Menjalani Diet Tinggi Protein, Adakah Efek Sampingnya?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Oktober 2020
Menjalani Diet Tinggi Protein, Adakah Efek Sampingnya?Menjalani Diet Tinggi Protein, Adakah Efek Sampingnya?

Halodoc, Jakarta - Ingin menurunkan berat badan? Diet tinggi protein adalah salah satu metode yang bisa dicoba. Selain untuk menurunkan berat badan, diet tinggi protein sering dilakukan untuk membentuk otot tubuh. Protein adalah zat yang berperan dalam menunjang pertumbuhan, pembentukan sistem kekebalan tubuh, hormon, enzim, dan berbagai jaringan tubuh lain.

Secara sederhana, prinsip diet tinggi protein adalah menganjurkan konsumsi protein dalam jumlah yang tinggi dan mengurangi karbohidrat. Salah satu yang membuat diet tinggi protein digemari adalah mampu menahan lapar lebih lama. Namun, adakah efek samping dari diet tinggi protein?

Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah

Risiko Efek Samping dari Diet Tinggi Protein

Ada beberapa efek samping yang mungkin bisa ditimbulkan dari diet tinggi protein. Namun, bukan berarti diet ini tidak boleh dilakukan. Hanya saja, ada beberapa orang yang perlu berhati-hati dalam menjalani diet tinggi protein. 

Dilansir dari jurnal Advances in Nutrition dan beberapa sumber lainnya, berikut ini efek samping dari diet tinggi protein untuk kelompok orang tertentu, yaitu: 

1.Orang yang Mengidap Penyakit Ginjal

Meski pada beberapa kondisi, ada anjuran untuk pasien penyakit ginjal, seperti gagal ginjal, untuk tidak mengonsumsi protein terlalu banyak, hal ini tidak berarti protein tidak baik dikonsumsi. Orang sehat sebenarnya tidak masalah mengonsumsi makanan tinggi protein. 

Namun, orang yang sudah mengidap penyakit ginjal tidak dianjurkan untuk mengonsumsi protein terlalu banyak. Hal ini karena akan memperberat kerja ginjal, yang sebelumnya sudah mengalami kerusakan. 

2.Orang yang Mengalami Gangguan Fungsi Hati

Hati adalah organ yang berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh. Orang yang mengalami gangguan fungsi hati seperti sirosis, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi protein dalam jumlah besar. Bahkan, mereka harus mengurangi jumlah proteinnya dalam satu hari agar tidak memperparah gangguan yang dialami. 

Namun, pada orang yang sehat dan memiliki fungsi hati yang normal, seharusnya tidak masalah mengonsumsi makanan tinggi protein. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi makanan tinggi protein dapat menyebabkan kerusakan hati.

Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan

Bagaimana Cara Menjalani Diet Tinggi Protein yang Aman?

Meski ada risiko efek samping yang mengintai pada beberapa kelompok orang, bukan berarti diet tinggi protein bisa dikatakan berbahaya. Protein tetap menjadi zat yang paling dibutuhkan oleh tubuh. Menerapkan diet tinggi protein secara umum tidak menimbulkan masalah pada orang yang sehat.

Namun, perlu diingat bahwa tubuh tetap memerlukan zat gizi lainnya. Jika kamu melakukan diet tinggi protein dengan mengganti semua jumlah karbohidrat dengan protein, hal ini bisa berbahaya bagi tubuh dalam jangka panjang, karena dapat mengakibatkan ketosis.

Ketosis terjadi ketika tubuh kekurangan gula yang biasa dipakai sebagai sumber energi, dan memecah lemak sebagai pengganti bahan bakar. Proses ini dapat menghasilkan zat keton dalam darah yang dapat berbahaya bagi kesehatan.

Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?

Jadi, cobalah makan dengan porsi yang cukup dan tetap mengonsumsi berbagai sumber makanan dalam sehari untuk menghindari kekurangan suatu zat gizi. Selain itu, pilih sumber protein yang baik dan rendah lemak, seperti kacang-kacangan, ikan, daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, dan produk susu yang rendah lemak.

Jika ingin menerapkan diet tinggi protein, kamu juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter dan memeriksakan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Agar lebih mudah, kamu bisa download dan gunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter gizi lewat chat, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. 

Referensi:
Advances in Nutrition: An International Review Journal. Diakses pada 2020. Controversies Surrounding High-Protein Diet Intake: Satiating Effect and Kidney and Bone Health.
International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Diakses pada 2020. Do Regular High Protein Diets Have Potential Health Risks on Kidney Function in Athletes?
Precision Nutrition. Diakses pada 2020. Will a High-Protein Diet Harm Your Health? The real story on the risks/rewards of eating more protein.
Healthline. Diakses pada 2020. The Lowdown on High-Protein Diets.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. High-protein diets: Are they safe?