Sebelum Lakukan Vaksin Pneumonia, Perhatikan 3 Hal Ini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 Januari 2020
Sebelum Lakukan Vaksin Pneumonia, Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Lakukan Vaksin Pneumonia, Perhatikan 3 Hal Ini

Halodoc, Jakarta – Pneumonia adalah salah satu penyakit yang rentan menyerang paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri maupun jamur. Pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah mendapatkan vaksin pneumonia.

Baca Juga: Kenali Penyebab Pneumonia, Infeksi Paru yang Berbahaya

Meskipun tidak dapat mencegah pneumonia secara total, vaksin ini menurunkan peluang untuk terserang penyakit dan kalaupun tertular, kondisinya bisa jauh lebih ringan. Jika kamu berencana untuk mendapatkan vaksin ini, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, yaitu:

  1. Mengidap Alergi

Seseorang yang diduga punya alergi terhadap vaksin pneumonia tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini. Untuk memastikannya, kamu bisa memeriksakan diri sebelum mendapatkan vaksin. Tetapi, umumnya para tenaga kesehatan pasti menanyakan kondisi kesehatan dan memeriksakan pasien secara keseluruhan terlebih dahulu sebelum mendapatkan vaksin. 

Vaksin pneumonia jarang menimbulkan efek samping. Efek samping yang terjadi termasuk rasa sakit atau kemerahan di tempat suntikan, demam, ruam, dan reaksi alergi. Jika kamu mengalami reaksi alergi setelah mendapatkan vaksin, periksakan ke dokter untuk ditangani lebih lanjut. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc.

  1. Mengidap Penyakit

Ketika kamu merasa tidak enak badan atau mengidap penyakit ringan, seperti pilek, mungkin masih bisa mendapatkan vaksin. Jika kamu mengidap penyakit yang lebih serius, dokter akan menyarankan kamu untuk menunggu sampai benar-benar sembuh. Jadi, sebelum mendapatkan vaksin pastikan untuk memberi tahu tenaga kesehatan terlebih dahulu tentang penyakit yang sedang kamu idap.

Baca Juga: Yang Terjadi Ketika Tubuh Terkena Pneumonia

  1. Sedang Hamil

Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention, tidak ada bukti yang kuat jika vaksin pneumonia berbahaya untuk ibu hamil atau sang janin. Namun, sebagai tindakan pencegahan, wanita hamil tidak dianjurkan untuk mendapatkan vaksin ini. Sebaiknya, dapatkan vaksin pneumonia sebelum kamu merencanakan kehamilan jika memungkinkan. 

Siapa yang Wajib Mendapatkan Vaksin Pneumonia?

Sebenarnya, semua orang perlu mendapatkan vaksin ini. Melansir dari Medicinet, ada kelompok yang harus lebih diprioritaskan mendapatkan vaksin pneumonia, yaitu:

  • Lansia berusia 65 tahun ke atas;

  • Seseorang yang berusia di atas 2 tahun, terutama pengidap gangguan jantung atau paru kronis, diabetes mellitus, penyakit hati kronis, alkoholisme, kebocoran cairan tulang belakang, kardiomiopati, bronkitis kronis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), atau emfisema;

  • Seseorang yang berusia di atas 2 tahun yang mengidap disfungsi limpa (seperti penyakit sel sabit) atau kurang fungsi limpa (asplenia), kanker darah (leukemia), multiple myeloma, gagal ginjal, transplantasi organ, atau kondisi imunosupresif, termasuk infeksi HIV;

  • Orang yang menjalani pengangkatan limpa (splenektomi) atau terapi imunosupresif. Vaksin harus diberikan dua minggu sebelum prosedur jika memungkinkan.

Baca Juga: Waspadai 6 Komplikasi yang Diakibatkan Pneumonia

Vaksin ini bisa diberikan kapan saja. Namun, kamu mungkin lebih membutuhkannya saat musim flu. Kamu bahkan bisa mendapatkan vaksin pneumonia dan vaksin flu pada saat yang sama, selama kamu menerima setiap suntikan di lengan yang berbeda.

Referensi :
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2020. Pneumococcal Vaccination: What Everyone Should Know.
Medicinet. Diakses pada 2020. Pneumococcal Vaccination (Pneumonia Vaccine).

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan