Mitos atau Fakta, Anak yang Lahir dengan IVF Tumbuh Lebih Pintar?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   26 Desember 2020
Mitos atau Fakta, Anak yang Lahir dengan IVF Tumbuh Lebih Pintar?Mitos atau Fakta, Anak yang Lahir dengan IVF Tumbuh Lebih Pintar?

Halodoc, Jakarta - Demi bisa mendapatkan kehamilan dan memiliki keturunan, berbagai cara akan dilakukan. Tidak bisa hamil secara alami membuat banyak pasangan memilih untuk mendapatkan keturunan dengan menjalani proses bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Kendati demikian, persiapannya tidak sekadar materi yang memang tidak sedikit, tetapi juga mental yang kuat karena proses kehamilan dengan bayi tabung tak selalu berhasil.

Namun, benarkah anak yang lahir melalui proses kehamilan buatan seperti halnya bayi tabung akan tumbuh menjadi generasi yang lebih pintar dibandingkan dengan anak yang lahir dari proses kehamilan secara alami? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini. 

Anak yang Lahir dengan IVF Lebih Pintar, Benarkah?

Studi yang dimuat dalam jurnal Human Reproduction berhasil menunjukkan bahwa antara usia 3 hingga 11 tahun, anak-anak yang dikandung melalui kehamilan buatan dikaitkan dengan skor membaca dan tes verbal yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang dikandung melalui kehamilan alami. 

Baca juga: Ini Serba-Serbi Bayi Tabung yang Perlu Diketahui

Para peneliti melakukan analisis data dari anak-anak Inggris yang dilahirkan melalui proses bayi tabung atau IVF dan menguji kelompok anak yang sama setiap beberapa tahun hingga usia mereka 11 tahun. Hasilnya, didapatkan hubungan yang positif antara konsepsi buatan dan perkembangan kognitif ketika seorang anak berusia antara 3 dan 5 tahun. 

Studi ini juga mengungkapkan bahwa orangtua yang menjalani metode kehamilan ini umumnya berusia lebih tua dan memiliki status ekonomi sosial yang lebih tinggi, dibandingkan dengan orangtua yang memiliki anak secara alami. Memang benar bahwa bayi hasil dari IVF bisa memiliki berat lahir yang rendah. Namun, studi ini berhasil mengesampingkan kemungkinan efek negatif terhadap kesehatan yang dapat mengurangi kemampuan kognitif anak.

Profesor Melinda Mills dan mahasiswa doktoral Anna Barbuscia dari University of Oxford’s Department of Sociology and Nuffield College menggunakan data dari UK Millenium Cohort Study, sebuah kelompok perwakilan nasional. Mereka menganalisis sampel bayi yang lahir pada tahun 2000–2001 yang tinggal di Inggris pada usia 9 bulan menggunakan data dari Department of Social Security Child Benefit Registers.

Baca juga: Ini Fakta Bayi Tabung bagi yang Ingin Cepat Dapat Momongan

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Tes Standar (British Ability Scales) pada setiap tahap untuk menilai keterampilan kosakata anak pada usia 3 dan 5 tahun, membaca di usia 7 tahun, dan penggunaan kata kerja di usia 11 tahun. Hasilnya akan dibandingkan dengan anak yang dilahirkan melalui kehamilan alami. 

Sebenarnya, capaian yang menunjukkan adanya peningkatan kognitif dan kecerdasan pada anak dengan metode kehamilan IVF hanya sampai usia anak 11 tahun. Ini pun lebih karena genetik dari orangtua yang memilih prosedur bayi tabung. Mereka memiliki tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang cenderung lebih baik dibandingkan dengan orangtua yang hamil secara alami. 

Baca juga: Memutuskan untuk Bayi Tabung, Ini Perkiraan Biayanya

Jadi, secara garis besar, kecerdasan anak tidak dipengaruhi oleh metode kehamilan orangtuanya, tetapi lebih karena gaya hidup, tingkat pendidikan, dan kondisi sosial ekonomi. Terpenting, jagalah selalu kesehatan sang buah hati selama masa pertumbuhan dan perkembangannya. 

Apabila ibu mendapati Si Kecil mengalami gejala yang tidak biasa, segera buka aplikasi Halodoc untuk dan tanyakan pada dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jika harus berobat ke rumah sakit, buat janji dulu dari aplikasi Halodoc juga bisa. 



Referensi: 
University of Oxford. Diakses pada 2020. IVF babies do not have lower cognitive skills than naturally conceived children.
Anna Barbuscia and Melinda C. Mills. 2017. Diakses pada 2020. Cognitive development in children up to age 11 years born after ART—a longitudinal cohort study. Human Reproduction 32(7): 1482-1488.