Potensi Black Fungus Menyerang Anak Akibat Covid Second Wave di India

Halodoc, Jakarta – COVID-19 second wave atau gelombang kedua adalah peristiwa yang mengkhawatirkan di India. Kondisi ini masih berlangsung dan mewaspadai kemungkinan masalah yang muncul akibat COVID-19 second wave, termasuk gelombang ketiga. Sebagian besar ahli menemukan, kondisi ini akan sangat berdampak pada anak-anak.
Potensi masalah selanjutnya, yaitu virus COVID-19 bermutasi sehingga melemahkan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan infeksi tambahan seperti ‘black fungus’. Infeksi black fungus rentan dialami oleh anak-anak di India. Black fungus adalah kondisi yang langka dan baru-baru ini ditemukan pada pasien COVID-19 yang parah.
Baca juga: Benarkah COVID-19 Second Wave Lebih Rentan Menyerang Usia Muda?
Kasus Black Fungus Ditemukan pada Anak-Anak di India
Dilansir dari laman Hindustan Times, dua kasus black fungus atau dikenal sebagai Mucormycosis ditemukan pada anak-anak di Karnataka, India pada Senin (31/5/2021). Mereka adalah seorang anak perempuan berusia 11 tahun dari distrik Ballari dan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dari distrik Chitradurga. Kedua anak itu diketahui mengidap diabetes tipe 1 dan tertular COVID-19.
Black fungus sering ditandai dengan hifa yang tumbuh di dalam dan di sekitar pembuluh darah. Kondisi ini berpotensi mengancam jiwa pengidap diabetes atau orang dengan gangguan kekebalan tubuh yang parah. Black fungus sering mengincar sinus, otak, atau paru-paru.
Infeksi rongga mulut atau otak adalah bentuk paling umum dari black fungus. Jamur ini juga bisa menginfeksi area lain dari tubuh, seperti saluran pencernaan, kulit, dan sistem organ lainnya.
Sebenarnya, anak-anak kurang rentan terhadap black fungus, mengingat penyakit diabetes dan gangguan kekebalan tubuh lebih sering terjadi pada orang dewasa. Hanya saja, jika melihat peristiwa COVID-19 second wave di India mengkhawatirkan, infeksi black fungus perlu diwaspadai terjadi pada anak-anak.
Gejala black fungus pada anak tidak boleh diabaikan. Penting bagi orang tua memperhatikan gejalanya, untuk mencegah kemungkinan komplikasi. Gejala yang mungkin terjadi, yaitu:
- Sakit kepala dan bengkak di dahi.
- Bengkak di satu sisi wajah.
- Kerak hitam di sekitar hidung.
- Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan.
- Komplikasi pernapasan seperti nyeri dada, batuk, dan sesak napas.
Baca juga: Gelombang Kedua COVID-19 Berpotensi Terjadi di RI, Apa Sebabnya?
Bisakah Black Fungus Dicegah dalam Situasi COVID-19?
Sering mencuci tangan dan membersihkan diri sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut penting di masa-masa pandemi COVID-19. Apalagi COVID-19 second wave ini bisa terjadi di negara manapun yang tingkat infeksi virus coronanya tinggi dan abai terhadap protokol kesehatan.
Langkah pertama yang bisa dilakukan sebagai pencegahan, yaitu mendidik anak-anak tentang pandemi COVID-19, faktor risikonya, praktik kebersihan, dan meminta mereka untuk mengikuti semua tindakan pencegahan. Perintahkan atau ajak mereka untuk tinggal di dalam rumah.
Virus ini tidak pilih-pilih orang, maka itu penting bagi orang tua untuk tidak membiarkan anak-anak berada dalam kerumunan orang ramai. Lebih baik ajak anak untuk bermain di dalam rumah atau di ruang terbuka yang sepi dan memungkinkan untuk bermain.
Pastikan juga anak selalu memakai masker setiap kali dia pergi keluar dan pergi bermain. Jika dibiarkan tanpa pengawasan, anak bisa menyentuh permukaan dan benda yang terkontaminasi atau terinfeksi, yang bisa menyebabkan infeksi. Untuk menghindarinya, pastikan anak selalu mencuci tangan secara teratur.
Baca juga: Perkembangan Terbaru Kasus Virus Corona di Indonesia
Selain itu, deteksi dini dan pengobatan yang tepat waktu adalah kuncinya. Jika Si Kecil didiagnosis terkena black fungus, maka obatilah sesuai anjuran medis. Jangan abaikan gejalanya dan diskusikan pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Itulah yang perlu diketahui mengenai potensi infeksi black fungus pada anak-anak di India selama COVID-19 second wave. Mungkin kondisi tersebut baru terjadi di India, namun siapa pun harus tetap berjaga-jaga dan waspada di tengah kondisi pandemi yang tidak menentu ini.
