Kanker Serviks

Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menyasar sel-sel rahim leher rahim. Penyebabnya bermula ketika sel-sel di leher rahim berkembang secara tidak normal.
Lambat laun, perkembangannya semakin masif dan tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Nah, tumor yang ganas ini kemudian menjadi penyebab kanker serviks.
Kondisi ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia.
Sayangnya, deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear secara rutin masih belum menjadi perhatian umum. Apalagi penyakit ini jarang menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala biasanya baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut.
Faktor Risiko Kanker Serviks
Ada sejumlah faktor yang membuat wanita rentan terkena kanker serviks. Beberapa di antaranya, yaitu:
- Faktor keturunan.
- Usia, terutama wanita yang berusia 40 tahun ke atas.
- Merokok.
- Kurangnya konsumsi buah dan sayur.
- Berat badan berlebih (obesitas).
- Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang.
- Frekuensi hamil dan melahirkan.
- Hamil atau melahirkan di usia sangat muda.
- Kondisi medis tertentu, seperti infeksi klamidia.
- Konsumsi obat-obatan tertentu.
Penyebab Kanker Serviks
Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks. Infeksi virus ini sangat rentan menyasar individu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan.
Perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu juga bisa meningkatkan risikonya.
Selain itu, wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini.
Gejala Kanker Serviks
Gejala baru akan muncul saat tumor sudah tumbuh. Tumor ini kemudian dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat.
Nah, berikut ini gejala kanker serviks yang perlu kamu waspadai:
- Perdarahan di antara periode menstruasi, setelah hubungan seksual, atau setelah menopause dapat menjadi gejala awal kanker serviks.
- Siklus menstruasi yang tidak teratur atau perdarahan yang lebih berat atau lebih lama juga termasuk tanda-tandanya.
- Keputihan yang berubah warna, bau, atau konsistensi, terutama jika keluar bersama darah.
- Nyeri di daerah panggul atau punggung bagian bawah dapat terjadi ketika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya.
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual (dispareunia) bisa menjadi tanda kanker, terutama jika telah mencapai tahap lebih lanjut.
- Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dapat terjadi.
Diagnosis Kanker Serviks
Diagnosis ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau prakanker pada serviks jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi.
Jika dokter menemukan adanya potensi kanker dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Pemeriksaannya meliputi:
1. Pap smear
Pemeriksaan ini sering menjadi langkah pertama untuk mendeteksi kanker serviks. Dokter perlu mengambil sampel sel dari leher rahim dan mengujinya unyuk mencari perubahan yang dapat menandakan adanya kanker atau kondisi pra-kanker.
2. Tes HPV
Dokter juga dapat melakukan tes ini untuk mencari adanya infeksi Human Papillomavirus (HPV). Tes HPV bisa kamu lakukan bersamaan dengan pap smear atau sebagai tindakan lanjutan jika hasil pap menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan.
3. Kolposkopi
Jika hasil pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi.
Pada prosedur ini, dokter menggunakan alat khusus bernama kolposkop untuk memeriksa dengan seksama serviks, vagina, dan vulva dengan cahaya dan lensa khusus.
4. Biopsi
Apabila kolposkopi menunjukkan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari area tersebut untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan apakah terdapat kanker atau tidak.
5. Tes pencitraan
Hasil biopsi mengindikasikan adanya kanker serviks biasanya perlu dilanjutkan kembali melalui tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET) scan.
Tujuannya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Nah, Kanker Serviks Bisa Menyebar ke 4 Bagian Tubuh Ini.
Pengobatan Kanker Serviks
Pilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium (tingkat perkembangan) kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum untuk kanker serviks antara lain:
- Konizasi. Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks.
- Histerektomi. Pembedahan untuk mengangkat rahim dan jaringan sekitarnya.
- Radikal histerectomi. Pengangkatan rahim, jaringan sekitarnya, serta kelenjar getah bening yang terinfeksi.
- Pembedahan konservatif. Jenis pembedahan untuk menyelamatkan kemampuan reproduksi pada wanita yang masih ingin memiliki anak.
- Radioterapi. Perawatan ini menggunakan sinar-x atau partikel lain untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi bisa menjadi pilihan baik untuk kanker stadium awal maupun lanjut. Dalam beberapa kasus, radioterapi dapat diberikan sebelum atau setelah operasi.
- Kemoterapi. Penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan pembedahan atau radioterapi. Ini adalah pilihan utama untuk kanker stadium lanjut atau jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
- Terapi target. Pengobatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan mengenali dan menargetkan komponen khusus pada sel kanker.
- Imunoterapi. Perawatan ini untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel kanker. Ini adalah pilihan pengobatan yang relatif baru dan telah menunjukkan janji dalam mengobati beberapa kasus kanker serviks.
Pencegahan Kanker Serviks
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini, di antaranya yaitu:
1. Vaksinasi HPV
Mendapatkan vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi Human papilomavirus, yang merupakan penyebab utama kondisi ini.
Vaksin ini direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki yang berusia antara 9 hingga 26 tahun sebelum mereka aktif secara seksual.
Vaksinasi dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis HPV yang paling berpotensi menyebabkan jenis kanker ini. Supaya lebih waspada, ketahui 3 Fakta Tentang Kanker Serviks.
2. Rutin menjalani pap smear dan tes HPV
Kamu juga perlu melakukan pemeriksaan pap smear atau tes HPV. Tujuannya untuk mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker. Wanita sebaiknya memulai pemeriksaan pap smear pada usia 21 tahun.
Jika hasilnya normal, lakukan setiap tiga tahun sekali sudah cukup. Tes HPV bisa menjadi pengganti atau dokter kombinasikan dengan pap smear supaya deteksinya lebih akurat.
3. Lakukan seks yang aman
Gunakan kondom saat berhubungan seks dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi HPV dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Selain itu, hindari memiliki banyak pasangan seksual untuk mengurangi risiko paparan HPV.
4. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks. Maka dari itu, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut untuk menurunkan risikonya.
5. Terapkan gaya hidup sehat
Jaga gaya hidup sehat dengan pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, dan cukup istirahat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu melawan infeksi HPV.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika memiliki beberapa gejala kanker serviks yang berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi semakin parah, segera kunjungi dokter.
Jangan menganggap kondisi ini sepele, sebab banyak pengidapnya yang bisa sembuh jika melakukan pemeriksaan sedini mungkin.
Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dokter lakukan. Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi dengan dokter di Halodoc.✔️

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Cervical Cancer.
American Cancer Society. Diakses pada 2023. Cervical Cancer.
Verywell Health. Diakses pada 2023. The Cervix in Female Reproductive Health.
Web MD. Diakses pada 2023. Understanding Cervical Cancer.
Topik Terkini
Artikel Terkait





