Mitos dan Fakta Hubungan antara Usia, Kolesterol dan Jantung
Halodoc, Jakarta – Kadar kolesterol dalam darah perlu dipantau agar kadarnya tidak melebihi batas normal. Kadar kolesterol dalam darah normal umumnya kurang dari 200 miligram per desiliter (mg/dL). Sementara kadar kolesterol dikatakan tinggi jika hasil pemeriksaan menunjukkan 240 mg/dL. Tingginya kadar kolesterol dalam darah bisa memicu penumpukan plak di dinding arteri dan mengganggu sirkulasi darah dalam tubuh. Akibatnya, seseorang dengan kadar kolesterol tinggi berisiko lebih besar mengidap penyakit kardiovaskular (seperti diabetes, stroke dan serangan jantung).
Ketahui Mitos dan Fakta Seputar Kolesterol dalam Darah
Hingga saat ini, masih ada kesalahan informasi seputar kolesterol dan penyakit jantung. Misalnya anggapan bahwa penyakit jantung hanya bisa diidap oleh orang lanjut usia (lansia). Agar kamu tak salah, simak penjelasan tentang mitos dan fakta seputar kolesterol dalam darah di sini, yuk.
1. Gejala Risiko Tinggi Kolesterol Bisa Dilihat?
Kadar kolesterol tinggi biasanya terjadi tanpa gejala. Beberapa orang baru mengetahui kalau dirinya memiliki kolesterol tinggi setelah mengalami serangan jantung atau stroke. Itu sebabnya kamu perlu rutin memeriksa kadar kolesterol dalam darah, terutama jika memiliki kebiasaan merokok, pola makan yang kurang sehat, berat badan berlebih, lingkar pinggang lebar, jarang berolahraga dan mengidap diabetes.
2. Anak-Anak Tidak Mungkin Mengidap Kolesterol Tinggi?
Kolesterol tinggi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Penyebabnya adalah faktor genetik, pola makan yang kurang sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Studi menyebut bahwa kolesterol tinggi lebih rentan terjadi pada anak yang memiliki berat badan berlebih (overweight dan obesitas) dibanding anak dengan berat badan ideal.
3. Semua Lemak Harus Dihindari untuk Menurunkan Kolesterol?
Tidak semua lemak memicu kolesterol tinggi. Hanya lemak jenuh yang menyebabkan kolesterol dalam meningkat. Lemak jenuh biasanya ditemukan pada daging merah, susu dan produk susu, serta makanan berminyak dan berlemak. Sebaliknya, lemak tak jenuh justru baik dikonsumsi karena bisa membantu menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit kardiovaskular. Lemak tak jenuh bisa ditemukan pada minyak zaitun, ikan salmon, ikan tuna, biji-bijian, serta buan dan sayuran.
4. Nyeri Dada Menandai Adanya Penyakit Jantung?
Penyakit jantung tak hanya ditandai nyeri pada dada, tapi juga bisa ditandai dengan napas pendek, kepala terasa ringan dan susah tidur. Jika kamu sering mengalami nyeri dada, segera bicara pada dokter untuk mencari tahu penyebab pastinya dan mendapat penanganan yang tepat.
5. Hanya Lansia yang Bisa Terkena Penyakit Jantung?
Anggapan ini patah setelah era 90-an karena seiring perubahan gaya hidup, penyakit jantung juga rentan terjadi di usia muda. Data estimasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 bahkan menyebut sebagian besar pengidap penyakit jantung berusia kurang dari 44 tahun, di mana 22 persen di antaranya berusia 15-35 tahun.
6. Anggota Keluarga Banyak Mengidap Penyakit Jantung, Berarti Itu Takdir?
Penyakit jantung bisa disebabkan faktor genetik dan non genetik. Namun, bukan berarti bahwa kamu ditakdirkan memiliki penyakit jantung hanya karena banyak anggota keluarga yang mengalaminya. Sebab selain faktor genetik, risiko penyakit jantung semakin meningkat karena gaya hidup kurang sehat. Misalnya jarang berolahraga, kurang tidur, sering mengalami stres, jarang minum air putih dan pola makan yang kurang sehat (sering konsumsi makanan berminyak dan berlemak).
Itulah mitos dan fakta hubungan antara usia, kolesterol dan jantung yang perlu diketahui. Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar kaitan antara kolesterol dan penyakit jantung, tanya dokter Halodoc agar mendapat jawaban tepercaya. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call kapan saja dan dimana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang!
Baca Juga: