Mengenal Manfaat Obat Phenytoin untuk Mengatasi Kejang Epilepsi
Phenytoin merupakan salah satu opsi pengobatan yang bisa digunakan untuk pengobatan kejang epilepsi.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Epilepsi?
- Cara Kerja Obat Phenytoin untuk Atasi Kejang Epilepsi
- Dosis dan Cara Penggunaan Phenytoin
- Perhatian dan Efek Samping yang Dapat Terjadi
- Kesimpulan
- Pertanyaan Umum Seputar Obat Epilepsi (FAQ)
Kejang merupakan salah satu gejala utama yang sering terjadi pada pengidap epilepsi.
Umumnya, kejang epilepsi dapat sangat bervariasi, mulai dari kejang ringan hingga kejang yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran.
Meskipun tidak dapat sembuh total, pengidap epilepsi dapat mengelola gejalanya dengan terapi dan penggunaan obat-obatan. Salah satu obat yang efektif adalah phenytoin yang dapat mengontrol dan mencegah kejang pada penderita epilepsi.
Simak pembahasan mengenai phenytoin dalam artikel berikut ini!
Apa Itu Epilepsi?
Epilepsi adalah gangguan saraf kronis yang menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang. Kejang terjadi akibat adanya aktivitas listrik abnormal di otak.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada sekitar 50 juta orang di seluruh dunia yang menderita epilepsi.
Penyebab epilepsi bisa bervariasi, mulai dari faktor genetik, cedera kepala, infeksi otak, hingga stroke.
Pada banyak kasus, penyebab epilepsi tidak diketahui (idiopatik).
Cara Kerja Obat Phenytoin untuk Atasi Kejang Epilepsi
Phenytoin merupakan obat resep yang termasuk dalam kategori antikonvulsan atau antiepileptik.
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah dan mengurangi gejala kejang pada individu yang menderita epilepsi.
Phenytoin bekerja dengan menghambat kanal natrium yang berperan penting dalam mengatur aliran listrik di sel saraf.
Dengan menghambat kanal natrium, phenytoin memperlambat penyebaran sinyal listrik yang abnormal ini. Alhasil, kemungkinan terjadinya kejang epilepsi dapat berkurang.
Namun, penting untuk dicatat bahwa phenytoin tidak dapat mengobati semua jenis kejang pada penderita epilepsi. Obat ini secara efektif bermanfaat khususnya untuk kejang tonik klonik, kejang complex-partial, dan status epilepticus.
Nah, kamu bisa mengetahui lebih lanjut mengenai kejang tonik klonik dengan membaca artikel berikut ini: Mengenal Grand Mal Seizure atau Kejang Tonik Klonik yang Berbahaya.
Dosis dan Cara Penggunaan Phenytoin
Phenytoin tersedia dalam berbagai bentuk seperti tablet standar, tablet kunyah, kapsul, dan cairan atau suspensi.
Penggunaannya bervariasi tergantung pada jenis sediaan yang dipilih.
Dalam penggunaannya, biasanya dokter akan meresepkan phenytoin dengan dosis rendah pada awal pengobatan dan meningkatkannya secara bertahap selama beberapa minggu.
Dosis dan frekuensi konsumsi obat ini juga dapat berbeda-beda tergantung mereknya. Obat ini dapat kamu minum satu atau dua kali sehari, baik dengan atau tanpa makanan.
Berikut ini adalah dosis phenytoin yang sering diberikan pada pengidap epilepsi:
- Dewasa: 200 mg hingga 500 mg per hari, dalam 1 atau 2 dosis.
- Anak usia 12 hingga 17 tahun: 300 mg hingga 400 mg per hari, dalam 2 dosis.
- Anak usia di bawah 11 tahun: Dosis bervariasi tergantung pada berat badan.
Obat ini hanya dapat digunakan dengan resep dokter.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengobatan epilepsi, kamu bisa membaca artikel berikut ini: Cek Fakta: Benarkah Epilepsi Tak Bisa Sembuh?
Perhatian dan Efek Samping yang Dapat Terjadi
Penggunaan phenytoin dapat menimbulkan beberapa efek samping umum yang dapat hilang dengan sendirinya. Efek samping umum yang dapat muncul meliputi:
- Ngantuk dan kebingungan.
- Berbicara tergagap.
- Gerakan mata yang tidak normal.
- Masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau gerakan otot.
Pada kasus tertentu, obat ini juga dapat menyebabkan efek samping serius yang memerlukan penanganan lebih lanjut dari dokter.
Contohnya nyeri dada, ruam kulit ringan maupun berat, demam, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar, gusi merah, memar dan pendarahan, serta perubahan warna kulit dan urine.
Phenytoin juga memiliki sejumlah efek negatif pada penggunaan jangka panjang dan dapat menyebabkan masalah pada janin.
Kesimpulan
Phenytoin adalah obat yang efektif untuk mengendalikan kejang pada penderita epilepsi. Namun, penggunaan obat ini harus dengan resep dokter.
Penting untuk berkonsultasi dokter mengenai dosis, cara penggunaan, dan peringatan yang terkait dengan phenytoin.
Konsultasi dengan dokter kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.
Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan obat atau produk kesehatan lainnya yang kamu butuhkan di Toko Kesehatan Halodoc.
Produknya 100% asli original dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Medline Plus. Diakses 2025. Phenytoin.
Mayo Clinic. Diakses 2025. Phenytoin (Oral Route).
NHS. Diakses 2025. Phenytoin.
Drugs.com. Diakses 2025. Phenytoin.
Healthline. Diakses 2025. Phenytoin, Oral Capsule.
National Library of Medicine. Diakses 2025. Phenytoin
Epilepsy Foundation. Diakses 2025. Phenytoin.
Pertanyaan Umum Seputar Obat Epilepsi (FAQ)
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar obat epilepsi yang sering diajukan:
- Apakah obat epilepsi harus diminum seumur hidup?
Pada sebagian kasus, obat epilepsi perlu diminum dalam jangka panjang, bahkan mungkin seumur hidup. Namun, pada beberapa kasus epilepsi yang terkontrol dengan baik selama beberapa tahun, dokter mungkin mempertimbangkan untuk menurunkan dosis obat secara bertahap atau bahkan menghentikan pengobatan.
- Apa yang harus dilakukan jika mengalami kejang saat sedang minum obat epilepsi?
Jika kamu mengalami kejang saat sedang minum obat epilepsi, segera cari pertolongan medis.
- Apakah obat epilepsi dapat menyebabkan ketergantungan?
Obat epilepsi tidak menyebabkan ketergantungan fisik seperti narkoba. Namun, penghentian obat epilepsi secara tiba-tiba dapat memicu kejang, terutama jika dosis obat belum diturunkan secara bertahap. Oleh karena itu, penghentian obat epilepsi harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter.


