Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Inkontinensia Alvi

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   01 Agustus 2019
Komplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Inkontinensia AlviKomplikasi yang Dapat Terjadi Akibat Inkontinensia Alvi

Halodoc, Jakarta - Setiap orang dengan tubuh yang sehat, pastinya bisa untuk mengendalikan buang air besar (BAB). Namun, ada sebagian lainnya yang tak bisa menahan BAB, sehingga feses atau tinja bisa keluar tiba-tiba tanpa disadari. Lho, kok bisa?

Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan inkontinensia alvi. Seseorang yang mengidap kondisi ini mengalami kelainan pada rektum (usus bagian akhir), anus (dubur), dan sistem saraf. Dengan kata lain, ketiga organ tersebut tak berfungsi dengan normal.

Nah, yang perlu ditegaskan, hal ini bukan hanya menyoal ketidakmampuan untuk mengendalikan BAB saja. Sebab, inkontinensia alvi bisa menimbulkan komplikasi.

Lantas, seperti apa sih komplikasi yang bisa terjadi? 

Baca juga: Anak Alami Inkontinensia Alvi, Apa Sebabnya?

Gejala Berdasarkan Jenisnya

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya untuk mengetahui gejalanya terlebih dahulu. Kondisi yang umumnya dialami oleh lansia ini, memiliki gejala yang berbeda-beda. Semuanya bergantung dari jenis inkontinensia alvi yang diidap. Setidaknya ada dua jenis inkontinensia alvi, yaitu:

  • Inkontinensia mendesak (urge incontinence), yang ditandai dengan dorongan tiba-tiba untuk buang air besar dan sulit untuk dikendalikan.

  • Inkontinensia tinja pasif, yang ditandai dengan kotoran keluar tanpa disadari atau tanpa dorongan untuk buang air, serta dapat keluar ketika pengidap buang angin.

Di samping itu, ada pula gejala-gejala lainnya yang mungkin dialami oleh pengidapnya. Misalnya: 

  • Diare;

  • Perut terasa kembung;

  • Anus  gatal atau mengalami iritasi;

  • Inkontinensia urine;

  • Nyeri atau kram perut; dan

  • Sembelit.

Tak menutup kemungkinan inkontinensia alvi juga bisa menimbulkan perdarahan atau bercak darah. Nah, yang satu ini mesti diperhatikan lebih serius. Sebab, bisa saja menunjukkan gejala peradangan dalam usus besar dan rektum. Tak cuma itu, perdarahan ini juga bisa menandai adanya penyakit Crohn atau tumor rektum. 

Oleh sebab itu, segeralah temui dokter bila mengalami perdarahan. Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Kembali ke judul utama, komplikasi apa yang bisa terjadi? 

Baca juga: Ketahui Pencegahan Inkontinensia Alvi yang Perlu Diketahui

Melibatkan Emosional dan Masalah Kulit

Inkontinensia alvi yang tak ditangani dengan segera, pastinya akan mengganggu aktivitas sehari-hari pengidapnya. Menurut ahli dalam seperti dilansir dalam Mayo Clinic, setidaknya ada dua komplikasi yang bisa terjadi. 

  • Gangguan emosional. Feses yang keluar tanpa disadari (tidak bisa dikendalikan) pastinya bisa menimbulkan rasa malu pada diri pengidapnya. Dalam beberapa kasus, bahkan bisa membuat pengidapnya frustasi hingga depresi. Nah, hal ini yang bakal membuat pengidapnya menjauhkan diri dari kehidupan sosial. 

  • Menimbulkan iritasi kulit. Kontak berulang dengan tinja yang keluar bisa menimbulkan masalah pada kulit. Jangan salah, kulit di sekitar anus amat sensitif, ketika kontak dengan feses terus terjadi, maka kulit bisa mengalami iritasi. Bahkan, bisa menimbulkan rasa nyeri dan gatal. Tak hanya itu saja, bila tak segera ditangani kondisi ini ujung-ujungnya bisa menimbulkan bisul. 

Apa yang perlu kita lakukan untuk mengatasi inkontinensia alvi?

Dari Olahraga hingga Obat-obatan

Setidaknya ada beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk untuk mengatasi penyakit ini. Upaya ini melibatkan perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah. Berikut contohnya:

  • Rutin berolahraga, terutama latihan Kegel;

  • Terapkan diet sehat, konsumsi cukup fiber dan minum lebih banyak air. Jangan mengenjan saat BAB, hal ini bisa melemahkan otot dubur;

  • Sebelum pergi keluar, sempatkan diri untuk BAB terlebih dahulu;

  • Kenakan pakaian dalam tipe 1 atau pad, bila tidak bisa mengontrol BAB;

  • Gunakan pakaian dalam berbahan katun, sehingga aliran udara tetap terjaga dan mengurangi risiko iritasi;

  • Selalu bawa pakaian bersih;

  • Konsumsi obat antidiare bila diperlukan; dan

  • Konsumsi pil penghilang bau (fecal deodorant) untuk mengurangi aroma tak sedap dari gas (kentut) atau kotoran. 

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung kepada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan