Pertimbangan Sebelum Melakukan Donor Sperma
Halodoc, Jakarta – Donor sperma dilakukan untuk membantu pasangan lain mendapatkan keturunan. Seorang pria bisa mendonorkan cairan mani yang mengandung sperma melalui proses inseminasi buatan, yakni proses memasukkan sperma ke rahim. Donor sperma juga bisa dilakukan pada prosedur bayi tabung. Sayangnya, donor sperma tidak bisa dilakukan di Indonesia sehingga pasangan yang ingin melakukannya perlu ke luar negeri.
Baca Juga: Jadi Tren di Luar Negeri, Donor Sperma Masih Dilarang di Indonesia?
Persyaratan Donor Sperma Bagi Pendonor
Donor sperma tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut tahapan yang harus dijalani seorang pria sebelum mendonorkan sperma:
-
Usia pendonor yang dianjurkan adalah 18 - 39 tahun. Meski begitu, sebuah studi menyebutkan tidak ada batas usia pendonor karena tidak ada pengaruhnya dengan keberhasilan sperma membuahi sel telur.
-
Pemeriksaan kesehatan untuk memastikan pendonor bebas penyakit. Antara lain tes darah, tes urine, tes genetika, hingga riwayat penyakit keluarga.
-
Pemeriksaan cairan mani. Pendonor diminta untuk tidak melakukan ejakulasi selama 2 - 5 hari sebelum donor dilakukan. Setelahnya, kuantitas, kualitas, dan pergerakan sperma akan diuji.
-
Riwayat pribadi dan perilaku seksual, terutama yang berisiko menyebabkan penyakit menular seksual (seperti sifilis, HIV/AIDS, dan gonore).
Baca Juga: Perlu Tahu, Ciri Sperma Sehat Sebelum Ikut Donor Sperma
Donor sperma dilakukan atas kesepakatan dua belah pihak. Pendonor bisa melakukannya secara anonim maupun terbuka. Hal yang harus diketahui adalah, kesepakatan legal menghapuskan hak pendonor sebagai ayah biologis anak yang terlahir nantinya. Jika pendonor dan penerima sperma sudah saling kenal, keduanya bisa membuat perjanjian hak - hak pendonor atas kesepakatan bersama.
Donor Sperma Tidak Boleh Dilakukan Sembarangan
Hamil dengan donor sperma adalah keputusan besar. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan donor sperma, antara lain:
1. Donor Sperma Harus di Luar Negeri
Prosedur donor sperma belum dilegalkan di Indonesia, sehingga kamu perlu pergi ke negara lain yang sudah melegalkannya. Namun sebelum memilih bank donor sperma, perhatikan standar klinik dan isu keselamatan, hukum seputar donor dan tanggung jawab orang tua, proses merekrut dan memilih pendonor sperma, batasan jumlah keluarga yang dibuat per donor, dan informasi apa yang bisa didapatkan seputar pendonor.
2. Potensi Kehamilan Melalui Donor Sperma
Kualitas sperma yang dibekukan tidak sebaik sperma segar. Studi menyebutkan potensi kehamilan dari sperma yang dibekukan menurun hingga 50 persen. Kehamilan dari donor sperma bisa terjadi secara natural (berdasarkan waktu subur wanita) atau menggunakan obat kesuburan tertentu, kamu bisa memilihnya sesuai persetujuan dokter.
3. Perjanjian Legal Donor Sperma
Kamu bisa menerima sperma dari pendonor yang sudah dikenal atau anonim. Jika kamu melakukan donor sperma, pastikan ada perjanjian legal yang dibuat dan disepakati bersama untuk meminimalkan konflik di kemudian hari. Jika menggunakan pendonor anonim, pastikan kamu tahu singkat tentang latar belakang pendonor dan cara klinik mendapatkan spermanya (termasuk skrining kesehatan yang sudah dilakukan).
Baca Juga: Ini 3 Tahapan untuk Bisa Donor Sperma
Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar donor sperma, jangan ragu bertanya pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk berbicara pada dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan