Nyeri Haid Tak Tertahankan, Apa Penyebabnya?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   14 Februari 2020
Nyeri Haid Tak Tertahankan, Apa Penyebabnya?Nyeri Haid Tak Tertahankan, Apa Penyebabnya?

Halodoc, Jakarta – Walaupun ada yang tidak merasakan sakit sama sekali ketika datang bulan, nyatanya sebagian besar wanita mengalami nyeri haid. Ini sebenarnya adalah kondisi yang normal karena rahim berkontraksi untuk meluruhkan lapisan yang keluar sebagai darah haid. 

Nyeri haid pada tiap wanita pun bervariasi, mulai dari gangguan ringan yang hanya berlangsung satu sampai dua hari, ada juga yang sampai tidak tertahankan hingga mengganggu kegiatan sehari-hari. Nah, apa yang menjadi penyebab nyeri haid tidak tertahankan pada sebagian wanita? Yuk, cari tahu di jawabannya di sin.

Nyeri haid biasanya muncul dengan sensasi berdenyut atau kram di perut bagian bawah. Kamu mungkin juga akan merasakan tekanan atau nyeri tumpul yang terus-menerus di daerah tersebut. Rasa sakitnya juga bisa menyebar ke punggung dan paha bagian dalam.

Nyeri haid biasanya mulai terasa satu atau dua hari sebelum menstruasi dan memuncak sekitar 24 jam setelah menstruasi dimulai. Umumnya, masalah kesehatan langganan wanita ini berlangsung selama dua sampai tiga hari. Nyeri haid kadang-kadang juga dapat disertai dengan gejala lain, meliputi:

  • Mual.

  • Kelelahan.

  • Sakit kepala.

  • Pusing.

Meskipun terasa sangat menyakitkan, tetapi nyeri haid biasanya bisa diredakan dengan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti ibuprofen.

Namun, nyeri haid yang parah cenderung dimulai lebih awal dalam dalam siklus menstruasi dan bertahan lebih lama dari biasanya. Nyeri haid parah juga ditandai dengan ciri-ciri berikut:

  • Tidak membaik meskipun kamu minum obat pereda rasa nyeri.

  • Mengganggu kegiatan sehari-hari kamu.

  • Sering disertai dengan perdarahan hebat atau pembekuan darah.

Baca juga: Wanita, Wajib Tahu Cara Menghilangkan Nyeri Menstruasi

Penyebab Nyeri Haid Tak Tertahankan

Selama menstruasi berlangsung, rahim kamu berkontraksi untuk membantu melepaskan lapisannya. Kontraksi ini dipicu oleh zat yang mirip hormon yang disebut prostaglandin. Nah, kadar prostaglandin yang tinggi sering dikaitkan dengan nyeri haid yang lebih parah.

Beberapa orang cenderung mengalami nyeri haid parah tanpa sebab yang jelas. Bagi sebagian wanita lain, nyeri haid yang parah mungkin merupakan gejala dari kondisi medis berikut ini:

1. Endometriosis

Endometriosis adalah suatu kondisi yang menyebabkan jaringan yang biasanya melapisi rahim, tumbuh di bagian lain tubuh di luar rahim. Nyeri panggul adalah gejala yang paling umum dari masalah menstruasi ini. Gejala lainnya, antara lain:

  • Periode menstruasi yang berlangsung lebih lama dari tujuh hari.

  • Periode menstruasi yang lebih berat.

  • Perdarahan di antara periode menstruasi.

  • Nyeri gastrointestinal.

  • Rasa sakit saat berhubungan intim.

  • Rasa sakit saat buang air besar.

  • Kesulitan hamil.

2. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS adalah kelainan hormon yang sangat umum yang menyerang sekitar 1 dari 10 wanita di usia subur. Kadar androgen yang tinggi merupakan hormon pria dan menstruasi yang tidak teratur adalah gejala umum dari masalah kesehatan tersebut. Gejala PCOS lainnya meliputi:

  • Periode menstruasi yang berat.

  • Periode menstruasi yang berkepanjangan.

  • Rambut pada wajah dan tubuh tumbuh secara berlebihan.

  • Berat badan meningkat dan sulit menurunkan berat badan.

  • Jerawat.

  • Rambut kepala menipis atau rontok.

  • Muncul bercak kulit yang gelap, terutama di lipatan leher dan selangkangan.

3. Fibroid

Fibroid adalah pertumbuhan non-kanker yang berkembang di dalam atau di luar rahim. Ukurannya berkisar mulai dari sekecil biji-bijian sampai masa besar yang dapat menyebabkan rahim membesar. Seorang wanita dapat memiliki satu atau lebih fibroid dan penyakit ini seringkali muncul tanpa gejala.

Bila fibroid menimbulkan gejala, gejalanya dapat bervariasi tergantung pada jumlah, ukuran dan lokasi fibroid. Selain nyeri haid yang parah, fibroid juga dapat menyebabkan:

  • Tekanan pada panggul.

  • Nyeri punggung bawah.

  • Sakit kaki.

  • Periode menstruasi yang berat dan berkepanjangan.

  • Sembelit.

  • Sering buang air kecil.

  • Kesulitan mengosongkan kandung kemih.

Baca juga: Alami Fibroid Rahim Pengaruhi Kesuburan?

4. Penyakit Radang Panggul

Radang panggul adalah infeksi bakteri pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia dan gonore. Infeksi lain yang tidak ditularkan secara seksual juga dapat menjadi penyebab radang panggul.

Nyeri panggul adalah gejala radang panggul yang paling umum. Gejala lainnya yang bisa muncul, antara lain:

  • Rasa sakit saat berhubungan intim.

  • Perdarahan saat atau setelah berhubungan intim.

  • Keputihan berbau busuk.

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil.

  • Demam.

  • Muncul bercak di antara periode.

Baca juga: 9 Faktor Risiko Penyakit Radang Panggul pada Wanita

Jadi, bila kamu sering mengalami nyeri haid yang tidak tertahankan dan disertai dengan gejala-gejala di atas, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Kamu juga bisa membicarakan masalah menstruasi kepada ahlinya melalui aplikasi Halodoc. Hubungi dokter asli melalui Video/Voice Call dan Chat kapan dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Severe Menstrual Cramps.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan