Mitos atau Fakta, Sering Warnai Rambut Sebabkan Leukemia?

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   05 Oktober 2022

“Mewarnai rambut bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri bagi beberapa orang. Namun, benarkah kondisi ini bisa memicu terjadinya kanker darah atau leukemia?”

Mitos atau Fakta, Sering Warnai Rambut Sebabkan Leukemia?Mitos atau Fakta, Sering Warnai Rambut Sebabkan Leukemia?

Halodoc, Jakarta – Mewarnai rambut memang bisa meningkatkan rasa percaya diri. Aktivitas ini juga dilakukan sebagai cara untuk menghilangkan kepenatan atau mendapat suasana baru. Namun, belum lama beredar sebuah video dari media sosial yang menyebutkan, bahwa kerap mengganti warna rambut membuat sang pengunggah video mengidap leukemia. 

Pertanyaannya, benarkah ada hubungan antara kebiasaan mengganti warna rambut dengan risiko kanker darah ini? Perlu diketahui bahwa leukemia merupakan kanker darah yang muncul karena tubuh membuat sel darah putih dalam jumlah yang berlebihan. Gangguan kesehatan ini dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. 

Kebiasaan Mewarnai Rambut dan Risiko Leukemia

Seperti disebutkan dalam situs WebMD, beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara bahan kimia dalam pewarna rambut tertentu dan kanker. Namun, studi tersebut tidak membuktikan bahwa kebiasaan tersebut menjadi penyebab leukemia. 

Risiko leukemia sendiri bisa dikatakan rendah pada orang yang mewarnai rambut mereka dari waktu ke waktu. Jika ada risiko, mungkin lebih tinggi untuk orang yang bekerja dengan pewarna sepanjang hari, untuk warna yang lebih gelap, dan pewarna yang bertahan lebih lama atau permanen.

Pewarna rambut yang dibuat sebelum tahun 1980 mengandung beberapa bahan kimia yang dikaitkan dengan kanker. Sejak itu, perusahaan telah mengubah bahan kimia yang mereka gunakan untuk membuat pewarna rambut. Meski demikian, bukan tidak mungkin masih ada beberapa bahan pewarna yang mungkin berisiko.

Pemakaian Bahan Kimia dalam Produk Pewarna Rambut

Terdapat banyak jenis produk pewarna rambut yang memiliki kandungan bahan kimia berbeda. Tak hanya satu, tetapi hingga ribuan bahan kimia, mulai dari amina aromatik, hidrogen peroksida, hingga amonia. 

Ketika kamu mewarnai rambut, tubuh akan menyerap bahan kimia lewat kulit kepala atau masuk ke paru-paru melalui hidung. Inilah mengapa, seseorang yang berprofesi sebagai penata rambut dan kerap berinteraksi dengan produk pewarna rambut di salon, akan mendapat paparan bahan kimia lebih banyak dibandingkan dengan pelanggannya. 

Seperti disebutkan dalam situs American Cancer Society, terdapat beberapa risiko penyakit kanker bagi orang-orang yang kerap mendapatkan paparan bahan kimia dari cat rambut, di antaranya:

  1. Kanker payudara

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pewarna rambut dapat meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi yang lain tidak. Sebuah studi menyebutkan, wanita yang menggunakan pewarna rambut permanen 9 persen lebih berisiko terkena kanker payudara, daripada wanita yang tidak mewarnai rambut. 

Selain itu, wanita Afrika-Amerika yang menggunakan pewarna rambut setiap 5 hingga 8 minggu memiliki risiko 60 persen lebih tinggi terkena kanker payudara, dibandingkan dengan peningkatan risiko 8 persen pada wanita kulit putih. 

Lalu, studi lain menemukan risiko kanker payudara 23 persen lebih tinggi pada wanita yang menggunakan pewarna rambut, dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan aktivitas tersebut.

  1. Kanker kandung kemih

Penata rambut dan tukang cukur yang menggunakan pewarna rambut di tempat kerja, mungkin sedikit lebih berisiko untuk terkena kanker kandung kemih. Sementara itu, kelompok orang yang mewarnai rambut mereka tampaknya tidak memiliki risiko yang lebih tinggi.

  1. Kanker darah

Beberapa penelitian menunjukkan sedikit peningkatan kemungkinan terjadinya limfoma non-Hodgkin, dan leukemia pada orang-orang yang menggunakan pewarna rambut. 

Kemungkinan paling tinggi terjadi pada orang-orang yang menggunakan pewarna dengan warna lebih gelap, yang mengandung konsentrasi bahan kimia yang lebih tinggi. Selain itu, risiko kanker darah juga terbilang tinggi pada orang yang mulai mengecat rambut sebelum tahun 1980.

Apabila kamu masih memiliki pertanyaan seputar kaitan antara mewarnai rambut dengan leukemia, kamu bisa tanyakan pada dokter di aplikasi Halodoc. Selain itu, kamu juga bisa cek semua kebutuhan medis di aplikasi Halodoc. Pastikan kamu sudah download Halodoc di App Store atau Play Store. 

Referensi:
CNN Indonesia. Diakses pada 2022. Viral Gonta-ganti Warna Rambut Bikin Leukemia, Benarkah?
American Cancer Society. Diakses pada 2022. Hair Dyes and Cancer Risk.
Radiance by WebMD. Diakses pada 2022. Does Hair Dye Increase Cancer Risk?
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2022. Do hair dyes increase cancer risk?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan