Advertisement

Sakit Perut Bawah? Cari Tahu Penyebab dan Solusinya!

6 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   12 Desember 2025

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri di perut bagian bawah antara lain divertikulitis, endometriosis, gangguan leher rahim, infeksi tuba falopi, hingga kanker.

Sakit Perut Bawah? Cari Tahu Penyebab dan Solusinya!Sakit Perut Bawah? Cari Tahu Penyebab dan Solusinya!

DAFTAR ISI

  1. Kram Perut Bagian Bawah: Definisi dan Penyebab Umum
  2. Penyebab Kram Perut Bagian Bawah yang Perlu Diwaspadai
  3. Kapan Harus ke Dokter? Gejala Tambahan yang Perlu Diperhatikan
  4. Diagnosis Kram Perut Bagian Bawah
  5. Bagaimana Cara Mengatasi Kram Perut Bagian Bawah?
  6. Pencegahan Kram Perut Bagian Bawah
  7. Kapan Harus ke Dokter?
  8. Kesimpulan

Kram perut bagian bawah bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari masalah pencernaan ringan hingga kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera.

Penting untuk mengetahui penyebab potensial dan kapan harus mencari pertolongan medis.

Artikel ini membahas berbagai penyebab kram perut bagian bawah, gejala yang menyertai, serta cara penanganan dan pencegahannya.

Kram Perut Bagian Bawah: Definisi dan Penyebab Umum

Kram perut bagian bawah adalah rasa sakit atau kontraksi yang muncul di area perut bawah. Banyak orang sering bertanya kenapa bagian bawah perut sakit, karena keluhan ini tergolong sangat umum dan bisa muncul tiba-tiba.

Dalam banyak kasus, kenapa bagian bawah perut sakit berkaitan dengan gangguan pencernaan ringan, seperti gas berlebih, perut kembung, atau konstipasi.

Meski sering bersifat ringan, tidak sedikit pula yang khawatir kenapa bagian bawah perut sakit berlangsung cukup lama atau terasa semakin kuat.

Pasalnya, kram perut bagian bawah juga dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan lain, terutama bila disertai gejala tambahan seperti mual, demam, atau perubahan pola buang air besar.

Oleh karena itu, penting untuk memahami kenapa bagian bawah perut sakit agar penanganannya bisa disesuaikan dengan penyebab yang mendasari.

Yuk, simak 5 Cara Mengatasi Sakit Perut yang Ampuh dan Alami

Penyebab Kram Perut Bagian Bawah yang Perlu Diwaspadai

Berikut adalah beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan kram perut bagian bawah:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, uretra, atau ginjal. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ISK lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Gejala ISK meliputi nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, urine keruh, dan kram perut bagian bawah.

2 Penyakit Radang Panggul (PID)

Penyakit Radang Panggul (PID) adalah infeksi pada organ reproduksi wanita. PID sering disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore. Gejala PID meliputi nyeri perut bagian bawah, demam, keputihan abnormal, dan nyeri saat berhubungan seksual. PID dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati, termasuk infertilitas.

3. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri panggul kronis, kram perut bagian bawah yang parah (terutama saat menstruasi), dan masalah kesuburan.

4. Kista Ovarium

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di ovarium. Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya. Namun, kista yang besar atau pecah dapat menyebabkan nyeri perut bagian bawah yang tajam dan mendadak.

5. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Kondisi ini sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera. Gejala kehamilan ektopik meliputi nyeri perut bagian bawah yang hebat, perdarahan vagina, dan pusing.

6. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal dari mineral dan garam. Batu ginjal dapat menyebabkan nyeri yang sangat hebat di perut bagian bawah, punggung, atau selangkangan saat bergerak melalui saluran kemih. Gejala lain termasuk urine berdarah, mual, dan muntah.

7. Apendisitis (Usus Buntu)

Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu. Gejala apendisitis meliputi nyeri perut bagian bawah kanan yang semakin parah, demam, mual, dan muntah. Apendisitis memerlukan operasi pengangkatan usus buntu untuk mencegah komplikasi serius.

8. Penyakit Crohn

Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus (IBD) kronis yang dapat mempengaruhi berbagai bagian saluran pencernaan. Gejala penyakit Crohn meliputi nyeri perut, diare, penurunan berat badan, dan kelelahan.

Kapan Harus ke Dokter? Gejala Tambahan yang Perlu Diperhatikan

Jika kamu mengalami kram perut bagian bawah yang disertai dengan gejala berikut, segera cari pertolongan medis:

  • Demam tinggi.
  • Perdarahan vagina yang tidak normal.
  • Nyeri yang sangat hebat.
  • Mual dan muntah terus-menerus.
  • Pusing atau pingsan.
  • Sulit buang air besar atau buang air kecil.

Selain itu, ketahui juga Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan dan Cara Mengatasinya.

Diagnosis Kram Perut Bagian Bawah

Untuk mendiagnosis penyebab kram perut bagian bawah, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan kamu. Dokter mungkin juga akan melakukan tes tambahan seperti:

  • Tes urine: Untuk mendeteksi infeksi saluran kemih atau batu ginjal.
  • Tes darah: Untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau peradangan.
  • USG panggul: Untuk melihat organ reproduksi dan mendeteksi kista ovarium atau kehamilan ektopik.
  • CT scan: Untuk melihat organ dalam perut dan panggul dengan lebih detail.
  • Laparoskopi: Prosedur bedah minimal invasif untuk melihat organ panggul secara langsung.

Bagaimana Cara Mengatasi Kram Perut Bagian Bawah?

Pengobatan kram perut bagian bawah tergantung pada penyebabnya. Beberapa opsi pengobatan meliputi:

  • Obat pereda nyeri: Obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol dapat membantu mengurangi rasa sakit.
  • Antibiotik: Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti ISK atau PID.
  • Terapi hormon: Terapi hormon dapat digunakan untuk mengobati endometriosis atau kista ovarium.
  • Operasi: Operasi mungkin diperlukan untuk mengobati apendisitis, kehamilan ektopik, atau kista ovarium yang besar.

Sakit perut tak kunjung membaik? Ini 7 Rekomendasi Obat Sakit Perut yang Ampuh di Apotek.

Pencegahan Kram Perut Bagian Bawah

Beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mencegah kram perut bagian bawah meliputi:

  • Minum banyak air: Membantu mencegah ISK dan batu ginjal.
  • Praktikkan kebersihan yang baik: Terutama setelah buang air besar dan buang air kecil, untuk mencegah ISK.
  • Gunakan kondom saat berhubungan seksual: Untuk mencegah IMS dan PID.
  • Rutin berolahraga: Membantu menjaga kesehatan pencernaan.
  • Kelola stres: Stres dapat memperburuk beberapa kondisi yang menyebabkan kram perut.

Kapan Harus ke Dokter?

Menurut WHO, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika kamu mengalami nyeri perut yang parah dan berkelanjutan, terutama jika disertai dengan demam, perdarahan, atau gejala serius lainnya.

Kesimpulan

Kram perut bagian bawah bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Penting untuk memperhatikan gejala yang kamu alami dan mencari pertolongan medis jika diperlukan.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam kini lebih mudah dan praktis melalui Halodoc.

Jangan khawatir, dokter di Halodoc tersedia 24 jam sehingga kamu bisa menghubunginya kapan pun dan dimana pun. Tunggu apa lagi? Klik banner di bawah ini untuk menghubungi dokter terpercaya:

Temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Abdominal pain.
Medline Plus. National Institutes of Health, U.S. National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Abdominal pain.
Journal of Obstetric, Gynecologic, & Neonatal Nursing. Diakses pada Desember 2025. More Than Just Menstrual Cramps.
World Health Organization (WHO). Diakses pada 2025. Pelvic Inflammatory Disease (PID).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada 2025. Infeksi Saluran Kemih.