertentu, fobia dapat membuat kamu melakukan hal yang tidak rasional. Bahkan, hal yang tidak rasional ini dapat membuat kamu tidak dapat melakukan apa-apa.

Baca juga: Punya Fobia Parah Sering Dianggap Aneh, Wajarka?

Secara umum fobia dibagi menjadi 3:

  • Fobia spesifik, yaitu rasa takut berlebihan terhadap benda, binatang, situasi, atau aktivitas tertentu. Contohnya takut akan ketinggian (acrophobia), kucing (ailurophobia), laba-laba (arachnophobia), menyeberang jalan (dromophobia), petir (tyranophobia), naik pesawat (aerophobia), ruangan tertutup (claustrophobia), melihat darah (hemophobia), dan sebagainya.

  • Fobia sosial atau dikenal juga sebagai social anxiety disorder, yaitu perasaan takut ketika berada di sekitar orang banyak. Fobia sosial paling umum merupakan rasa takut berbicara di depan orang banyak. Bahkan, ada juga yang sampai menghindari interaksi interpersonal. Hal ini membuat mereka kesulitan untuk pergi ke sekolah, bekerja, atau pun bersosialisasi.

  • Agoraphobia merupakan rasa takut berlebihan berada di ruang terbuka. Seseorang yang mengalami agoraphobia akan merasa takut berada sendirian di tempat atau situasi yang membuat sulit untuk melarikan diri jika terjadi serangan panik. Gejala fobia ini berupa takut sendirian, berada di tempat yang ramai, atau bepergian dengan transportasi umum.

Selain ketiga jenis fobia yang paling umum di atas, ada pula jenis fobia yang tidak biasa, yaitu claustrophobia. Jenis ini merupakan ketakutan yang tidak normal terhadap ruang sempit dan tertutup. Orang yang mengalami claustrophobia akan kesulitan menaiki lift atau memasuki terowongan.

Baca juga: 4 Trik Ini untuk Mengatasi & Mengenali Fobia

Seseorang yang mengalami fobia terhadap sesuatu biasanya hanya akan mengalami berbagai gejalanya jika melakukan kontak langsung dengan sumber. Pada sebagian orang yang mengalami fobia cukup parah, bahkan hanya dengan memikirkan sumber fobia saja dapat membuatnya merasa panik dan ketakutan.

Secara psikologis, orang yang mengalami fobia akan mengalami berbagai gejala yang menyangkut psikologis atau kejiwaan, seperti:

  • Perasaan cemas dan takut yang tidak bisa dikendalikan

  • Muncul perasaan bahwa sumber ketakutan yang ada di hadapan kamu harus dihindari dengan segala cara.

  • Menyadari bahwa rasa takut yang sedang dialami tidak masuk akal dan berlebihan, tetapi tetap tidak bisa berbuat apa-apa.

Berbagai gejala ini juga dapat muncul hanya dengan memikirkan objek fobia. Biasanya, pada anak-anak kecil, gejala akan muncul dengan tangisan atau jeritan. Selain itu, anak juga bisa secara tiba-tiba bersembunyi di belakang kamu dan terlihat ketakutan.

Baca juga: Ketakutan yang Berlebihan, Ini Fakta Di Balik Fobia

Tidak semua fobia membutuhkan terapi. Namun, jika fobia sampai mempengaruhi aktivitas sehari-hari, ada beberapa terapi yang dapat membantu kamu menghadapi rasa takut tersebut. Beberapa fobia dapat diterapi dengan cara diberikan paparan secara bertahap terhadap sumber ketakutan untuk menimbulkan desensitisasi. Penanganan fobia membutuhkan kesabaran dan waktu yang cukup lama, termasuk konseling, psikoterapi, dan cognitive behavioral therapy (CBT).

Namun, sebelum melakukan pengobatan atau terapi, mungkin ada baiknya kamu mendiskusikan tentang fobia kamu pada dokter melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan