Penjelasan Penyebab Entomophobia, Takut Berlebihan pada Serangga

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   21 Desember 2022

“Entomophobia adalah salah satu fobia yang paling umum terjadi. Penyebab fobia ini bisa akibat beberapa faktor tertentu, salah satunya lingkungan dan keluarga.”

Penjelasan Penyebab Entomophobia, Takut Berlebihan pada SeranggaPenjelasan Penyebab Entomophobia, Takut Berlebihan pada Serangga

Halodoc, Jakarta – Orang dengan entomophobia akan memiliki rasa takut berlebihan pada serangga. Seseorang dengan entomophobia mungkin memiliki kecemasan atau ketakutan yang ekstrem ketika melihat atau berpikir tentang serangga. Mereka akan menghindari berjalan atau beraktivitas di luar ruangan.

Fobia serangga adalah salah satu jenis fobia spesifik yang paling umum. Pengidap fobia ini akan merasakan kecemasan yang ekstrem dengan hanya memikirkan tentang serangga. Hal ini pun bisa berdampak juga pada kesehatan fisik.

Penyebab Entomophobia

Sama seperti kebanyakan jenis fobia lain, para ahli masih tidak tahu persis apa yang menyebabkan fobia ini. Faktor-faktor tertentu bisa saja meningkatkan risiko, termasuk usia. Sebagian besar fobia berkembang pada masa kanak-kanak, sehingga dapat memburuk ketika beranjak dewasa.

Perasaan marah juga bisa membuat seseorang mengembangkan fobia, seperti menjadi lebih negatif atau sensitif. Kemungkinan penyebab entomofobia dapat meliputi:

1. Pengalaman Traumatis 

Pengalaman traumatis atau negatif dapat memicu perkembangan fobia spesifik. Misalnya, kamu mungkin pernah tersengat tawon saat masih kecil atau terbangun karena serangga di lengan. Kamu mungkin pernah menonton atau melihat tentang efek menakutkan akibat gigitan serangga.

2. Faktor Lingkungan dan Keluarga

Anak ternyata dapat mengembangkan fobia dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Misalnya, seorang anak telah mempelajari rasa takut terhadap serangga yang datang dari ibu yang cenderung berteriak saat melihat laba-laba di dalam rumah.

Beberapa orang berisiko mendapatkan reaksi tertentu, seperti kulit gatal, saat berada di lingkungan tertentu. Misalnya, akibat serbuk sari, jamur, atau alergen rumah tangga. Kulit yang teriritasi terus-menerus dapat menyebabkan seseorang menyalahkan serangga.

3. Faktor Genetik 

Beberapa ahli telah menunjukkan bahwa faktor genetika mungkin berperan dalam fobia dan gangguan kecemasan. Ini berarti fobia bisa menurun ke anak atau cucu.

4. Cedera Otak Traumatis

Cedera otak, seperti gegar otak, telah dikaitkan dengan perkembangan gangguan kecemasan seperti fobia. Cedera otak dapat meningkatkan pengondisian rasa takut dan membuat otak takut akibat peristiwa stres yang dialami setelah cedera.

Bagaimana Cara Mendiagnosis Entomophobia

Karena penyebab fobia ini masih belum pasti, kamu perlu mengetahui cara mendiagnosis entomophobia. Untuk mendiagnosis entomofobia, dokter akan melakukan wawancara klinis menyeluruh, dan meninjau gejala serta riwayat medis dan psikiatri. 

Dokter akan mendasarkan diagnosis pada wawancara dan pedoman serta kriteria diagnostik tertentu yang diuraikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) oleh American Psychiatric Association. Kamu berisiko mengidap fobia ini jika mengalami beberapa gejala seperti: 

  • Kecemasan berlebihan tentang cara menghindari serangga.
  • Ketakutan dan menghindari tempat-tempat di mana Anda mungkin melihat serangga.

Orang mungkin juga mengalami gejala fisik seperti gatal parah atau sensasi merangkak di tubuh mereka. Gejala lain termasuk:

  • Panas dingin.
  • Pusing dan pusing.
  • Keringat berlebihan (hiperhidrosis).
  • Palpitasi jantung.
  • Mual.
  • Sesak napas.
  • Gemetar atau gemetar.
  • Sakit perut atau gangguan pencernaan.

Itulah pembahasan seputar penyebab entomophobia. Jika kamu ingin berkonsultasi ke dokter terkait kesehatan mental, kamu bisa menggunakan Halodoc. Bila dokter meresepkan obat, cek kebutuhan medis di Halodoc. Tunggu apa lagi, segera download Halodoc sekarang! 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2022. Entomophobia.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Entomophobia.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan