Mengenal Sifat Pesimis: Contoh, Dampak, dan Cara Ampuh Mengatasinya

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   28 November 2023

“Sifat pesimis adalah pola pikir yang selalu melihat peristiwa hanya dari sisi negatif saja. Ada beberapa cara mengatasinya, salah satunya dengan melawan pikiran negatif dan membangun circle dengan orang-orang yang positif.”

Mengenal Sifat Pesimis: Contoh, Dampak, dan Cara Ampuh MengatasinyaMengenal Sifat Pesimis: Contoh, Dampak, dan Cara Ampuh Mengatasinya

Halodoc, Jakarta – Saat menghadapi kesulitan, kadang-kadang alam bawah sadar cenderung untuk mempersiapkan diri dengan berpikir negatif. Meski ini membentuk sikap antisipasi, pada faktanya kecenderungan ini bisa jadi tidak sehat dan membentuk pesimisme. 

Kegagalan, stres, atau ketidakpastian tentang masa depan dapat menjadi pemicu pesimisme.  Apakah mudah putus asa dan tidak percaya diri bisa disebut sebagai sifat pesimis? Baca penjelasannya di sini!

Apa itu Sikap Pesimis?

Pesimis adalah suatu sikap atau pandangan negatif terhadap suatu peristiwa atau situasi tertentu. Seseorang yang memiliki sikap ini diidentikkan dengan sifat tidak percaya diri atau mudah menyerah. 

Pesimisme bukanlah penyakit mental, tetapi merupakan ciri kepribadian di mana seseorang memiliki pandangan hidup yang lebih negatif.Pesimisme adalah kebalikan dari optimisme. Misalnya, seseorang yang pesimis mungkin melihat hari hujan, dan berpikir betapa hal itu telah merusak rencananya atau betapa sengsaranya mereka jika basah kuyup. 

Sementara itu, orang dengan optimisme akan melihat hujan yang sama dengan pandangan yang berbeda. Mereka memikirkan bagaimana air akan bermanfaat bagi tanaman, atau bersemangat karena mereka bisa melihat pelangi.

Ciri dan Contoh Sifat pesimis 

Masih bingung dengan sifat pesimis dan membedakannya dengan sikap negatif lainnya? Nah, berikut ciri-ciri spesifiknya:

  • Meragukan kemampuan sendiri. Sikap pesimis sering terlihat saat seseorang meragukan kemampuan diri sendiri, bahkan sebelum mencoba suatu tugas, karena mereka sudah yakin akan gagal.
  • Pandangan buruk terhadap masa depan. Merasa bahwa hal-hal tidak akan pernah membaik, bahkan ketika ada potensi perbaikan.
  • Resah oleh kemungkinan terburuk. Orang pesimis cenderung fokus pada kemungkinan terburuk dalam situasi apa pun, dan sering kali merasa khawatir tentang apa yang bisa saja terjadi–dan ini cenderung hal negatif.
  • Menyalahkan diri sendiri. Orang pesimis mereka sering menyalahkan diri sendiri atas kegagalan atau masalah, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.
  • Tidak percaya pada orang lain. Mereka bisa menjadi sangat skeptis terhadap niat baik orang lain, percaya bahwa semua orang memiliki motif tersembunyi.
  • Kurangnya motivasi. Pesimisme sering menghambat motivasi untuk mencoba hal baru atau mengejar tujuan, karena mereka merasa bahwa hasilnya tidak akan memuaskan.
  • Kurangnya penghargaan terhadap prestasi. Meskipun meraih prestasi, orang pesimis mungkin tidak merasa puas dan tetap merasa tidak berhasil.
  • Merasa terjebak dalam masalah. Mereka mungkin merasa bahwa masalah yang mereka hadapi tidak memiliki solusi yang memadai, dan merasa terjebak dalam keadaan sulit.
  • Menarik diri dari interaksi sosial. Pesimisme bisa membuat seseorang menarik diri dari interaksi sosial. Alasannya mereka merasa tidak ada yang positif yang bisa mereka bagikan atau terima dari orang lain.

Dampak dari Sifat Pesimis 

Orang yang pesimis cenderung memiliki stres yang lebih besar dan keterampilan mengatasi masalah yang lebih sedikit. Selain itu, dampak spesifik lain dari sifat pesimis adalah:

1. Kurang tidur

Pesimis juga dapat menyebabkan tidur yang tidak lelap karena otak terus-menerus memikirkan daftar semua kekhawatiran. Contohnya, pekerjaan kantor, pesan yang tidak dibalas, respons orang terhadap posting-an di media sosial, dan lain sebagainya. 

2. Peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2016 yang dipublikasikan di Springer Nature, sikap pesimistis dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, sedangkan sikap optimis mungkin tidak berpengaruh sama sekali.

Dalam jurnal ilmiah berjudul Pessimism and risk of death from coronary heart disease among middle-aged and older Finns: an eleven-year follow-up study, termuat penelitian mengenai 2.267 pria dan wanita, berusia antara 52 dan 76 tahun, yang diberikan enam pernyataan positif dan negatif. 

Pernyataan positif dan negatif tersebut dapat memengaruhi kadar kolesterol, tekanan darah, dan glukosa. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah sikap pesimis dapat membahayakan orang dengan penyakit jantung koroner.

Ciri-ciri kepribadian dapat memperburuk kesehatan fisik. Jika kamu pesimis dan memiliki masalah kesehatan, menjaga kesehatan fisik adalah hal yang lebih penting.

3. Membunuh sel-sel otak

Ketika kamu terus-menerus mengharapkan yang terburuk, otak akan melepaskan lebih banyak kortisol. Kadar kortisol tinggi yang dikeluarkan akibat stres, dapat mengurangi volume otak. 

Hal ini dapat membunuh neuron baru di hipokampus otak. Hipokampus merupakan suatu wilayah otak yang sangat terkait dengan memori, emosi, dan pembelajaran. Baca dampak negatif pesimis di artikel Awas, Pesimis Bisa Mengganggu Kesehatan Mental.

Cara Mengatasi Sifat Pesimis

Mengatasi sifat pesimis adalah langkah penting dalam mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dalam hidup. Berikut adalah cara mengatasi sifat negatif ini:

1. Menyadari pola pikir

Langkah pertama adalah menyadari pola pikir pesimis yang mungkin muncul dalam diri. Menyadari bahwa kamu sering merasa negatif adalah kunci untuk mengubahnya.

2. Menantang pikiran negatif

Setiap kali merasa pesimis, cobalah untuk mengidentifikasi dan menantang pikiran-pikiran negatif itu. Tanyakan pada diri sendiri apakah ada bukti nyata untuk pesimisme tersebut. Cek tipsnya di artikel: “Pantang Menyerah, Ini 8 Tips Mengembangkan Pikiran Optimis.”

3. Melatih berpikir positif

Praktikkan berpikir positif dengan mengganti pikiran-pikiran negatif dengan yang lebih konstruktif dan optimis. Misalnya, alihkan “Saya pasti akan gagal” menjadi “Saya akan mencoba yang terbaik dan belajar dari pengalaman.”

4. Tujuan yang realistis

Buat tujuan yang realistis dan pecahkan mereka menjadi langkah-langkah kecil yang dapat dicapai. Ini akan membantu kamu merasa lebih percaya diri dan terhindar dari perasaan pesimis. Seperti apa sifat optimis? Cek di artikel: “Mengenal Sikap Optimis: Pengertian, Ciri-Ciri dan Cara Menerapkannya.”

5. Terhubung dengan orang-orang positif

Habiskan waktu dengan orang-orang yang memiliki pandangan positif dan mendukung. Interaksi dengan individu seperti ini bisa memberi energi positif.

6. Menjaga kesehatan fisik dan mental

Kesehatan fisik dan mental yang baik dapat membantu mengurangi pesimisme. Rutin berolahraga, tidur yang cukup, dan mengelola stres adalah kunci.

7. Konsultasi dengan profesional medis

Jika pesimisme sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan sulit diatasi sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional. Contohnya seperti seorang psikolog yang dapat membantu mengatasi masalah ini.

Hubungi psikolog klinis di Halodoc✔️ untuk mendapatkan bantuan profesional yang tepat dengan biaya yang lebih terjangkau melalui banner di bawah ini.

chat psikolog halodoc
Referensi:
Springer Nature. Diakses pada 2023. Pessimism and risk of death from coronary heart disease among middle-aged and older Finns: an eleven-year follow-up study.
Very Well Mind. Diakses pada 2023. Signs of Pessimism and How to Respond.
Sanjeev Datta. Diakses pada 2023. 5 Most Shocking Negative Effects of Pessimism.
Cnbc. Diakses pada 2023. Being a pessimist is bad for your health and brain—here’s what to do about it.
Very Well Mind. Diakses pada 2023. Signs of Pessimism and How to Respond.
WebMD. Diakses pada 2023. Stop Negative Thinking.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan