Halodoc, Jakarta – Kanker serviks adalah gangguan yang rentan terjadi pada wanita. Bahkan, kondisi ini bisa terjadi selama kehamilan sehingga bisa menimbulkan sesuatu yang berbahaya jika dibiarkan.

Namun, seberapa besar risiko kanker serviks terjadi pada wanita hamil? Berikut penjelasannya!

Kanker Serviks pada Wanita Hamil

Faktanya, seseorang dapat mengembangkan atau menerima diagnosis dari kanker serviks selama kehamilan. Meski begitu, kanker ini tidak akan tumbuh atau menyebar lebih cepat pada wanita yang sedang hamil jika dibandingkan dengan yang tidak hamil.

Setengah dari total kasus pada ibu hamil didiagnosis sebelum melahirkan, lalu sisanya didiagnosis dalam 12 bulan setelah melahirkan. Gangguan ini merupakan salah satu keganasan yang paling sering terjadi selama kehamilan, dengan perkiraan kejadian 0,8-1,5 kasus per 10.000 kelahiran.

Ada Golongan Wanita yang Lebih Rentan Mengalaminya

Wanita yang sudah hamil sebanyak  tiga kali atau lebih memiliki peningkatan risiko terkena kanker ini. Diperkirakan ini mungkin karena peningkatan paparan infeksi HPV dengan aktivitas seksual.

Selain itu, perubahan hormonal selama kehamilan juga memungkinkan wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan kanker. Sementara itu, kemungkinan lainnya adalah wanita hamil memiliki sistem imun yang lebih lemah, sehingga memungkinkan gangguan ini lebih rentan terjadi.

Risko kanker serviks juga rentan terjadi pada dua kondisi berikut:

1. Wanita Hamil Muda

Wanita yang berusia di bawah 20 tahun lebih rentan terkena kanker ini di masa depan. Hal ini jika dibandingkan dengan wanita yang menunggu untuk hamil hingga usianya mencapai 25 tahun atau lebih.

Bukan hanya kanker serviks, ada beberapa kondisi membahayakan lainnya yang bisa terjadi akibat hamil muda.

2. Riwayat Keluarga

Kanker ini juga dapat diturunkan oleh keluarga yang pernah mengidap masalah ini sebelumnya, seperti pernah dialami oleh ibu atau saudara perempuan.

Diduga jika masalah ini disebabkan oleh kondisi bawaan yang menyebabkan beberapa wanita kurang mampu melawan infeksi HPV dibandingkan yang tidak memiliki riwayat ini.

Tak hanya kanker serviks, polip serviks juga dapat mencegah kehamilan. Ketahui penjelasannya dalam artikel ini: Mengenal Polip Serviks, Tumor yang Dapat Menghambat Kehamilan.

Dampak Buruk Kanker Serviks pada Kehamilan dan Pengobatannya

Kanker ini dapat menyebabkan dampak negatif selama kehamilan. Beberapa di antaranya, yaitu:

• Mengalami perdarahan saat melahirkan.
• Robek atau pecahnya tumor selama persalinan.
• Kanker yang menyebar ke area tubuh lain.
• Berisiko mengalami emboli.
• Persalinan prematur.
• Pengobatan kanker tertunda hingga persalinan.

Lalu, bagaimana cara pengobatan yang bisa dilakukan?

Kanker ini mungkin tidak menimbulkan komplikasi secara langsung. Namun, perawatan kanker mungkin memiliki efek negatif pada kehamilan. Lalu, untuk tindakan pengobatan yang umum dilakukan adalah kemoterapi.

Namun, tindakan pengobatan ini tidak bisa dilakukan pada trimester pertama karena dapat membahayakan janin dan keguguran. Maka dari itu, dokter dapat memberikan kemoterapi selama kehamilan minimal sudah memasuki minggu ke-12.

Meski begitu, seseorang bisa memilih untuk menunda perawatan setelah melahirkan. Namun, jangka waktu yang dibutuhkan janin untuk berkembang secara bersamaan juga dapat membuat kanker semakin besar. Dokter yang akan menilai tindakan yang tepat terhadap kanker yang dialami.

Jika ibu ingin melakukan tindakan terkait kanker serviks, fitur pemeriksaan kesehatan bisa digunakan melalui aplikasi Halodoc. Cukup dengan download aplikasi Halodoc, kemudahan dalam akses kesehatan bisa diakses kapan dan dimana saja. Jadi, yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Referensi:

American Cancer Society. Diakses pada 2023. Risk Factors for Cervical Cancer.

Medical News Today. Diakses pada 2023. What to know about cervical cancer during pregnancy.