Mengenal Lebih Jauh Vaksin Rabies pada Manusia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Februari 2019
Mengenal Lebih Jauh Vaksin Rabies pada ManusiaMengenal Lebih Jauh Vaksin Rabies pada Manusia

Halodoc, Jakarta – Rabies adalah penyakit yang ditularkan dari gigitan hewan yang sudah terjangkit virus. Manusia berisiko mengalami penyakit ini jika digigit oleh hewan yang sebelumnya sudah terinfeksi virus rabies, misalnya anjing. Berita buruknya, penyakit ini bisa sangat berbahaya, bahkan mematikan.

Manusia yang terserang penyakit rabies umumnya tidak menunjukkan gejala yang parah, namun jika dibiarkan hal itu ternyata bisa menyebabkan kematian. Nah, salah satu cara untuk mencegah infeksi virus tersebut adalah dengan vaksin rabies. Lantas, siapa saja yang membutuhkan vaksin ini dan bagaimana cara vaksin melindungi tubuh dari serangan rabies?

Vaksin rabies sebenarnya boleh saja untuk siapapun. Tapi, orang-orang yang memiliki risiko tinggi memiliki rabies lebih dianjurkan untuk divaksin. Kelompok orang yang rentan terhadap virus rabies adalah dokter hewan, peternak, dan orang-orang yang banyak melakukan interaksi langsung dengan hewan.

Baca juga: 4 Fakta tentang Rabies pada Manusia

Kapan Harus Mendapat Vaksin Rabies?

Sebenarnya, ada dua jenis vaksin rabies yang tersedia dan bisa didapatkan manusia. Keduanya adalah vaksin untuk mencegah rabies dan vaksin yang diberikan pada orang yang sudah terinfeksi virus ini. Untuk mencegah rabies, ada tiga dosis vaksin yang harus diberikan. Vaksin dosis satu, diberikan pada kali pertama vaksin. Kemudian, vaksin pencegahan dosis dua, yang diberikan pada tujuh hari setelah dosis pertama diberikan. Terakhir, vaksin dosis tiga yang diberikan 21 hari atau 28 hari setelah dosis satu.

Selain pencegahan, vaksin juga dibutuhkan untuk mengatasi rabies yang sudah menginfeksi. Tujuannya untuk mencegah virus menyebar dan menimbulkan komplikasi penyakit lain. Tentu saja pemberian vaksin untuk kondisi ini harus sesuai dengan saran dari dokter. Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan setelah digigit anjing atau hewan lain, apalagi jika setelah gigitan muncul gejala yang mengarah pada infeksi virus rabies.

Baca juga: 3 Gejala Rabies pada Manusia

Digigit Anjing yang Dicurigai Rabies? Lakukan Ini!

Memelihara anjing memang kerap menjadi pilihan beberapa keluarga, karena memiliki sifat setia dan bisa menjaga rumah. Tapi pada dasarnya, anjing adalah hewan pemburu yang memiliki insting dan naluri untuk menyerang, terutama jika ia merasa terancam. Lalu, bagaimanakah pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika digigit anjing yang diduga rabies?

1. Cari Tempat Aman

Setelah digigit anjing, pergilah ke tempat aman dan menjauh dari anjing. Hal itu untuk mencegah anjing kembali menyerang. Sebab, anjing yang sudah terlanjur marah biasanya akan kembali menyerang korbannya tanpa ampun.

Luka yang disebabkan oleh gigitan anjing biasanya akan menyebabkan kerusakan yang signifikan di bawah lapisan kulit. Segera lakukan pertolongan pertama atau perawatan medis yang sesuai untuk menghindari luka semakin parah.

2. Cuci Bekas Luka

Luka gigitan anjing harus segera dibersihkan dengan sabun dan air jika masih memungkinkan. Cuci luka gigitan anjing tersebut secara menyeluruh. Jika darah masih terus mengalir dari luka gigitan, coba tekan luka menggunakan handuk atau perban steril. Setelah mengering, oleskan krim antibiotik untuk mencegah antibiotik dan tutupi gigitannya dengan perban bersih.

Baca juga: Tak Hanya karena Anjing, Gigitan Hewan Ini Juga Bisa Sebabkan Rabies

3. Pergi ke Rumah Sakit

Setelah melakukan pertolongan pertama, segera pergi ke rumah sakit. Hal tersebut untuk memastikan bahwa luka gigitan tersebut ditangani dengan benar dan tidak akan menimbulkan infeksi.

Kamu juga bisa meminta bantuan untuk melakukan pertolongan pertama saat digigit anjing kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan