Muncul Darah dan Nanah pada Feses, Bisa Jadi Fistula Ani

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Maret 2019
Muncul Darah dan Nanah pada Feses, Bisa Jadi Fistula AniMuncul Darah dan Nanah pada Feses, Bisa Jadi Fistula Ani

Halodoc, Jakarta - Dari banyaknya masalah kesehatan yang bisa menyerang usus, fistula ani merupakan salah satu yang mesti diwaspadai. Fistula ani berupa kondisi terbentuknya saluran kecil di antara ujung usus besar dan kulit di sekitar anus atau dubur. Kok bisa?

Kondisi ini bisa terbentuk sebagai reaksi dari adanya infeksi pada kelenjar di anus yang berkembang menjadi abses di anus. Ia akan membentuk kantung atau benjolan berisi nanah. Fistula ini akan terlihat, seperti saluran atau lubang kecil setelah nanah keluar.

Sebenarnya, masalah ini enggak hanya menyoal abses saja. Sebab, kondisi kesehatan ini juga membuat pengidapnya mengalami gangguan saluran cerna bawah, seperti crohn’s disease.

Baca juga: 3 Penyebab BAB Berdarah

Ditandai Banyak Gejala

Gejala yang bisa ditimbulkan oleh penyakit ini enggak cuma satu-dua hal saja. Nah, berikut beberapa gejala yang bisa dialami oleh pengidapnya.

  • Nyeri dan bengkak di sekitar anus.

  • Kulit kemerahan dan terasa perih akibat iritasi.

  • Terdapat nanah di sekitar anus.

  • Terbentuknya lubang di kulit dan muncul cairan atau feses dari lubang tersebut.

  • Demam dan terasa lelah.

  • Nyeri pada anus semakin parah saat duduk atau batuk.

  • Tercium adanya bau tajam atau tidak sedap di sekitar kulit anus.

  • Adanya perdarahan dari anus.

Baca juga: Harus Dibedah, Adakah Pilihan Pengobatan Fistula Ani?

Awasi Penyebab dan Faktor Risikonya

Apa sih sebenarnya penyebab utama dari fistula ini? Ternyata, kondisi ini terjadi akibat abses anus yang tak sembuh dengan sempurna. Alhasil, menyisakan saluran atau lubang kecil pada kulit di dekat anus. Kita-kira sekitar 50 persen pengidap abses anus amat berisiko mengalami fistula ani.

Sebenarnya enggak cuma abses pada anus saja yang bisa menyebabkan fistula. Sebab, fistula ani juga bisa terjadi karena beberapa kondisi lainnya. Misalnya, gangguan saluran cerna bagian bawah atau daerah anus. Kondisi tersebut meliputi Crohn’s disease dan hidradenitis suppurativa.

Selain penyebab di atas, ada pula beberapa faktor yang bisa memicu risiko terserangnya penyakit ini. Misalnya:

  • Divertikulitis.

  • Hidradenitis supuratif. Kondisi kulit yang menyebabkan abses dan jaringan parut.

  • Infeksi tuberkulosis atau HIV.

  • Komplikasi pembedahan di sekitar anus (operasi)

Ketahui Metode Pengobatannya

Yang perlu diingat, kondisi ini tak bisa sembuh dengan sendirinya. Sebab, memerlukan tindakan pengobatan. Nah, pengobatan utama yang dilakukan adalah melalui operasi.

Pada operasi tersebut, dokter akan melakukan sayatan di kulit dan otot hingga sampai ke terowongan fistula. Setelah mencapai area tersebut, terowongan akan dibersihkan sepenuhnya dari jaringan dan sel yang tidak seharusnya berada di situ. Tujuannya untuk merangsang penyembuhan sempurna sekaligus menutup terowongan tersebut rapat-rapat, sehingga fistula tersebut hilang.

Baca juga: Waspada Fistula Ani, Penyebab BAK Bernanah dan Berdarah

Setelah operasi fistulotomi, dokter umumnya akan memberikan obat untuk melunakkan feses selama beberapa hari hingga satu minggu untuk mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamanan setelah operasi.

Pengobatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengisi terowongan fistula ani dengan sejenis lem. Tujuannya untuk merekatkan dinding terowongan fistula ani, sehingga terowongan tertutup rapat.

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung ke dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!