Sebelum Memulai Diet OCD, Perhatikan Hal Ini

Halodoc, Jakarta - Berbagai metode diet yang bermunculan biasanya langsung populer. Seperti diet OCD atau intermittent fasting, yang terbilang unik dibanding metode diet lainnya. Meski begitu, sebelum memulai diet OCD, kamu perlu tahu cara melakukannya dengan benar agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Diet OCD dilakukan dengan berpuasa pada waktu tertentu, dan diperbolehkan makan sesuka hati di waktu lainnya. Sebutannya adalah “jendela makan”, yang mirip dengan puasa. Namun, tidak semua orang cocok dengan diet OCD. Pada beberapa kondisi, seperti mengidap penyakit tertentu, seseorang bisa saja tidak disarankan menjalani diet OCD.
Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Diet OCD
Seperti disebutkan tadi, tidak semua orang bisa cocok menjalani diet OCD. Orang dengan penyakit diabetes, riwayat gangguan makan, berat badan kurang (underweight), tekanan darah rendah, riwayat amenorrhea, atau sedang hamil, atau menyusui, tidak disarankan melakukan diet OCD.
Jadi, sebelum memulai diet OCD, sebaiknya periksakan kondisi kesehatan secara menyeluruh, terlebih dahulu. Kamu juga perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc dan manfaatkan untuk bertanya banyak pada dokter soal diet OCD.
Selain itu, kamu juga harus mengetahui beberapa tips diet OCD lainnya, seperti tidak makan berlebihan, tetap berolahraga secara rutin, dan menjaga kesehatan tubuh. Pastikan juga tubuh tidak kekurangan vitamin dan mineral, serta tidak memaksakan diri jika merasa tidak kuat dengan tingkatan ekstrem diet OCD.
Saat di fase “boleh” makan, jangan lupa tetap mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Penting juga untuk minum air putih yang cukup, terutama di fase puasa, yang membuat kamu hanya boleh minum air putih. Jadi, jangan sampai tubuh kekurangan atau menjadi dehidrasi selama melakukan diet OCD.
Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah
Pilihan Jendela Makan dalam Diet OCD
Salah satu ciri khas diet OCD adalah adanya jendela makan atau waktu makan tertentu yang bisa dipilih sesuai keinginan dan kesanggupan. Berikut beberapa pilihan jendela makan dalam diet OCD:
1.Metode 16/8
Jendela makan yang satu ini mengharuskan kamu berpuasa selama 14-16 jam dan menyediakan hanya 8-10 jam untuk makan. Cara melakukannya dengan tidak makan apa pun selepas makan malam dan melewatkan sarapan pagi. Misalnya, jika kamu selesai makan malam pukul 7 malam, maka jangan makan sampai pukul 11 siang keesokan harinya.
Jadi, secara tidak langsung, kamu telah berpuasa selama 16 jam. Namun, harus diingat bahwa selama menjalaninya kamu sebaiknya mengonsumsi makanan sehat saja. Jika kamu mengonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak dan rendah gizi, seperti junk food, pola diet puasa tidak memiliki efek yang banyak pada tubuh.
2.Metode Diet 5:2
Dalam metode ini, kamu diperbolehkan makan normal seperti biasa selama 5 hari. Sisa 2 harinya, kamu diharuskan berpuasa dan membatasi 500-600 kalori saja per hari untuk dikonsumsi. Misalnya, kamu dapat makan secara normal selama lima hari, dan menetapkan puasa pada Senin dan Kamis.
Di setiap dua hari tersebut, kamu hanya boleh mengonsumsi makanan berkalori rendah, yaitu maksimal sebanyak 250 kalori setiap harinya untuk perempuan dan 300 kalori untuk laki-laki. Jadi, dalam dua hari, totalnya 500-600 kalori yang dikonsumsi.
Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?
3.Eat Stop Eat: Puasa Selama 24 Jam
Pilihan jendela terakhir dalam diet OCD bisa dibilang yang paling ekstrem, karena kamu harus berpuasa selama 24 jam penuh. Namun, maksud puasa 24 jam di sini adalah kamu masih bisa makan sekali sehari, sebelum dilanjut puasa lagi.
Jika memilih jenis jendela makan ini, kamu hanya dilarang mengonsumsi makanan berat dan masih diperbolehkan minum air, kopi, atau makanan ringan tidak berkalori selama masa diet. Caranya dengan berhenti makan dan mulai berpuasa selepas sarapan dan tidak mengonsumsi makanan berat hingga sarapan hari berikutnya.
Kamu bisa memilih melakukannya pada makan siang atau makan malam. Namun, metode puasa 24 jam ini cukup sulit dilakukan bagi orang-orang tertentu dan sebaiknya dikonsultasikan lebih lanjut terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalaninya.