Komplikasi Penyakit yang Dapat Terjadi karena Limfoma

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Maret 2019
Komplikasi Penyakit yang Dapat Terjadi karena LimfomaKomplikasi Penyakit yang Dapat Terjadi karena Limfoma

Halodoc, Jakarta – Limfoma adalah kanker yang muncul pada sistem limfatik. Sistem limfatik berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia karena terdapat sel darah putih yang membantu proses pembentukan antibodi tubuh. Ketika sel limfosit ini diserang kanker, maka sistem kekebalan tubuh menurun dan membuat pengidapnya rentan sakit.

Baca Juga: Pembengkakan di Area Leher, Waspada Jadi Gejala Terkena Limfoma

Gejala utama limfoma adalah benjolan di area leher, ketiak, dan selangkangan. Pengidap limfoma juga mudah merasa lelah, berkeringat pada malam hari, demam, menggigil, gatal di seluruh tubuh, tidak nafsu makan, sakit perut, batuk, gangguan pernapasan, nyeri dada, hingga perdarahan parah. Pengidap juga lebih sering sakit dibandingkan orang lain.

Terdapat Dua Jenis Limfoma

Kanker limfoma dibedakan menjadi dua, yakni limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Perbedaan utamanya terletak pada jenis sel limfosit yang diserang sel kanker, bisa diketahui lewat pemeriksaan di bawah mikroskop. Seseorang didiagnosis mengidap Limfoma Hodgkin bila muncul sel abnormal dalam pemeriksaan. Sedangkan jika tidak ditemukan sel abnormal, seseorang diduga mengidap limfoma non-Hodgkin.

Baca Juga: Perbedaan dari Limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin yang Perlu Diketahui

Komplikasi Limfoma Hodgkin dan Non-Hodgkin

Bila tidak segera ditangani, limfoma berpotensi menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa. Risiko komplikasi juga muncul akibat prosedur perawatan limfoma seperti kemoterapi dan radioterapi. Bila komplikasi ini muncul, segera bicara pada dokter untuk mendapatkan penanganan lanjutan.

  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat kamu rentan terserang infeksi penyakit. Infeksi penyakit menimbulkan gejala berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, diare, dan kelelahan.

  • Ketidaksuburan. Komplikasi ini terjadi akibat prosedur kemoterapi dan radioterapi yang dijalani pengidap. Ketidaksuburan berlangsung sementara atau bersifat permanen. Pada beberapa kasus, dokter mengambil sampel sperma dan sel telur sebelum pelaksanaan kemoterapi atau radioterapi.

  • Berkembangnya jenis kanker lain. Misalnya, kanker darah (leukemia), kanker paru, dan kanker jenis lainnya. Biasanya kanker muncul beberapa tahun setelah kemoterapi atau radioterapi dilakukan.

  • Risiko masalah kesehatan lain seperti penyakit kardiovaskular, paru-paru, ginjal, diabetes, hingga katarak.

Cara Mengobati Limfoma

Langkah utama pengobatan limfoma adalah kemoterapi yang diberikan melalui infus atau oral. Terapi ini biasanya dikombinasikan dengan radioterapi, konsumsi obat steroid, terapi biologis (seperti obat rituximab), dan transplantasi sumsum tulang.

Perlu diketahui bahwa obat yang diberikan pada terapi biologis menempelkan diri pada sel kanker, lalu merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuhnya. Pada transplantasi sumsum tulang, dibutuhkan bagi pengidap limfoma yang mengalami kerusakan sumsum tulang akibat kemoterapi dosis tinggi.

Sama halnya dengan pengobatan kanker lain, pengobatan limfoma berpotensi menimbulkan efek samping seperti kelelahan, diare, mual, dan muntah. Pengidap limfoma dianjurkan untuk berbicara pada dokter terkait efek samping perawatan dan cara penanganannya.

Baca Juga: Ketahui Cara Pencegahan Terserang Penyakit Limfoma

Itulah komplikasi limfoma yang perlu diwaspadai. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar limfoma, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!