Mengidap Distimia, Bagaimana Cara Mengobatinya?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Juli 2020
Mengidap Distimia, Bagaimana Cara Mengobatinya?Mengidap Distimia, Bagaimana Cara Mengobatinya?

Halodoc, Jakarta - Distimia (Persistent Depressive Disorder atau PDD) merupakan salah satu jenis gangguan depresi yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan mental yang satu ini dapat terjadi pada semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Lantas, bagaimana langkah mengobati distima ini?

Baca juga: Apa Saja Tanda Seseorang Mengidap Cinderella Complex?

Begini Langkah Mendiagnosis dan Mengobati Distimia

Untuk mendiagnosis secara pasti adanya Persistent Depressive Disorder (PDD) pada seseorang, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik, uji laboratorium, serta tes psikologi. Gejala depresi dapat terjadi hampir sepanjang hari selama satu tahun pada orang dewasa. Sedangkan pada anak-anak, gejala depresi dapat terjadi hampir sepanjang hari selama dua tahun atau lebih.

Baik terjadi pada orang dewasa atau anak-anak, gejala depresi yang muncul akan ditangani dengan memberikan obat-obatan pada anak yang dikombinasikan dengan terapi. Berikut langkah mengobati distimia:

1.Pemberian Obat-Obatan

Gangguan depresi kronis pada pengidap Persistent Depressive Disorder (PDD), dapat diobati dengan memberikan antidepresan. Kembali lagi, pemberian obat akan tergantung pada intensitas keparahan yang dialami oleh pengidap, sesuai dengan umur, serta berat badan pengidap.

Setelah dokter meresepkan obat tertentu, gunakan dalam dosis yang tepat. Jangan menambah atau bahkan berhenti tanpa konfirmasi terlebih dulu, karena akan memperparah gejala yang muncul. 

2.Menjalani Psikoterapi

Selain mengonsumsi obat-obatan, mengobati distimia dapat dilakukan dengan menjalani psikoterapi atau terapi bicara dengan psikolog atau psikiater yang telah menangani Persistent Depressive Disorder (PDD) yang kamu alami. Pengidap juga dianjurkan untuk menjalani terapi kognitif perilaku.

Menjalani psikoterapi bisa menjadi pilihan pengobatan utama yang direkomendasikan untuk anak-anak dan remaja saat mengalami Persistent Depressive Disorder (PDD). Namun kembali lagi, terapi yang akan dilakukan tergantung pada individu masing-masing. Secara umum, psikoterapi dilakukan untuk mengungkapkan pikiran, perilaku, serta emosi yang bisa memperparah gejala yang muncul. 

3.Jalani Pola Hidup Sehat

Di samping mengonsumsi obat dan melakukan psikoterapi, langkah mengobati distimia juga perlu didukung dengan pola hidup sehat untuk membantu meredakan gejala yang muncul. Pola hidup sehat yang dianjurkan adalah mencukupi waktu tidur, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, jangan mengonsumsi alkohol, serta selalu mengungkapnya apapun yang kamu rasakan pada orang terdekatmu.

Persistent Depressive Disorder (PDD) bukanlah gangguan depresi yang dapat hilang begitu saja. Jadi, jangan abaikan jika gejala muncul, dan carilah bantuan medis segera. Distimia dapat ditangani melalui pemeriksaan dan penanganan yang tepat. 

Baca juga: Manja dan Delusional, Waspada Sindrom Cinderella Complex

Apa Saja yang Menjadi Gejala Distimia?

Sama halnya dengan jenis depresi yang lainnya, Persistent Depressive Disorder (PDD) akan menimbulkan perasaan sedih dan putus asa yang berlangsung secara terus-menerus. Perasaan tersebut akan memengaruhi suasana hati serta perilaku pengidapnya. Akibatnya, pengidap kerap kehilangan ketertarikan dalam melakukan hal-hal yang menyenangkan, termasuk aktivitas sehari-hari, bahkan hobinya. 

Gejala yang muncul sendiri akan sama seperti dengan gangguan depresi lainnya. Namun, pada pengidap Persistent Depressive Disorder (PDD), gejala yang muncul tidak terlalu parah, tapi bersifat kronis, yaitu berlangsung selama bertahun-tahun. Berikut gejala distimia:

  • Perasaan sedih dan putus asa.
  • Kehilangan minat untuk melakukan kegiatan.
  • Selalu merasa lelah.
  • Kehilangan kepercayaan diri.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Sulit mengambil keputusan.
  • Mudah marah.
  • Menurunnya produktivitas.
  • Tidak mau melakukan interaksi dengan orang lain.
  • Merasa gelisah dan khawatir.
  • Mengalami gangguan tidur.

Baca juga: Kenali Lebih Jauh Tentang Distimia

Segera temui psikolog atau psikiater di rumah sakit terdekat saat kamu menemukan serangkaian gejalanya, ya! Jika terjadi pada anak-anak dan remaja, gejala akan disertai dengan mudah tersinggung, selalu murung, serta pesimis. Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam fokus dan berkonsentrasi. Jangan anggap remeh, segera cari penanganan yang tepat!

Referensi:
Medline Plus. Diakses pada 2020. Persistent depressive disorder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Persistent depressive disorder (dysthymia).
Healthline. Diakses pada 2020. Persistent Depressive Disorder (Dysthymia).


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan