Advertisement

Sariawan di Lidah: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

5 menit
Ditinjau oleh  dr. Budiyanto, MARS   10 April 2025

Sariawan di lidah dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman saat makan dan berbicara.

Sariawan di Lidah: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan PencegahanSariawan di Lidah: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi, dan Pencegahan

Daftar Isi:

  1. Apa Itu Sariawan di Lidah?
  2. Gejala Sariawan di Lidah
  3. Penyebab Sariawan di Lidah
  4. Cara Mengatasi Sariawan di Lidah
  5. Kapan Harus ke Dokter?
  6. Pencegahan Sariawan di Lidah
  7. Pertanyaan Seputar Sariawan di Lidah (FAQ)
  8. Kesimpulan

Apa Itu Sariawan di Lidah?

Sariawan, atau stomatitis aftosa, adalah luka kecil dan dangkal yang berkembang di jaringan lunak mulut, termasuk lidah. Luka ini bisa muncul satu per satu atau berkelompok. 

Sariawan di lidah sering kali terasa nyeri, terutama saat makan, minum, atau berbicara. Meskipun tidak menular, sariawan dapat sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala Sariawan di Lidah

Gejala sariawan di lidah bervariasi tergantung pada tingkat keparahan. Beberapa gejala umum meliputi:

  • Luka kecil berwarna putih atau kuning dengan tepi merah di lidah.
  • Rasa sakit atau perih di area luka, terutama saat makan, minum, atau berbicara.
  • Sensasi terbakar atau gatal di sekitar luka.
  • Pada kasus yang parah, bisa disertai demam, pembengkakan kelenjar getah bening, dan merasa lesu.

Selain di lidah, sariawan juga bisa terjadi di pipi. Baca di artikel ini: “Sariawan di Pipi Bagian Dalam, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sariawan di Lidah

Penyebab pasti sariawan di lidah belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat memicu kemunculannya:

  • Trauma atau iritasi: Cedera ringan pada lidah akibat gigitan tidak sengaja, sikat gigi yang kasar, atau perawatan gigi dapat memicu sariawan.
  • Makanan dan minuman: Makanan asam atau pedas, serta minuman berkafein, dapat mengiritasi lapisan mulut dan menyebabkan sariawan.
    Kekurangan nutrisi: Kekurangan vitamin B12, zat besi, folat, atau zinc dapat meningkatkan risiko sariawan.
  • Stres: Stres emosional atau fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan memicu sariawan. 
  • Perubahan hormonal: Perubahan hormonal selama menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat memengaruhi kondisi mulut dan meningkatkan risiko sariawan.
  • Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, dan penyakit Behcet dapat menyebabkan sariawan.Menurut Kemenkes RI, sariawan juga bisa menjadi manifestasi dari infeksi virus atau bakteri tertentu.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dan beta-blocker, dapat meningkatkan risiko sariawan.

Cara Mengatasi Sariawan di Lidah

Sariawan di lidah umumnya sembuh sendiri dalam 1-2 minggu. Namun, ada beberapa cara untuk meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan:

1. Obat Kumur

Berkumur dengan air garam hangat beberapa kali sehari dapat membantu membersihkan luka dan mengurangi peradangan. Kamu juga bisa menggunakan obat kumur antiseptik yang dijual bebas.


2. Obat Oles

Mengoleskan obat oles yang mengandung benzokain atau kortikosteroid dapat membantu meredakan nyeri dan peradangan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk memilih obat oles yang sesuai.

3. Menjaga Kebersihan Mulut

Sikat gigi secara lembut dan teratur untuk mencegah infeksi bakteri pada luka sariawan. Hindari penggunaan sikat gigi yang kasar.

4. Menghindari Pemicu

Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi luka sariawan, seperti makanan pedas, asam, atau keras.

5. Suplemen Nutrisi

Jika sariawan disebabkan oleh kekurangan nutrisi, konsumsi suplemen vitamin atau mineral yang direkomendasikan oleh dokter.

Kamu bisa coba menggunakan obat sariawan yang biasanya diresepkan oleh dokter. Beberapa rekomendasi obatnya bisa kamu cari tahu melalui artikel berikut ini: “Ini 7 Rekomendasi Obat Sariawan yang Ampuh dan Mudah Ditemukan”

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sariawan umumnya tidak berbahaya, segera konsultasikan dengan dokter jika:

  • Sariawan berlangsung lebih dari 2 minggu.
  • Sariawan sangat besar atau menyakitkan.
  • Sariawan sering kambuh.
  • Sariawan disertai demam, kesulitan menelan, atau gejala lain yang mengkhawatirkan.

Bila sariawan di lidah tidak kunjung sembuh dalam dua minggu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter gigi di Halodoc untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pencegahan Sariawan di Lidah

Meskipun tidak selalu mungkin untuk mencegah sariawan, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko:

  •  Menjaga Kebersihan Mulut: Sikat gigi secara teratur dan gunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan di antara gigi.
  •  Menghindari Iritasi: Hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mulut. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut.
  •  Mengelola Stres: Cari cara untuk mengelola stres, seperti olahraga, meditasi, atau yoga.
  •  Mencukupi Kebutuhan Nutrisi: Konsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta suplemen jika diperlukan.
  •  Periksakan Diri ke Dokter Gigi: Lakukan pemeriksaan gigi secara teratur untuk mendeteksi masalah mulut sejak dini.

WHO merekomendasikan menjaga kesehatan mulut dan gigi secara rutin untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk sariawan.

Kesimpulan

Sariawan di lidah adalah masalah umum yang bisa sangat mengganggu. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya, kamu dapat meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan. 

Jika sariawan tidak kunjung sembuh atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Jaga selalu kebersihan mulut dan hindari faktor pemicu untuk mencegah sariawan.

Referensi:
Medical News Today. Diakses pada 2025. What to Know about Tongue Ulcers.
WebMD. Diakses pada 2025. Stomatitis: Types, Symptoms, Causes, and Treatment.
Healthline. Diakses pada 2025. Ways to Get Rid of Canker Sores (Aphthous Ulcer). 
NHS. Diakses pada 2025. Mouth Ulcer.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Canker sore.
National Institute of Dental and Craniofacial Research. diakses pada 2025. Canker Sores.