Cek Fakta: Benarkah Epilepsi Tak Bisa Sembuh?
Epilepsi adalah penyakit otak yang bisa menyebabkan kejang berulang. Pengidapnya bisa saja terbebas dari kejang dengan perawatan yang tepat.

DAFTAR ISI
- Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?
- Faktor yang Meningkatkan Kemungkinan Terbebas dari Kejang
- Mengenal Metode Pengobatan Epilepsi
Epilepsi merupakan gangguan pada aktivitas listrik otak yang menyebabkan kejang berulang tanpa pemicu jelas. Di Indonesia epilepsi sering disebut sebagai ayan atau sawan.
Ada banyak rumor yang beredar mengenai epilepsi, salah satunya adalah epilepsi yang tidak bisa sembuh. Lantas apakah rumor tersebut benar? Yuk simak faktanya lebih lanjut.
Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?
Epilepsi adalah gangguan kejang yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari pengidapnya. Sayangnya, belum ada pengobatan yang bisa sepenuhnya menyembuhkan epilepsi.
Namun, kabar baiknya pengidap epilepsi bisa terbebas dari kejang jika mendapatkan perawatan yang tepat, termasuk obat-obatan dan teknik manajemen yang baik.
Dilansir dari Epilepsy Foundation sekitar 6 dari 10 orang yang didiagnosis epilepsi, dapat bebas dari kejang dalam beberapa tahun dengan pengobatan yang tepat. Banyak dari orang-orang ini bahkan tidak pernah mengalami kejang lagi.
Adapun data lain yang mengungkapkan bahwa sekitar 66 persen orang dengan epilepsi, dapat mengontrol kondisinya dengan mengkonsumsi obat antiepilepsi.
Sementara itu sekitar 70 persen orang yang menjalani operasi berhasil terbebas dari kejang, tetapi ada pula yang mengalami kejang namun hanya sesekali.
Ciri-ciri sembuh dari epilepsi biasanya ditandai bila tidak mengalami kejang selama minimal 5 tahun, dengan sedikitnya 2 tahun terakhir tanpa obat antiepileptik.
Kondisi ini juga disertai kemampuan pasien untuk menjalani aktivitas harian tanpa gangguan neurologis. Namun, untuk memastikan benar-benar sembuh dari epilepsi, evaluasi medis oleh dokter saraf tetap diperlukan.
Faktor yang Meningkatkan Kemungkinan Terbebas dari Kejang
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan pasien epilepsi terbebas dari kejang yaitu:
- Memberikan respon positif pada pengobatan pertama dan kedua.
- Tidak mengidap cedera otak atau kelainan otak lainnya.
- Hasil tes neurologi dan electroencephalography (EEG) normal.
- Tidak memiliki riwayat keluarga dengan epilepsi.
- Jika penyebab epilepsi tidak diketahui maka kemungkinan terbebas dari kejang lebih tinggi.
Mengenal Metode Pengobatan Epilepsi
Ada banyak perawatan yang tersedia untuk menangani epilepsi. Jenis perawatan yang dilakukan bergantung pada kondisi pribadi seseorang dan bagaimana mereka merespon pengobatan di tahap pertama.
Berikut ini jenis-jenisnya.
1. Mengonsumsi obat-obatan
Obat sering kali menjadi pilihan pertama dalam pengobatan epilepsi. Ada 26 obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk mengendalikan kejang.
Ada banyak variasi epilepsi, maka obat-obatan berdasarkan kategorinya:
- Jenis kejang.
- Respon pasien sebelumnya terhadap obat anti kejang.
- Riwayat kesehatan.
- Efek samping obat.
- Usia.
- Jenis kelamin.
- Biaya.
Tenaga kesehatan mungkin juga akan mengombinasikan satu atau lebih obat, untuk menemukan obat yang terbaik yang dapat mengendalikan epilepsi.
Salah satu obat untuk mengatasi kejang epilepsi adalah gabapentin atau phenytoin. Gabapentin merupakan jenis obat resep dalam kategori antikonvulsan yang bermanfaat untuk mengobati epilepsi.
2. Operasi
Untuk menangani epilepsi, dokter mungkin akan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini untuk melakukan operasi:
- Tidak ada perubahan kejang bahkan setelah mencoba dua obat atau lebih.
- Kejang melumpuhkan dan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.
- Kejang selalu terjadi di daerah otak yang sama.
- Ada kelainan di otak tempat kejang bermula.
- Memiliki jenis epilepsi tertentu, yaitu atonik atau tonik.
- Mengalami peningkatan risiko untuk melukai diri sendiri atau mengalami status epileptikus.
Prosedur operasi epilepsi meliputi pengangkatan jaringan abnormal, pemotongan serat yang menghubungkan area otak, radiosurgery stereotactic yaitu penghancuran jaringan otak abnormal atau menggunakan alat neuromodulasi.
Ketahui juga terapi yang bisa dilakukan untuk pengidap epilepsi di laman berikut, “4 Jenis Terapi yang Bisa Dilakukan untuk Pengidap Epilepsi”.
3. Diet
Selain obat-obatan dan operasi, diet dan gaya hidup juga berperan dalam mengontrol epilepsi. Jenis diet pengidap epilepsi adalah diet ketogenik dan diet atkins, yaitu diet rendah karbohidrat, serta tinggi protein dan lemak.
Pola makan ini sebagian besar direkomendasikan untuk anak-anak jika pengobatan dan operasi sudah tidak efektif lagi menangani epilepsi. Diet ini mampu mengurangi frekuensi kejang dengan cara meredam rangsangan saraf.
Walaupun pengobatan epilepsi masih belum ada, pengobatan dan perawatan yang tepat maka pengidap epilepsi dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik.
Jika kamu punya pertanyaan lain terkait epilepsi, hubungi dokter spesialis saraf di Halodoc saja!
Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:



