Mengenal Midlife Crisis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   08 November 2023

“Midlife crisis adalah ketika seseorang mempertanyakan makna hidupnya, bisa menyoal karier, relasi, atau pun hal lainnya. Walaupun biasanya didorong oleh pertambahan usia, terkadang situasi seperti finansial, pencapaian hidup, dan keluarga bisa memicu kondisi ini.”

Mengenal Midlife Crisis: Penyebab, Gejala, dan Cara MengatasinyaMengenal Midlife Crisis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

DAFTAR ISI

1. Penyebab Midlife Crisis

2. Berbagai Gejala Midlife Crisis

3. Cara Mengatasi Midlife Crisis


Halodoc, Jakarta – Midlife crisis atau krisis pertengahan hidup adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode transisi emosional, yang dialami oleh banyak orang di sekitar usia pertengahan. Biasanya antara usia 40 hingga 60 tahun. 

Pada saat ini, seseorang sering kali merasa terjebak dalam pertanyaan eksistensial tentang pencapaian hidup, kebahagiaan, dan tujuan masa depan. Krisis ini dapat disertai dengan perasaan kecemasan, ketidakpastian, atau ketidakpuasan terhadap aspek-aspek tertentu dalam hidup mereka, seperti pekerjaan, hubungan, atau pencapaian pribadi. 

Penyebab Midlife Crisis

Orang yang mengalami midlife crisis mungkin merasa perlu untuk melakukan perubahan signifikan dalam upaya mencari arti hidup yang baru. Sebagai contoh, seseorang mungkin merasa terjebak dalam pekerjaan yang mereka rasakan kurang memuaskan dan mulai mempertanyakan pilihan kariernya. 

Ada keinginan untuk mengejar hobi atau minat yang selama ini mereka abaikan. Selain itu, dalam upaya mencari kebahagiaan dan makna, orang yang mengalami midlife crisis mungkin memutuskan untuk melakukan perubahan besar dalam hidup

Contohnya seperti mengubah karier, menjalani gaya hidup yang berbeda, atau mencari hubungan baru. Baca penjelasan lebih lanjut mengenai kondisi ini di artikel: “Krisis Paruh Baya, Ini Tanda-Tandanya.”

Nah, berikut beberapa penyebabnya yang perlu diketahui.

1. Refleksi memasuki usia tertentu 

Ketika seseorang mencapai usia pertengahan–misalnya 25, 30, 35 atau bahkan 40-an–mereka cenderung melakukan refleksi mendalam tentang pencapaian, tujuan hidup, dan harapan yang belum terpenuhi. Kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain dan merasa kecewa dengan pencapaian dapat memicu midlife crisis.

2. Perubahan fisik dan kondisi kesehatan

Perubahan fisik yang terjadi pada usia pertengahan, seperti penurunan energi, munculnya tanda-tanda penuaan, dan perubahan hormon, dapat membuat seseorang merasa terganggu. 

Perasaan ini dapat memicu keinginan untuk mengatasi perubahan tersebut atau merasa tidak puas dengan penampilan dan kesehatannya.

3. Relasi yang tidak sama lagi

Pada usia pertengahan, hubungan dalam keluarga dan perkawinan juga dapat mengalami perubahan. Misalnya, konflik dalam perkawinan atau perselisihan dengan anak-anak yang semakin dewasa dapat memicu krisis hubungan, memaksa individu untuk merenungkan hubungan mereka dan mencari solusi.

4. Krisis karier

Ketidakpuasan dalam pekerjaan atau perasaan bahwa karier tidak memenuhi ekspektasi, juga dapat menjadi pemicu midlife crisis. Seseorang mungkin merasa bahwa waktu telah terbuang dan mereka harus mencari tujuan karier baru atau mencari pekerjaan yang lebih memuaskan.

5. Penyebab lainnya

Sebenarnya ada banyak penyebab midlife crisis, berikut adalah penyebab lainnya:

  • Perasaan kehilangan dan kematian. Perasaan kehilangan teman, kerabat, atau orang-orang terdekat juga dapat memicu midlife crisis. Kehilangan sosial dan perasaan takut akan kematian bisa menjadi faktor penyebab yang kuat. 
  • Krisis identitas. Seseorang mungkin mulai meragukan identitas mereka dan mencari arti yang lebih dalam dalam hidup mereka.
  • Perasaan terkekang. Kepentingan dan impian yang tertunda atau terlupakan selama bertahun-tahun, bisa membuat seseorang merasa terkekang dan ingin mengejar aspirasi baru.
  • Tekanan eksternal. Harapan sosial, tekanan finansial, atau ekspektasi orang lain terhadap individu juga bisa memicu kondisi psikologis ini.
  • Perasaan hampa. Meskipun telah mencapai kesuksesan materi, seseorang tetap dapat merasa kosong dan mencari makna yang lebih dalam dalam hidupnya. Artikel mengenai perasaan hampa bisa dibaca di: “Merasa Hampa dan Mati Rasa, Waspada Emotional Numbness.”
  • Ketidakpuasan emosional. Seseorang mungkin merasa tidak puas dengan perasaan emosional atau merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton, yang memicu perubahan drastis dalam upaya mencari kebahagiaan baru.

Berbagai Gejala Midlife Crisis

Midlife crisis adalah periode emosional yang dapat memunculkan berbagai gejala dan perubahan dalam perilaku seseorang. Apa saja gejalanya? 

  • Kecemasan dan kekhawatiran, orang yang mengalami midlife crisis sering merasa cemas tentang masa depan, seperti pensiun, kesehatan, atau pencapaian hidup yang belum terpenuhi.
  • Mempertanyakan tentang siapa dirinya, munculnya pertanyaan-pertanyaan tentang siapa mereka sebenarnya dan apa arti hidup mereka, yang sering kali mengarah pada perasaan bingung tentang identitas diri.
  • Perubahan suasana hati, perubahan suasana hati yang drastis, seperti depresi, kecemasan, atau marah, bisa terjadi dalam midlife crisis.
  • Merasa terbebani, bisa karena pekerjaan atau kewajiban keluarga yang membuatnya merasa terbatasi dalam melakukan eksplorasi.
  • Tidak puas dengan hidupnya, selalu merasa kurang, baik dari sisi pekerjaan atau apa pun dalam kehidupannya.
  • Sering mengalami konflik dengan pasangan, pertengkaran dalam hubungan atau pertanyaan tentang keberlanjutan hubungan, bisa menjadi tanda orang sedang meragukan kestabilan dalam hidupnya.
  • Perasaan kehilangan dan nostalgia, merasa nostalgia terhadap masa lalu atau kehilangan orang-orang yang pergi bisa menjadi gejala midlife crisis.
  • Impulsif, smule menghabiskan uang secara impulsif, seperti membeli mobil mahal atau perjalanan mewah, dalam upaya mencari kepuasan atau pemenuhan.
  • Perubahan gaya hidup, mulai merasa harus mengubah gaya hidup mereka, seperti berhenti merokok, mulai berolahraga, atau menjalani diet baru.
  • Krisis seksual, fluktuasi dalam gairah seksual atau pertanyaan tentang daya tarik pribadi.
  • Mengubah penampilan, upaya untuk memperbarui penampilan, seperti perubahan gaya rambut, tato, atau pakaian.

Cara Mengatasi Midlife Crisis

Gejala-gejala ini bisa berbeda-beda antara individu dan intensitasnya. Penting untuk diingat bahwa midlife crisis adalah periode yang bisa menjadi tantangan, tetapi juga bisa menjadi peluang untuk pertumbuhan dan eksplorasi. Bagaimana cara mengatasi perubahan tersebut?

1. Lakukan refleksi diri

Luangkan waktu untuk merenungkan diri dan memahami apa yang mungkin menjadi pemicu midlife crisis. Kemudian tinjau kembali pencapaian hidup dan tujuan yang sudah dicapai dan yang belum terpenuhi. Dengan memahami emosi sendiri, kamu lebih bisa mengatasi masalah dengan lebih efektif.

2. Berbicara dengan seseorang

Terkadang, berbicara dengan teman, anggota keluarga, atau seorang konselor dapat membantu. Berbagi perasaan dan pengalaman dengan seseorang yang dipercaya bisa memberikan perspektif baru dan dukungan yang dibutuhkan. Kamu juga bisa baca artikel: “Jangan Takut, Lakukan Hal Ini untuk Atasi Quarter Life Crisis” untuk keterangan lebih jelas. 

3. Tetap terhubung

Orang yang mengalami midlife crisis biasanya menjaga jarak dan mengasingkan diri. Tetap terhubung dengan teman-teman dan keluarga dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan dukungan emosional.

4. Melakukan cara lainnya 

Selain cara-cara di atas, kamu juga bisa mencoba cara-cara berikut ini: 

  • Menerapkan gaya hidup sehat, fokus pada pola makan yang seimbang, tidur yang cukup, dan rutinitas olahraga yang teratur dapat membantu meningkatkan kesejahteraan fisik dan emosional.
  • Eksplorasi minat baru, cobalah untuk mengejar minat atau hobi baru yang mungkin sebelumnya terabaikan. Bisa jadi ini bisa memberikan perasaan pencapaian baru dan kegembiraan.
  • Tetapkan prioritas, identifikasi apa yang benar-benar penting dan perlu diprioritaskan. Ini dapat membantu merumuskan tujuan dan rencana yang lebih tepat.
  • Terlibat dalam kegiatan sosial, bergabung dengan kelompok atau organisasi yang diminati, kemudian berpartisipasi dalam kegiatan secara sukarela dapat memberikan perspektif baru dalam hidup. 
  • Meditasi dan relaksasi,  latihan meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
  • Jaga kesehatan fisik, makan makanan seimbang, olahraga secara teratur, dan tidur yang cukup dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional.

Dapatkan bantuan dari tenaga profesional yang ahli dalam mengatasi permasalahaan tersebut untuk kualitas hidup yang lebih baik. Klik gambar di bawah untuk konsultasi psikolog di Halodoc dengan biaya yang terjangkau.✔️

chat psikolog halodoc
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2023. 10 Tips to Turn a Midlife Crisis into a Fresh Re(start).
Healthline. Diakses pada 2023. Midlife Crisis or Midlife Myth? What to Know About Going ‘Over the Hill’.
Help Guide. Diakses pada 2023. Midlife Crisis: Signs, Causes, and Coping Tips.
Forbes. Diakses pada 2023. Midlife Crisis: Signs, Causes And Treatments.
Greater Good Magazine. Diakses pada 2023. Why Midlife Is So Hard—Especially Now.
Oprah Daily. Diakses pada 2023. Think You’re Having a Midlife Crisis? Here are Some Signs to Consider.
Acenda Integrated Health. Diakses pada 2023. Am I Having a Midlife Crisis and How Do I Handle It?
Banner Health. Diakses pada 2023. 4 Simple Strategies to Help You Cope With a Midlife Crisis.
The Guardian. Diakses pada 2023. Surviving the midlife crisis: a 10-point guide.
Greater Good Magazine. Diakses pada 2023. How to Survive Your Midlife Blues.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan