• Beranda
  • /
  • Artikel
  • /
  • Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater
  • Beranda
  • /
  • Artikel
  • /
  • Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater

Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater

Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc : 31 Januari 2022
Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Psikolog dan Psikiater

"Masih banyak orang yang bingung untuk membedakan psikolog dan psikiater. Memang tugas dari keduanya mirip, tapi ada perbedaan yang signifikan yang perlu diketahui banyak orang. Dengan begitu, kamu tahu harus pergi ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan."



Halodoc, Jakarta - Saat seseorang mengalami gangguan mental, banyak yang meminta mereka untuk menemui psikolog atau psikiater. Namun, tahukah kamu bahwa ada perbedaan antara psikolog dan psikiater yang perlu kamu tahu. Meskipun kedua profesi ini berkaitan dengan kesehatan mental, tetapi ada perbedaan mendasarnya. Supaya kamu lebih paham lagi bedanya psikolog dan psikiater, simak penjelasannya berikut ini!

Apa itu Psikolog?

Pertama-tama, untuk menjadi seorang psikolog, kamu harus mengenyam pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi. Setelah itu, kamu harus melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu program profesi untuk mempelajari secara langsung dan mempraktikan kerja psikolog. Bidang pekerjaan psikologi yang paling dekat dengan psikiater adalah psikologi klinik.

Pada bidang ini, psikolog menangani kasus-kasus kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pasien, dan melakukan psikoterapi sebagai bentuk penanganannya. Itu sebabnya, psikolog berkompeten untuk melakukan beberapa tes psikologi yang kemudian hasilnya diinterpretasikan sebagai jawaban dari masalah yang dialami oleh pasiennya.

Beberapa tes yang bisa dilakukan oleh seorang psikolog antara lain tes IQ, minat bakat, tes kepribadian dan lain sebagainya. Sayangnya, psikolog tidak bisa meresepkan obat-obatan, karena dalam menangani kasus kejiwaan mereka berfokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi pasien.

Lantas, Apa Bedanya dengan Psikiater?

Berbeda dengan psikolog, seseorang yang ingin menjadi psikiater harus menyelesaikan pendidikan kedokteran dan mengambil spesialisasi kejiwaan. Pasalnya psikiater adalah spesialisasi dari ilmu kedokteran. Usai mendapatkan sarjana dokter umum, dibutuhkan waktu selama empat tahun untuk menjalani residensi yang dikhususkan dalam bidang psikiatri. Setelah lulus masa residensi, nantinya psikiater bergelar dokter dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa).

Sebagai dokter ahli psikiatri, seorang psikiater mengetahui segala hal tentang diagnosis dan perawatan yang bisa dilakukan untuk setiap kondisi psikologis setiap pasien yang cenderung rumit, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.

Di banyak negara, psikiater adalah pekerjaan legal dan klinis sehingga ia bertanggung jawab atas keseluruhan perawatan kesehatan mental pasien. Itu sebabnya psikiater diperbolehkan dan bertanggung jawab untuk mendiagnosis gangguan mental seorang pasien dan menentukan pengobatan yang dilakukan. Hal ini karena keahlian mereka difokuskan pada ketidakseimbangan kimia di dalam otak manusia. Oleh sebabnya, psikiater bisa memberikan resep dan terapi obat-obatan (farmakoterapi), terapi stimulasi otak, pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai dengan kebutuhan para pasien.

Jika Mengalami Masalah Terkait Gangguan Mental, Ke Mana Harus Pergi?

Jika suatu hari kamu mengeluhkan terkait gangguan kesehatan mental seperti karena depresi atau gangguan kecemasan, sebaiknya tidak langsung menemui psikolog atau psikiater. Ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter umum, karena setelah itu dokter umum melakukan diagnosis awal terkait kondisi-kondisi yang dibutuhkan. Dokter umum juga bisa memberikan rekomendasi psikiater atau psikolog tergantung kondisi yang dialami. 

Bahkan, karena keduanya berasal dari bidang yang sama, maka keduanya juga bisa bekerja sama dalam upaya penanganan, pencegahan, diagnosis, dan pemberian terapi. Psikolog melakukan terapi kepada pasien setiap minggu untuk konseling psikososial. Sementara psikiater melakukan terapi kepada pasien setiap minggu atau bulanan untuk psikoterapi ataupun psikofarmakologi tergantung dari masalah yang dialami. 

Jika Anda mengalami gangguan mental, Anda sebetulnya tidak perlu malu untuk mencari bantuan. Seperti hal yang penyakit fisik, penyakit kejiwaan juga memerlukan penanganan tepat untuk meningkatkan taraf hidupmu. Jika kamu merasakan gangguan mental yang cukup mengganggu aktivitas harian, maka sudah saatnya kamu memeriksakan diri atau memeriksakan diri kepada psikolog. Kini kamu bisa buat janji dengan psikolog di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu melalui Halodoc. Praktis, bukan? Kamu juga bisa download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!