Advertisement

Laryngopharyngeal Reflux (LPR): Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fauzan Azhari SpPD   22 Agustus 2025

Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah kondisi ketika asam lambung naik hingga ke tenggorokan dan laring.

Laryngopharyngeal Reflux (LPR): Penyebab, Gejala, dan PencegahannyaLaryngopharyngeal Reflux (LPR): Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Daftar Isi:

  1. Apa Itu LPR (Laryngopharyngeal Reflux)?
  2. Gejala LPR yang Perlu Diwaspadai
  3. Penyebab LPR: Asam Lambung Naik ke Tenggorokan
  4. Perbedaan LPR dan GERD: Apa Saja?
  5. Diagnosis LPR: Bagaimana Dokter Mendiagnosisnya?
  6. Cara Mengatasi LPR: Perubahan Gaya Hidup dan Pengobatan
  7. Pencegahan LPR: Tips Sederhana untuk Mencegah Asam Lambung Naik
  8. Komplikasi LPR: Apa yang Terjadi Jika Tidak Diobati?
  9. Kapan Harus ke Dokter?
  10. Pertanyaan Seputar Laryngopharyngeal Reflux (LPR)

Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah kondisi ketika asam lambung naik hingga ke laring dan faring, menyebabkan iritasi dan peradangan.

Sering disebut “silent reflux” karena gejalanya tidak selalu jelas, LPR berbeda dengan GERD dalam hal area yang terdampak dan manifestasi klinisnya.

Lantas, LPR atau Laryngopharyngeal Reflux penyebab dan gejalanya apa saja ya?

Yuk, bahas secara mendalam tentang LPR, termasuk gejala, penyebab, hingga perbedaannya dengan GERD.

Apa Itu LPR (Laryngopharyngeal Reflux)?

Laryngopharyngeal Reflux (LPR) adalah kondisi medis di mana asam lambung dan cairan pencernaan lainnya mengalir balik (refluks) ke laring (kotak suara) dan faring (bagian belakang tenggorokan).

Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada jaringan sensitif di area tersebut. Seringkali, LPR disebut sebagai silent reflux karena banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya.

Gejala LPR yang Perlu Diwaspadai

Gejala LPR bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Suara serak: Terutama di pagi hari.
  • Batuk kronis: Batuk kering yang tidak kunjung sembuh.
  • Sensasi mengganjal di tenggorokan: Merasa ada sesuatu yang tersangkut.
  • Sering berdeham: Upaya membersihkan tenggorokan yang terus-menerus.
  • Post-nasal drip: Lendir berlebihan di belakang hidung dan tenggorokan.
  • Kesulitan menelan (disfagia): Merasa makanan atau cairan sulit melewati tenggorokan.
  • Nyeri tenggorokan: Terasa panas atau tidak nyaman.
  • Asma atau gangguan pernapasan: Refluks dapat memicu atau memperburuk kondisi pernapasan.

Gejala LPR seringkali tidak spesifik dan dapat disalahartikan dengan kondisi lain. Jika mengalami beberapa gejala di atas secara bersamaan dan berkelanjutan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Kamu alami asam lambung naik? Simak selengkapnya rekomendasi obat dari Halodoc pada artikel berikut: 7 Rekomendasi Obat Asam Lambung yang Ampuh di Apotek.

Penyebab LPR: Asam Lambung Naik ke Tenggorokan

Penyebab utama LPR adalah disfungsi sfingter esofagus bagian atas (UES). Sfingter ini adalah cincin otot yang berfungsi mencegah asam lambung naik ke tenggorokan. Ketika UES tidak berfungsi dengan baik, asam lambung dapat naik dan mengiritasi laring dan faring.

Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko LPR meliputi:

  • Diet tidak sehat: Konsumsi makanan berlemak, pedas, asam, dan berkafein.
  • Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan tekanan pada perut.
  • Merokok: Merokok melemahkan UES dan meningkatkan produksi asam lambung.
  • Kehamilan: Perubahan hormonal dan tekanan pada perut dapat memicu refluks.
  • Hernia hiatus: Kondisi di mana bagian perut atas menonjol melalui diafragma.
  • Berbaring setelah makan: Gravitasi tidak membantu menjaga asam lambung tetap di perut.

Perbedaan LPR dan GERD: Apa Saja?

Meskipun sama-sama dipicu oleh refluks asam lambung, LPR (Laryngopharyngeal Reflux) dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) memiliki perbedaan yang cukup jelas. Berikut ini sejumlah perbedaan LPR dan GERD:

LPR

  • Pada LPR, asam lambung naik hingga mencapai laring, faring, dan saluran napas atas. Hal ini menimbulkan gejala seperti suara serak, batuk kronis, hingga post-nasal drip.
  • Dari sisi kerusakan jaringan, LPR lebih sering merusak laring dan faring.
  • Orang yang mengalami LPR jarang mengalami sensasi terbakar di dada.

GERD

  • GERD lebih banyak memengaruhi esofagus bagian bawah dengan gejala khas berupa heartburn atau sensasi terbakar di dada, serta regurgitasi asam.
  • GERD biasanya menimbulkan iritasi atau kerusakan pada esofagus.
  • Pengidap GERD mengalami sensasi rasa terbakar di dada.

Apa saja obat untuk GERD? Baca di sini: Ini Obat GERD Paling Ampuh yang Kerap Diresepkan Dokter

Diagnosis LPR: Bagaimana Dokter Mendiagnosisnya?

Dokter akan mendiagnosis LPR berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan mungkin beberapa tes tambahan. Tes yang mungkin dilakukan meliputi:

  • Laringoskopi: Prosedur untuk melihat laring dan tenggorokan menggunakan kamera kecil.
  • pH monitoring: Mengukur tingkat keasaman di tenggorokan selama 24 jam.
  • Impedansi esofagus: Mengukur aliran cairan di esofagus.
  • Manometri esofagus: Mengukur tekanan otot di esofagus.

Dokter mungkin juga merekomendasikan perubahan gaya hidup atau pengobatan untuk melihat apakah gejala membaik.

Cara Mengatasi LPR: Perubahan Gaya Hidup dan Pengobatan

Pengobatan LPR biasanya melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan pengobatan.

1. Perubahan Gaya Hidup

  • Modifikasi Diet: Hindari makanan dan minuman yang memicu asam lambung, seperti makanan berlemak, pedas, asam, cokelat, kafein, dan alkohol.
  • Makan Malam Lebih Awal: Beri jeda minimal 3 jam antara makan malam dan tidur.
  • Tinggikan Kepala Saat Tidur: Gunakan bantal tambahan untuk mengangkat kepala sekitar 15-20 cm.
  • Berhenti Merokok: Merokok memperburuk refluks asam lambung.
  • Menurunkan Berat Badan: Jika kelebihan berat badan, menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi tekanan pada perut.

2. Pengobatan

  • Antasida: Menetralkan asam lambung (contoh: Mylanta, Gaviscon).
  • H2-blocker: Mengurangi produksi asam lambung (contoh: Ranitidin, Famotidin).
  • Proton Pump Inhibitor (PPI): Menghambat produksi asam lambung (contoh: Omeprazole, Lansoprazole). PPI adalah pilihan yang lebih kuat dan biasanya diresepkan untuk kasus LPR yang lebih parah.
  • Prokinetik: Membantu mempercepat pengosongan lambung (contoh: Metoclopramide, Domperidone).

Bagaimana cara meredakan GERD? Baca di sini: Inilah 3 Penanganan untuk Bantu Meredakan GERD

Pencegahan LPR: Tips Sederhana untuk Mencegah Asam Lambung Naik

Menerapkan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah LPR:

  • Hindari makanan pemicu: Identifikasi dan hindari makanan yang memperburuk gejala.
  • Makan porsi kecil tapi sering: Hindari makan terlalu banyak dalam satu waktu.
  • Jangan berbaring setelah makan: Beri waktu minimal 3 jam sebelum berbaring.
  • Jaga berat badan ideal: Hindari kelebihan berat badan.
  • Berhenti merokok: Merokok memperburuk refluks.
  • Kelola stres: Stres dapat memicu produksi asam lambung.

Komplikasi LPR: Apa yang Terjadi Jika Tidak Diobati?

Jika tidak diobati, LPR dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:

  • Radang laring kronis (laryngitis): Peradangan jangka panjang pada laring.
  • Pembentukan jaringan parut pada laring (stenosis laring): Penyempitan laring yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
  • Perubahan suara permanen: Suara menjadi serak atau parau secara permanen.
  • Ulkus pada laring atau faring: Luka terbuka pada jaringan.
  • Peningkatan risiko kanker laring: Dalam kasus yang jarang terjadi.
  • Asma dan masalah pernapasan lainnya: LPR dapat memperburuk kondisi pernapasan yang sudah ada.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala LPR yang parah atau berkelanjutan, terutama jika disertai dengan:

  • Kesulitan bernapas.
  • Nyeri dada.
  • Muntah darah.
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Suara serak yang tidak membaik setelah beberapa minggu.

Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.

Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Yuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi: 
NIH. Diakses pada 2025. Laryngopharyngeal Reflux. 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Laryngopharyngeal Reflux (LPR). 
WebMD. Diakses pada 2025. Laryngopharyngeal Reflux (Silent Reflux). 

Pertanyaan Seputar Laryngopharyngeal Reflux (LPR)

1. Apakah LPR bisa sembuh total?

LPR dapat dikelola dengan baik melalui perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemantauan rutin. Namun, beberapa orang mungkin memerlukan pengobatan jangka panjang untuk mengendalikan gejala.

2. Apakah LPR berbahaya?

Jika tidak diobati, LPR dapat menyebabkan komplikasi seperti peradangan kronis pada laring, stenosis laring (penyempitan laring), dan peningkatan risiko kanker laring.

3. Apakah LPR bisa menyebabkan batuk terus-menerus?

Ya, batuk kronis adalah salah satu gejala umum LPR. Asam lambung yang naik ke tenggorokan dapat mengiritasi saraf dan memicu refleks batuk.