Pemeriksaan Kesehatan untuk Mendiagnosis Melena

Halodoc, Jakarta – Selain dari warna urine, kondisi kesehatan seseorang juga bisa diketahui dengan melihat warna feses. Jika kamu menjumpai fesesmu berwarna hitam atau gelap saat buang air besar, sebaiknya hati-hati. Sebab bisa jadi itu gejala melena, atau perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun, bagaimana melakukan diagnosis melena secara pasti?
Untuk memastikan diagnosis melena, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan. Jika kamu menjumpai feses berwarna hitam saat buang air besar, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Untuk melakukan pemeriksaan, kini kamu bisa langsung buat janji dengan dokter di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: BAB Berdarah Tiba-Tiba, Berbahayakah?
Berikut ini jenis-jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk diagnosis melena:
1. Colok Dubur
Colok dubur merupakan pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan oleh dokter, untuk mendeteksi masalah pada sistem pencernaan, termasuk penyakit melena.
2. Tes Hitung Darah Lengkap dan Mengambil Sampel Feses
Setelah melakukan pemeriksaan colok dubur, dokter biasanya juga akan melakukan tes hitung darah lengkap, dan mengambil sampel feses untuk memastikan adanya perdarahan.
3. Pemeriksaan Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi untuk diagnosis melena akan dilakukan oleh dokter gastroenterologi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kondisi saluran pencernaan bagian atas. Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa menemukan sumber perdarahan, sehingga bisa melakukan tindakan yang tepat untuk menghentikan perdarahan tersebut.
4. Operasi
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan jika sumber perdarahan tidak berhasil ditemukan melalui pemeriksaan endoskopi. Operasi tidak hanya dilakukan untuk mencari sumber perdarahan, tetapi juga untuk menghentikan perdarahan tersebut.
Namun pada kasus perdarahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam jumlah yang banyak, hingga pengidapnya mengalami syok, dokter bisa mengesampingkan proses diagnosis dan menstabilkan kondisi pengidap terlebih dahulu dengan memberikan infus, hingga melakukan tindakan CPR.
Baca juga: 4 Penyakit Ini Bisa Diketahui dengan Colok Dubur?
Hal-Hal yang Menyebabkan Melena
Melena terjadi ketika ada perdarahan pada salah satu organ di saluran pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Perdarahan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, yaitu:
1. Tukak Lambung dan Ulkus Duodenum
Tukak atau luka yang terjadi pada lambung dan ulkus duodenum bisa disebabkan oleh infeksi bakteri H.pylori, atau konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid dalam waktu yang lama.
2. Dinding Kerongkongan Robek
Dinding kerongkongan robek atau yang disebut juga sindrom Mallory-weis ini sering dialami oleh pecandu alkohol.
3. Pecahnya Varises pada Kerongkongan
Varises adalah pelebaran pembuluh darah vena yang rentan robek dan mengalami perdarahan. Pecahnya varises di kerongkongan atau varises esofagus ini sering terjadi pada pengidap sirosis.
4. Radang Kerongkongan (Esophagitis)
Radang kerongkongan atau esophagitis umumnya dialami oleh pengidap penyakit refluks asam lambung (GERD). Hal ini karena asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa menyebabkan peradangan serta kerusakan pada jaringan kerongkongan, sehingga terjadi perdarahan.
Baca juga: Makanan Sehat yang Ampuh Mencegah Melena
Waspadai Gejala Melena Berikut
Umumnya, seseorang yang mengalami melena akan mengeluarkan feses berwarna gelap atau hitam, akibat perdarahan saluran pencernaan bagian atas. Namun, perdarahan tersebut juga bisa membuat feses lebih lengket atau kental, berbau busuk, serta buang air besar berdarah. Berikut ini gejala melena lainnya yang bisa dialami pengidap:
-
Sakit perut.
-
Muntah darah yang terlihat seperti warna kopi.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, jangan diabaikan. Segera diskusi dengan dokter di aplikasi Halodoc, yang bisa dilakukan lewat Chat atau Voice/Video Call. Jangan lupa juga untuk selalu menerapkan pola makan sehat dan bergizi seimbang, serta hindari stres.