Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengantisipasinya

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   17 April 2024

“Sebagian besar kasus mual setelah makan tidak membahayakan. Penyebab umumnya yakni GERD, tukak lambung, flu perut, keracunan makanan, alergi makanan dan kehamilan.”

Penyebab Mual Setelah Makan dan Cara MengantisipasinyaPenyebab Mual Setelah Makan dan Cara Mengantisipasinya

DAFTAR ISI

  1. 7 Penyebab Mual Setelah Makan
  1. Tips Mencegah Mual
  2. Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Mual

Halodoc, Jakarta – Mual setelah makan ditandai dengan rasa tidak nyaman di perut dan seolah-olah ingin muntah. Kondisi ini biasanya muncul jika menyantap makanan dalam porsi yang terlalu banyak.

Namun, jika masalah ini kerap terjadi meski sudah mengurangi porsi makan, mual bisa menjadi indikasi dari penyakit tertentu. Di antaranya GERD, tukak lambung, flu perut, keracunan makanan, alergi makanan dan kehamilan.

Mual yang diikuti dengan setelah makan juga bisa menjadi pertanda bahaya. Apalagi, jika mual dan muntah disertai dengan keluhan lain. Misalnya, sakit kepala hebat, nyeri dada, penurunan kesadaran dan demam tinggi.

7 Penyebab Mual Setelah Makan

1. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD atau penyakit asam lambung terjadi ketika asam lambung mengalir naik dari perut ke kerongkongan. Kondisi ini mengakibatkan iritasi pada mulut dan kerongkongan. Adapun gejala yang muncul selain mual, yakni muntah, nyeri perut atau nyeri ulu hati dan terasa perih di area dada.

2. Tukak Lambung

Tukak lambung terjadi akibat luka di lapisan dinding lambung. Penyebabnya, yakni infeksi bakteri, efek samping obat-obatan, kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol secara berlebihan. Selain mual, gangguan ini ditandai dengan perut kembung, lemas, sering bersendawa dan dada terasa seperti terbakar.

3. Flu Perut

Flu perut atau gastroenteritis merupakan infeksi sistem pencernaan akibat mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi virus atau kuman. Adapun gejalanya, yakni mual setelah makan, diare, muntah, demam, sakit perut, sakit kepala dan lemas.

4. Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah gangguan yang terjadi akibat mengonsumsi asupan yang sudah terkontaminasi zat beracun atau kuman. Gangguan ini dapat memicu munculnya rasa mual selama 2 hingga 8 jam. Adapun gejala lainnya, yakni sakit perut, diare, perut kembuh, muntah-muntah dan lemas.

5. Alergi Makanan

Mual pada pengidap alergi makanan biasanya disertai dengan gejala lain, yakni gatal-gatal, ruam kulit dan pembengkakan di area bibir, mata serta tenggorokan. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan secepatnya, karena berisiko membahayakan nyawa pengidap.

6. Kehamilan

Mual setelah makan kerap dialami oleh ibu hamil di trimester pertama kehamilan. Penyebabnya yakni meningkatnya produksi hormon estrogen yang memicu peningkatan produksi asam lambung. Lakukan skrining kehamilan untuk memastikan kondisi mual masih tergolong normal.

7. Pola Hidup Tidak Sehat

Adapun kebiasaan yang memicu gangguan lambung, sehingga berdampak pada mual setelah makan yakni merokok dan mengonsumsi alkohol. Selain mual, kebiasaan tersebut dapat memicu nyeri ulu hati, muntah-muntah, penurunan nafsu makanan dan sakit perut.

Tips Mencegah Mual 

Adapun langkah yang bisa dilakukan guna menurunkan potensi mual setelah makan, yakni:

  • Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil dan kunyah secara perlahan sampai benar-benar halus.
  • Jangan langkah beraktivitas setelah makan. Beristirahat terlebih dulu dalam waktu 15 hingga 30 menit dalam posisi duduk.
  • Membatasi atau menghindari mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Berhenti merokok.
  • Hindari jenis makanan atau minuman yang dapat memicu masalah pada lambung. Di antaranya makanan pedas dan berlemak serta minuman bersoda.
  • Mengonsumsi jahe hangat.

Jika mual menyebabkan muntah-muntah, pengidap disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan guna menggantikan asupan yang keluar dari dalam tubuh.

Jika tidak, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan dehidrasi dan malnutrisi.

Hubungi Dokter Ini Jika Mengalami Mual

Jika sering mual setelah makan, sebaiknya segera menghubungi dokter di Halodoc.

Mereka bisa memberikan solusi penanganan yang tepat serta meresepkan obat jika perlu. 

Berikut beberapa dokter spesialis penyakit dalam yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 7 tahun yang bisa kamu hubungi.

Dokter-dokter ini telah mendapatkan penilaian terbaik dari pasien yang sebelumnya mereka tangani sehingga kamu tak perlu ragu untuk menghubunginya:

1. dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD

Kamu dapat menghubungi dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD yang mendapatkan gelar dokternya di Universitas Hang Tuah Surabaya pada 2012 dan Universitas Sam Ratulangi Manado pada 2020.

Saat ini, dokter Puguh berpraktik di Bekasi dan Cikarang, Jawa Barat dan termasuk anggota aktif dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).

Dengan pengalaman selama 12 tahun, dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc terkait penanganan mual.

Ia juga bisa memberikan solusi seputar hipertensi, diabetes, gangguan kesehatan lansia, masalah kesehatan paru, alergi dan fungsi ginjal.

Chat dr. Puguh Krisnadi Sandjojo Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

2. dr. Agnita Irawaty Sp.PD

Selanjutnya, kamu bisa menghubungi dr. Agnita Irawaty Sp.PD. Ia adalah lulusan Universitas Tarumanagara pada 2010 dan Universitas Sam Ratulangi pada 2022.

Saat ini, ia berpraktik di Yogyakarta dan masih tergabung sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI.

Berbekal pengalaman selama 14 tahun, dr. Agnita Irawaty Sp.PD bisa memberikan layanan konsultasi di Halodoc seputar cara mengatasi mual.

Chat dr. Agnita Irawaty Sp.PD mulai dari Rp 55.000,- di Halodoc.

Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline. Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc. Pakai Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2024. 12 Reasons Why You Have Nausea After Eating.
Healthline. Diakses pada 2024. What Causes Nausea After Eating?

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan