Sel Darah Merah (Eritrosit): Fungsi dan Gangguan yang Bisa Terjadi
Sel darah merah atau eritrosit memiliki fungsi yang krusial untuk tubuh.

DAFTAR ISI
- Apa Itu Eritrosit?
- Proses Pembentukan Eritrosit (Eritropoiesis)
- Fungsi Eritrosit dalam Tubuh
- Jumlah Eritrosit Normal
- Faktor yang Memengaruhi Jumlah Eritrosit pada Manusia
- Kelainan pada Eritrosit dan Gangguan yang Mungkin Terjadi
- Gejala Gangguan pada Eritrosit
- Cara Mengatasi Gangguan pada Eritrosit
- Apa Kata Riset?
- FAQ
Sel darah merah atau eritrosit adalah komponen penting dalam sistem peredaran darah manusia. Eritrosit bukan hanya membawa oksigen ke seluruh tubuh, tetapi juga berperan dalam proses pembuangan karbon dioksida dari jaringan.
Gangguan pada sel darah merah bisa mengganggu fungsi penting tersebut. Yuk, pahami lebih dalam seputar eritrosit! Mulai dari fungsi dan gangguan yang bisa terjadi berikut ini!
Apa Itu Eritrosit?
Kamu pasti pernah mendengar seputar WBC dan RBC. Kamu mungkin juga bertanya-tanya apa itu WBC dan RBC?
WBC adalah singkatan dari white blood cell, sedangkan RBC adalah red blood cell. Sel Darah Putih dan Merah, Apa Perbedaannya? Ketahui selengkapnya.
Dalam dunia ilmiah, eritrosit adalah sebutan lain dari sel darah merah. Bagian ini berbentuk bulat dan pipih dan berdiameter sekitar 7-8 mikrometer.
Eritrosit diproduksi di sumsum tulang dan memiliki siklus hidup yang relatif singkat, yakni sekitar 120 hari.
Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengikat oksigen dan memberikan warna merah pada darah.
Sel ini tidak memiliki inti dan organel lain. Hal ini lah yang membuatnya lebih efisien dalam menampung hemoglobin.
Selain itu, eritrosit punya peran yang krusial dalam mempertahankan keseimbangan gas dalam tubuh dan menjaga kesehatan jaringan.
Proses Pembentukan Eritrosit (Eritropoiesis)
Eritrosit diproduksi di sumsum tulang melalui proses yang disebut eritropoiesis. Proses ini diatur oleh hormon eritropoietin, yang diproduksi oleh ginjal sebagai respons terhadap penurunan kadar oksigen dalam darah. Eritropoiesis membutuhkan nutrisi seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan gangguan produksi eritrosit.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjaga asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk mendukung proses eritropoiesis yang sehat. Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi, vitamin B12, dan asam folat dapat membantu mencegah masalah terkait produksi sel darah merah.
Fungsi Eritrosit dalam Tubuh
Fungsi utama eritrosit dalam tubuh yaitu:
- Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh: Sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru untuk disalurkan ke seluruh jaringan tubuh.
- Membawa karbon dioksida keluar dari tubuh: Eritrosit mengangkut karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk kemudian dikeluarkan.
- Mengikat dan melepaskan oksigen secara efisien: Hemoglobin dalam sel darah merah berperan penting dalam mengikat oksigen saat bernapas dan melepaskannya saat jaringan membutuhkannya.
- Menjaga keseimbangan pH darah: Eritrosit membantu mempertahankan kestabilan pH dalam darah agar tetap seimbang.
- Berperan dalam metabolisme seluler: Sel darah merah turut mendukung proses metabolisme pada tingkat sel melalui distribusi gas yang dibutuhkan.
Jumlah Eritrosit Normal
Jumlah sel darah merah sangat bervariasi, tergantung pada sejumlah faktor. Mulai dari usia, jenis kelamin sampai kondisi kesehatan.
Akan tetapi, jumlah eritrosit normal berkisar antara 4,5 hingga 6,0 juta sel per mikroliter darah untuk pria, dan sekitar 4,0 hingga 5,5 juta sel per mikroliter darah untuk wanita.
Nah, pemeriksaan jumlah eritrosit dilakukan melalui tes darah rutin. Pemeriksaan ini juga menjadi salah satu indikator kesehatan secara umum.
Fakta Unik Tentang Eritrosit
Setiap eritrosit mengandung sekitar 270 juta molekul hemoglobin, dan setiap molekul hemoglobin dapat mengikat hingga empat molekul oksigen. Artinya, satu sel darah merah dapat membawa lebih dari satu miliar molekul oksigen.
Faktor yang Memengaruhi Jumlah Eritrosit pada Manusia
Lantas, faktor apa saja yang bisa memengaruhi jumlah eritrosit dalam tubuh?
Nah, berikut sejumlah faktor yang bisa memengaruhi jumlah sel darah merah:
- Kekurangan zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
- Mengidap penyakit tertentu, seperti anemia, leukemia, dan gangguan hati.
- Aktivitas fisik yang intens dapat meningkatkan jumlah eritrosit sebagai respons terhadap kebutuhan oksigen yang lebih tinggi.
- Ketinggian yang lebih tinggi dapat merangsang produksi eritrosit untuk mengimbangi kadar oksigen yang lebih rendah.
- Kondisi hormonal, sebab hormon seperti eritropoietin (EPO) memainkan peran penting dalam produksi eritrosit di sumsum tulang.
Ketahui berbagai hal seputar Darah – Fungsi, Golongan, Informasi Lengkapnya berikut ini.
Kelainan pada Eritrosit dan Gangguan yang Mungkin Terjadi
Berbagai kelainan dapat memengaruhi eritrosit, baik dari segi jumlah maupun bentuk. Kelainan ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
Beberapa gangguan umum terkait eritrosit meliputi:
1. Anemia: kekurangan eritrosit
Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan zat besi, perdarahan, penyakit kronis, atau kelainan genetik. Gejala anemia meliputi kelelahan, pucat, sesak napas, dan pusing.
Kamu mengalami anemia? Ini Rekomendasi Obat Anemia yang Ampuh di Apotek.
2. Polisitemia: Kelebihan Eritrosit
Polisitemia adalah kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah merah. Jumag eritrosit tinggi dapat menyebabkan darah menjadi lebih kental, meningkatkan risiko pembekuan darah dan masalah kesehatan lainnya. Polisitemia vera adalah jenis polisitemia yang disebabkan oleh kelainan pada sumsum tulang.
3. Penyakit sel sabit: bentuk eritrosit abnormal
Penyakit sel sabit adalah kelainan genetik yang menyebabkan eritrosit berbentuk seperti bulan sabit. Sel-sel sabit ini kaku dan mudah pecah, serta dapat menyumbat pembuluh darah, menyebabkan nyeri dan kerusakan organ.
4. Thalassemia: gangguan produksi hemoglobin
Thalassemia adalah kelompok kelainan genetik yang memengaruhi produksi hemoglobin. Kondisi ini dapat menyebabkan anemia ringan hingga berat, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan thalassemia.
Gejala Gangguan pada Eritrosit
Gangguan pada sel darah merah tentu bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya.
Beberapa gejala umum yang mungkin terjadi, antara lain:
- Berkurangnya oksigen ke seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan yang berkepanjangan.
- Kulit dan selaput lendir menjadi pucat.
- Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kesulitan bernapas, terutama saat beraktivitas.
- Rendahnya oksigen yang mencapai otak dapat memicu sakit kepala.
- Jantung berdebar karena tubuh berusaha meningkatkan pasokan oksigen.
Nah, berikut 3 Kelainan Darah yang Berhubungan dengan Sel Darah Merah untuk kamu waspadai.
Cara Mengatasi Gangguan pada Eritrosit
Pengobatan gangguan sel darah merah juga beragam, tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan, yaitu:
- Memenuhi asupan gizi, termasuk zat besi, vitamin B12, dan asam folat melalui makanan atau suplemen.
- Mengobati kondisi medis yang menyebabkan gangguan, seperti anemia atau penyakit kronis lainnya.
- Dalam kasus yang parah, transfusi darah mungkin diperlukan untuk memulihkan kadar eritrosit dan hemoglobin yang normal.
- Pada beberapa kondisi medis, terutama penyakit ginjal kronis, pengobatan dengan eritropoietin dapat direkomendasikan. EPO adalah hormon yang merangsang produksi eritrosit di sumsum tulang, membantu meningkatkan jumlah sel darah merah.
- Rutin melakukan olahraga ringan untuk meningkatkan kesehatan peredaran darah dan merangsang produksi eritrosit, terutama bagi individu yang kurang aktif.
- Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat mempengaruhi produksi eritrosit dan mengganggu kualitas darah. Maka dari itu, kebiasaan ini harus dihentikan.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memantau jumlah eritrosit.
Apa Kata Riset?
Penelitian yang terbit di PLOS One menjelaskan bahwa sel darah merah yang mengalami proses glikasi, yaitu ketika gula menempel pada sel, akan mengalami stres oksidatif.
- Kondisi ini bisa menyebabkan masalah pada pembuluh darah, terutama bagi pengidap diabetes.
- Stres oksidatif bisa merusak struktur dan fungsi sel darah merah, sehingga pada akhirnya memengaruhi cara kerja pembuluh darah dalam tubuh.
- Proses glikasi ini sangat berpengaruh terhadap hemoglobin, protein dalam darah yang mengangkut oksigen. Sebab, hemoglobin punya peran penting dalam fungsi normal sel darah merah.
Pencegahan Gangguan Eritrosit
Beberapa gangguan eritrosit dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut:
- Konsumsi makanan sehat: Pastikan kamu mendapatkan cukup zat besi, vitamin B12, dan folat dalam makanan kamu.
- Hindari merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko eritrositosis.
- Minum cukup air: Dehidrasi dapat menyebabkan eritrositosis.
- Rutin periksa kesehatan: Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi gangguan eritrosit sejak dini.
Menurut WHO, menjaga pola makan seimbang dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pada sel darah merah.
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala gangguan eritrosit, seperti kelelahan yang parah, sesak napas, pusing, atau kulit pucat. Diagnosis dan pengobatan dini dapat membantu mencegah komplikasi serius.
Kesimpulan
Eritrosit adalah komponen penting dalam darah yang berperan vital dalam transportasi oksigen. Menjaga jumlah dan fungsi eritrosit yang optimal sangat penting untuk kesehatan. Jika kamu mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Itulah informasi seputar sel darah merah atau eritrosit. Jika punya pertanyaan lain seputar gangguan sel darah merah, jangan ragu menghubungi dokter spesialis penyakit dalam di Halodoc.
Mereka bisa memberikan informasi yang lebih dalam sekaligus meresepkan obat.
Yuk, temukan juga beragam obat, suplemen, dan produk perawatan kulit lainnya di Toko Kesehatan Halodoc. Produk kesehatannya 100% asli dan tepercaya. Tak perlu keluar rumah, produk diantar dalam waktu 1 jam.
Tunggu apa lagi? Pakai Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Red Blood Cells: Function, Role & Importance.
Healthdirect. Diakses pada 2025. Red blood cells.
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Anemia.
PLOS One. Diakses pada 2025. Enhanced oxidative stress and damage in glycated erythrocytes.
FAQ
1. Eritrosit normalnya berapa?
Jumlah eritrosit normal pada pria berkisar antara 4.7 hingga 6.1 juta sel per mikroliter darah, dan pada wanita antara 4.2 hingga 5.4 juta sel per mikroliter darah.
2. Eritrosit tinggi artinya apa?
Eritrosit tinggi, atau polisitemia bisa menandakan dehidrasi. Kondisi ini juga bisa menjadi tanda gangguan pada sumsum tulang yang menyebabkan produksi sel darah merah berlebihan.
Penyebab lainnya bisa juga karena penyakit paru-paru atau jantungyang membuat tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah untuk mengkompensasi kekurangan oksigen.
3. Eritrosit rendah menyebabkan apa?
Eritrosit rendah, atau anemia, bisa menyebabkan kelelahan, pucat, sesak napas, dan kelemahan karena kurangnya oksigen yang dibawa ke seluruh tubuh.
4. Apa yang harus dilakukan jika eritrosit rendah?
Jika eritrositmu rendah, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan penyebabnya.
Pengobatan yang dokter rekomendasikan umumnya konsumsi suplemen zat besi atau vitamin, perubahan diet, atau pengobatan lainnya tergantung pada penyebabnya.


