Kanker Serviks
DAFTAR ISI
- Apa Itu Kanker Serviks?
- Penyebab Kanker Serviks
- Faktor Risiko Kanker Serviks
- Gejala Kanker Serviks
- Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Serviks
- Diagnosis Kanker Serviks
- Vaksin HPV di Rumah Pakai Halodoc
- Pengobatan Kanker Serviks
- Pencegahan Kanker Serviks
Apa Itu Kanker Serviks?
Kanker serviks adalah jenis kanker yang menyasar sel-sel rahim leher rahim. Penyebabnya bermula ketika sel-sel di leher rahim berkembang secara tidak normal. Kondisi ini bisa dipicu oleh berbagai hal. Namun, dalam banyak kasus kanker ini berkaitan dengan infeksi human papilloma virus (HPV)
Lambat laun, perkembangannya semakin masif dan tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Nah, tumor yang ganas ini nantinya akan menjadi penyebab kanker serviks.
Kondisi ini merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menelan korban pada wanita di seluruh penjuru dunia.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya dilaporkan ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahunnya yang terjadi di Indonesia.
Sayangnya, deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear secara rutin masih belum menjadi perhatian umum.
Apalagi penyakit ini jarang menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala biasanya baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar dan memasuki tahap stadium lanjut.
Penyebab Kanker Serviks
Sama seperti jenis-jenis kanker lainnya, kanker serviks terjadi ketika sel-sel bermutatasi atau mengalami perubahan. Sel-sel abnormal ini tumbuh tidak terkendali dan membentuk sel kanker.
Sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebab berubahnya sel-sel menjadi abnormal. Namun, dalam banyak kasus kondisi ini terkaitan dengan infeksi human papillomavirus (HPV) yang menular dari aktivitas seksual.
Infeksi virus ini sangat rentan menyasar individu yang melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan.
Faktor Risiko Kanker Serviks
Ada sejumlah faktor yang membuat wanita rentan terkena kanker serviks. Beberapa di antaranya, yaitu:
- Perilaku seksual yang berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom atau berbagi mainan seks (sex toys) yang tidak dicuci terlebih dahulu juga bisa meningkatkan risikonya.
- Memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
- Wanita yang tidak pernah mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang bisa jadi penyebab kanker ini.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya pada pengidap HIV.
- Mengidap penyakit menular seksual seperti gonore, sifilis, atau klamidia.
- Faktor keturunan.
- Merokok.
- Berat badan berlebih (obesitas).
- Penggunaan kontrasepsi minum (pil KB) jangka panjang.
- Hamil atau melahirkan di usia sangat muda.
Nah, jika kamu atau orang terdekat mengalami gejala mencurigakan, Ini Dokter Spesialis yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Serviks.
Gejala Kanker Serviks
Gejala baru akan muncul saat tumor sudah tumbuh. Tumor ini kemudian dapat mendorong organ di sekitar dan mengganggu sel-sel sehat.
Nah, berikut ini gejala kanker serviks yang perlu kamu waspadai:
- Perdarahan di antara periode menstruasi, setelah hubungan seksual, atau setelah menopause dapat menjadi gejala awal kanker serviks.
- Siklus menstruasi yang tidak teratur atau perdarahan yang lebih berat atau lebih lama juga termasuk tanda-tandanya.
- Keputihan yang berubah warna, bau, atau konsistensi, terutama jika keluar bersama darah.
- Nyeri di daerah panggul atau punggung bagian bawah dapat terjadi ketika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya.
- Rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual (dispareunia) bisa menjadi tanda kanker, terutama jika telah mencapai tahap lebih lanjut.
- Pada tahap lanjut, kondisi ini bisa menyebabkan kelelahan yang berlebihan dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dapat terjadi.
Selain itu, kamu juga Perlu Tahu, Inilah Berbagai Macam Bentuk Vagina.
Rekomendasi Dokter di Halodoc yang Bisa Bantu Pengobatan Kanker Serviks
Jika kamu mencurigai mengalamai gejala kanker serviks, sebaiknya segera hubungi saja dokter spesialis kandungan dan kebidanan lewat aplikasi Halodoc.
Jangan menganggap kondisi ini sepele, sebab banyak pengidapnya yang bisa sembuh jika melakukan pemeriksaan sedini mungkin.
Nah, berikut ini terdapat beberapa dokter yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun.
Mereka juga memiliki rating yang baik dari para pasien yang sebelumnya mereka tangani.
Ini daftarnya:
Tak perlu khawatir jika dokter sedang tidak tersedia atau offline.
Sebab, kamu tetap bisa membuat janji konsultasi di lain waktu melalui aplikasi Halodoc.
Ingat, penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dokter lakukan. Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi dengan dokter di Halodoc.
Diagnosis Kanker Serviks
Diagnosis ditegakkan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes lainnya untuk melihat sel kanker atau prakanker pada serviks jika tes pap smear menunjukkan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi.
Jika dokter menemukan adanya potensi kanker dokter kemudian akan memeriksa seberapa parah kondisi (tahap stadium) kanker. Pemeriksaannya meliputi:
1. Pap smear
Pemeriksaan pap smear menjadi pemeriksaan tahap awal dalam deteksi kanker serviks.
Dalam prosedurnya, dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim dan menganalisanya untuk mencari tanda-tanda perubahan yang dapat mengindikasikan adanya kanker atau kondisi pra-kanker.
2. Tes HPV
Dokter juga memiliki opsi untuk melakukan tes HPV guna mendeteksi keberadaan infeksi Human Papillomavirus (HPV). Tes HPV dapat dokter lakukan bersamaan dengan pemeriksaan Pap smear.
Selain itu, tes ini juga dapat menjadi tindakan tambahan jika hasil Pap smear mengindikasikan adanya perubahan sel yang mencurigakan.
3. Kolposkopi
Jika hasil pap smear atau tes HPV menunjukkan adanya perubahan sel yang mencurigakan, dokter mungkin akan melakukan kolposkopi.
Pada prosedur ini, dokter menggunakan alat khusus bernama kolposkop untuk memeriksa dengan seksama serviks, vagina, dan vulva dengan cahaya dan lensa khusus.
4. Biopsi
Apabila kolposkopi menunjukkan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sampel kecil jaringan (biopsi) dari area tersebut untuk dianalisis di laboratorium guna memastikan apakah terdapat kanker atau tidak.
5. Tes pencitraan
Hasil biopsi mengindikasikan adanya kanker serviks biasanya perlu dilanjutkan kembali melalui tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau positron emission tomography (PET) scan.
Tujuannya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis). Nah, Kanker Serviks Bisa Menyebar ke 4 Bagian Tubuh Ini.
Vaksin HPV di Rumah Pakai Halodoc
Kamu dan orang terdekatmu perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kewaspadaan terhadap kanker serviks.
Dengan memahami risiko dan tindakan pencegahan yang tersedia, kamu dapat melindungi diri dan orang tercinta dari penyakit ini.
Segera ambil langkah-langkah pencegahan, seperti vaksinasi HPV (Gardasil) dan skrining rutin, untuk mengurangi risiko terkena kanker serviks.
Sekarang, kamu bisa mendapatkan Vaksinasi HPV melalui layanan Halodoc Home Lab (tersedia di wilayah Jabodetabek dan Surabaya).
Dengan layanan Halodoc Home Lab, kamu dapat melakukan tes laboratorium yang memungkinkan pengambilan sampel dilakukan dengan nyaman dari rumah atau di lokasi pilihan kamu.
Lindungi diri sendiri dan orang terdekat dari penyakit yang berpotensi berbahaya dengan kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh Halodoc Home Lab.
Berikut beberapa keunggulan melakukan imunisasi anak dan vaksin dewasa lewat layanan Home Lab & Vaksinasi di Halodoc:
✔ Vaksinasi diberikan 100% oleh Dokter Khusus Vaksinasi. Ini Daftar Dokter yang Tangani Layanan Vaksin Home Lab Halodoc.
✔ Protokol kesehatan ketat.
✔ Partner resmi produsen vaksin internasional, sehingga vaksin terjamin keasliannya dan sudah terdaftar BPOM.
✔ Hemat waktu dan biaya.
✔ Tanpa biaya tambahan.
Dengan harga mulai dari Rp1.190.000 kamu bisa mendapatkan layanan Halodoc Home Lab yang praktis dan nyaman.
Selain itu, kamu juga bisa dapatkan Vaksin HPV Kuadrivalen (Gardasil) seharga Rp 999ribu/dosis dengan kode promo VAKSINHPV di Halodoc Home Lab.
Tunggu apa lagi? Yuk booking sekarang!
Booking Vaksinasi HPV Lebih Mudah di Rumah Pakai Halodoc.
Kamu bisa order melalui aplikasi atau hubungi langsung nomor WhatsApp 0888-0999-9226.
Pengobatan Kanker Serviks
Pilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium (tingkat perkembangan) kanker dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum untuk kanker serviks antara lain:
- Konizasi. Prosedur pembedahan ini bertujuan untuk mengangkat jaringan abnormal pada serviks.
- Histerektomi. Pembedahan untuk mengangkat rahim dan jaringan sekitarnya.
- Radikal histerectomi. Pengangkatan rahim, jaringan sekitarnya, serta kelenjar getah bening yang terinfeksi.
- Pembedahan konservatif. Jenis pembedahan untuk menyelamatkan kemampuan reproduksi pada wanita yang masih ingin memiliki anak.
- Radioterapi. Perawatan ini menggunakan sinar-x atau partikel lain untuk menghancurkan sel kanker. Radioterapi bisa menjadi pilihan baik untuk kanker stadium awal maupun lanjut. Dalam beberapa kasus, radioterapi dapat diberikan sebelum atau setelah operasi.
- Kemoterapi. Penggunaan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau dikombinasikan dengan pembedahan atau radioterapi. Ini adalah pilihan utama untuk kanker stadium lanjut atau jika kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis).
- Terapi target. Pengobatan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dengan mengenali dan menargetkan komponen khusus pada sel kanker.
- Imunoterapi. Imunoterapi adalah metode pengobatan yang melibatkan penggunaan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan sel kanker. Ini adalah pilihan pengobatan yang relatif baru dan telah menunjukkan janji dalam mengobati beberapa kasus kanker serviks.
Ada beberapa obat-obatan yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kanker. Baca selengkapnya di artikel ini: “Ini 7 Rekomendasi Obat Kanker yang Perlu Diketahui“.
Pencegahan Kanker Serviks
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah kondisi ini, di antaranya yaitu:
1. Vaksinasi HPV
Mendapatkan vaksin HPV sangat efektif dalam mencegah infeksi Human papilomavirus, yang merupakan penyebab utama kondisi ini.
Vaksin ini direkomendasikan untuk anak perempuan dan laki-laki yang berusia antara 9 hingga 26 tahun sebelum mereka aktif secara seksual.
Perempuan perlu segera mendapatkan vaksin HPV karena Human Papillomavirus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks, yang merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum pada perempuan.
Namun, batasan usia pemberian vaksin HPV dapat bervariasi tergantung pada negara dan otoritas kesehatan. Beberapa negara merekomendasikan vaksinasi HPV hingga usia 26 tahun.
Di Indonesia, rentang usia pemberian vaksinasi HPV bagi perempuan adalah usia 9 sampai 55 tahun.
Jika kamu atau keluarga ingin melakukan vaksinasi HPV, kamu bisa menggunakan layanan Halodoc Homelab Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil). Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu lama.
Cukup dengan Rp1.190.000, kamu bisa mendapatkan vaksin ini di rumah.
Jadi, kapan saja kamu atau keluarga hendak mendapatkan vaksin ini, cukup pesan langsung melalui aplikasi. Caranya, download dan buka layanan HomeLab, lalu, pilih menu Vaksinasi HPV Kuadrivalen (Gardasil).
Setelah memilih profil yang hendak mendapatkan vaksin, admin HomeLab akan menghubungi melalui WhatsApp untuk mengonfirmasi jadwal dan alamat. Pastikan nomor yang kamu berikan aktif, ya!
2. Rutin menjalani pap smear dan tes HPV
Kamu juga perlu melakukan pemeriksaan pap smear atau tes HPV. Tujuannya untuk mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker. Wanita sebaiknya memulai pemeriksaan pap smear pada usia 21 tahun.
Jika hasilnya normal, lakukan setiap tiga tahun sekali sudah cukup. Tes HPV bisa menjadi pengganti atau dokter kombinasikan dengan pap smear supaya deteksinya lebih akurat.
3. Lakukan seks yang aman
Gunakan kondom saat berhubungan seks dapat membantu mengurangi risiko terinfeksi HPV dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya.
Selain itu, hindari memiliki banyak pasangan seksual untuk mengurangi risiko paparan HPV.
4. Berhenti merokok
Merokok dapat meningkatkan risiko infeksi HPV dan menyebabkan kanker serviks. Maka dari itu, segera hentikan kebiasaan buruk tersebut untuk menurunkan risikonya.
5. Terapkan gaya hidup sehat
Untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi HPV, penting untuk menjalani gaya hidup sehat.
Hal ini dapat kamu terapkan dengan menjaga pola makan seimbang, berolahraga secara teratur, dan memberikan tubuh istirahat yang cukup.
Supaya lebih waspada, ketahui juga beberapa fakta mengenai kanker serviks dalam artikel: 3 Fakta Tentang Kanker Serviks.
Diperbarui pada 25 September 2024
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Cervical Cancer.
American Cancer Society. Diakses pada 2023. Cervical Cancer.
Verywell Health. Diakses pada 2023. The Cervix in Female Reproductive Health.
Web MD. Diakses pada 2023. Understanding Cervical Cancer.
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan